Wali Murid Keluhkan Sistem Zonasi PPDB di Surabaya

Sejumlah wali murid di Surabaya memprotes sistem zonasi yang banyak menimbulkan masalah.
Salah seorang Wali murid, Agus Bramantyo yang mempertanyakan sistem zonasi di kantor Dispendik Surabaya, Selasa 18 Juli 2019. (Foto: tagar/Ihwan Fajar)

Surabaya - Sejumlah wali murid di Surabaya mengeluhkan transparansi sistem zonasi umum saat Pendaftaran Peserta Didik Baru (PPDB).

Banyak Wali murid datang ke Dinas Pendidikan (Dispendik) Surabaya untuk mempertanyakan nama anaknya yang tidak terdaftar dalam sistem sekolah, padahal rumah dengan sekolah terbilang cukup dekat.

Seperti yang di alami Agus Bramantyo. Ia datang ke Dispendik Surabaya karena mempertanyakan nama anaknya yang tidak ada dalam daftar pendaftar di SMP 39 Surabaya. Padahal, kata dia, jarak antara sekolah dengan kediamannya tidak lebih dari satu Kilometer (KM).

"Kalau ada jaraknya yang lebih jauh, ya mestinya anak saya bisa masuk. Kalau yang daftar jaraknya lebih dekat semua, ya sudah saya legowo saja," ungkapnya kepada Tagar di kantor Dispendik Surabaya Jalan Jagir Wonokromo, Surabaya, Selasa 18 Juni 2019.

Di list-nya sekolah itu tidak tertampilkan, padahal di situ ada nama siswa yang jarak dari rumah dengan sekolah SMP 39 ada yang lebih jauh," imbuhnya.

Setelah dicek, ternyata ada masalah server Dispendik yang tidak bisa memberikan informasi secara realtime.

SurabayaOrang tua siswa yang mendatangi Dispendik Surabaya mempertanyakan sistem Zonasi PPDB yang menurut mereka banyak masalah, Selasa 18 juni 2019. (Foto: Tagar/Ihwan Fajar)

"Setelah minta kepastian dan dicek ternyata datanya (anak) ini valid. Katanya tadi memang servernya tidak bisa update Realtime. Jadi ada tadi disuruh cek lagi malam," ungkapnya.

Hal senada disampaikan wali murid lainnya, Feri Allow. Ia mempertanyakan adanya siswa lain yang jarak rumahnya dengan sekolah lebih jauh dibandingkan anaknya tetapi masuk dalam daftar. Sementara anaknya tidak ada dalam daftar.

"Ada (siswa) yang jaraknya cuma 800 meter (dari sekolah) tapi tersingkir sama siswa yang domisilinya lebih jauh dari sekolah," ungkapnya.

Ia mengaku mendaftarkan anaknya di SMPN  46 Surabaya karena alasan lebih dekat dengan rumahnya.

Sementara itu, Sekretaris Dispendik Surabaya Aston Tambunan enggan mengomentari terkait keluhan wali murid yang mengeluhkan soal sistem zonasi PPDB.

Meski demikian, ia mengakui ada sedikit masalah terkait server PPDB. "Ini sementara dicarikan solusinya,"pungkasnya. []

Berita terkait:

Berita terkait
0
Sejarah Ulang Tahun Jakarta yang Diperingati Setiap 22 Juni
Dalam sejarah Hari Ulang Tahun Jakarta 2022 jatuh pada Rabu, 22 Juni 2022. Tahun ini, Jakarta berusia 495 tahun. Simak sejarah singkatnya.