Bandung - Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Jawa Barat menilai upaya penanaman pohon oleh pemerintah setempat sebagai langkah sia-sia. Jika tidak ada pemahaman ke masyarakat tentang bagaimana merawat pohon yang telah ditanam.
"Saya belum bisa mengatakan gerakan tanam pohon di lahan kritis yang dilakukan Gubernur Jawa Barat itu tepat atau tidak. Namun perlu diingat, jika tidak disertai tata cara bagaimana cara perawatannya ya tidak akan menjadi apa-apa,” kata Manajer Advokasi Walhi Jawa Barat, Wahyudin Iwang kepada Tagar di Bandung, Selasa, 10 Desember 2019.
Penilaian Walhi tersebut bercermin dari gerakan-gerakan penanaman pohon yang dilakukan di daerah lain yang kurang memberi manfaat ke masyarakat. Sebab gerakan tersebut tak lebih seremoni lantaran tanpa disertai dengan tata cara perawatan.
Terlebih salah satu sasaran gerakan menanam pohon yang diprakarsai Gubernur Ridwan Kamil adalah upaya pemulihan lahan kritis di sepanjang daerah aliran sungai (DAS) Citarum. Termasuk di Kawasan Bandung Utara (KBU)
“Apakah yang sudah dilakukan sudah tepat?. Memang, upaya itu bagian dari hal yang positif. Tapi belum tentu hal tersebut dianggap mampu menjawab terhadap pemulihan DAS Citarum atau KBU,” jelasnya.
Bagi Wahyudin, persoalan lingkungan di DAS Citarum maupun lahan kritis di KBU sangat kompleks. Mulai dari akibat perubahan fungsi kawasan KBU, maraknya bangunan di bantaran sungai, pencemaran limbah industri, pembuangan sampah. Persoalan itu masih belum bisa diatasi pemerintah secara serius.
Namun perlu diingat, jika tidak disertai tata cara bagaimana cara perawatannya ya tidak akan menjadi apa-apa.
“Bicara pemulihan DAS dan lahan kritis itu bukan urusan yang mudah dan sederhana, tidak mudah hanya sekedar dengan upaya gerakan menanam pohon. Meski inisiatifnya positif tetapi gerakan itu tidak bisa diukur dengan capaian yang diharapkan bersama,” jelas dia.
Seharusnya yang dilakukan Ridwan Kamil adalah menindak tegas pelaku perusakan lingkungan. Para pelaku ini mulai dari pelanggar izin bangunan, industri pencemar lingkungan. Termasuk masyarakat atau siapapun yang membuang sampah dan limbah ke sungai.
“Selain itu, pemerintah harus mulai menegaskan ke setiap kepala desa untuk merencanakan pemulihan DAS berbasis desa,” katanya.
Gubernur Ridwal juga harus mulai mendata daerah mana yang perlu segera dipulihkan. Selanjutnya berkolaborasi dengan masyarakat setempat dan pemerintah di tingkat desa.
“Saya lebih suka pemulihan mulai dari desa. Dimulai dari perencanaannya, dimulai dari DAS yang ada di desa masing-masing, tidak terkecuali dalam hal ini di wilayah Cimeyan,” ujar dia.
Warga Desa Cimenyan, Encep Nandang berharap bantuan pohon untuk ditanam di lahan kritis sebaiknya diberikan langsung kepada warga melibatkan pengurus RT dan RW.
Menurut Encep, lahan yang menjadi lokasi penanaman pohon oleh Ridwan Kamil, khususnya di blok Caringin Tilu, Desa Cimenyan, sebagian besar merupakan lahan milik pribadi yang bukan berasal dari Cimenyan
“Kalau punya masyarakat pribadi bagus juga. Tapi kendalanya, yang punya orang-orang kaya yang bukan orang sini,” ucap dia.
Terlepas itu, Encep menyambut baik gerakan penanaman pohon tersebut. Sebab dapat mencegah bencana alam, seperti tanah longsor dan banjir di sekitar Kota Bandung.
“Saya akan berkomitmen untuk lebih terlibat dalam mengawasi area lahan yang sudah ditanami,” tegas dia.
Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil melakukan seremoni gerakan menanam 17.150 pohon di blok Caringin Tilu, Cimenyan, Senin, 9 Desember 2019. Wilayah itu menjadi salah satu area di KBU yang diproyeksikan segara dipulihkan.
Penanaman pohon bagian dari gerakan nasional penanaman pohon di lahan kritis Jawa Barat sebanyak 25 juta pohon di 2020.
“Gerakan nasional menanam pohon ini akan lebih masif lagi di 2020. Jadi, kalau tidak ada halangan, awal tahun depan kami akan mencanangkan 25 juta pohon dan kami mulai dulu di KBU,” kata Kang Emil, sapaan Ridwan Kamil. []
Baca juga:
- YouTuber Motori Donasi Kampanye Tanam Pohon
- Polisi Amankan Penebang Liar di Sumenep
- Penebangan Hutan, Habitat Harimau di Aceh Terganggu