Upaya Kemen PPPA Maksimalkan Peranan Perempuan Indonesia

Berbagai upaya dilakukan Kementerian PPPA dalam memaksimalkan peranan perempuan di Indonesia agar mampu bersaing dan berkarakter kuat.
Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Anak Bintang Puspayoga (Foto:Tagar/kemenpppa.go.id)

Jakarta - Berbagai upaya dilakukan Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) dalam memaksimalkan peranan perempuan di Indonesia. Agar mampu turut terlibat dalam pembangunan serta memiliki karakter kuat dan kualitas daya saing. 

"Dahulu para muda-mudi merebut kemerdekaan dari penjajah tanpa pamrih, maju di garda terdepan penuh dengan percaya diri dan hanya tekad merdeka atau mati. Hal tersebut bukan hanya slogan, namun telah bergelora di dalam hati," ungkap Sumartini Tjokrodimulyo, salah satu perempuan pejuang Indonesia yang kini berusia 92 tahun. 

Ia menceritakan pengalamannya saat ikut terlibat peristiwa Bandung Lautan Api. Sumartini dengan lancar menceritakan pengalaman masa lalunya, saat Menteri PPPA, Bintang Puspayoga mengunjungi kediamannya untuk bersilaturahmi. 

Kunjungan tersebut merupakan rangkaian dari Peringatan Hari Ibu (PHI) ke-92 Tahun 2020. Menteri Bintang menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan wujud sinergi bersama antara Kemen PPPA dengan organisasi perempuan, dan dunia usaha untuk memberikan perhatian bagi para pejuang perempuan. Sesuai dengan hakikat makna Hari Ibu yang sesungguhnya, bahwa Hari Ibu bukan hanya sebagai mother’s day

Hari Ibu menurut Bintang Puspayoga adalah hari dimana masyarakat Indonesia mengapresiasi dan meneladani perjuangan kaum perempuan pada tahun 1928, tahun dimana Kongres Perempuan Pertama digelar dan menjadi dasar penetapan Hari Ibu.

"Hari Ibu merupakan peringatan momentum perjuangan pergerakan perempuan di Indonesia. Hari Ibu adalah hari bagi semua perempuan, hari kita semua. Perempuan pejuang kemerdekaan menjadi inspirasi bagi perempuan Indonesia. Apa yang kami berikan tentu tidak sebanding dengan kiprah dan pengorbanan para perempuan pejuang, sehingga kami saat ini bisa menikmati udara kemerdekaan. Sejak dahulu pun perempuan telah menjadi garda terdepan bangsa. Perjuangan perempuan pejuang kemerdekaan ini juga menjadi bukti dan motivasi bagi kita, agar tidak hanya menjadi penikmat pembangunan, namun juga bisa berkontribusi dalam pembangunan itu sendiri," ujar Menteri Bintang. 

Bentuk kepahlawanan perempuan masa kini tampak jelas di masa pandemi. Perempuan pun ikut maju di garda terdepan sebagai tenaga kesehatan. Meski mengemban tugas domestik dan harus meninggalkan keluarga, mereka rela mengabdi dan berkorban menyelamatkan nyawa. Sudah sepatutnya perempuan tenaga kesehatan menjadi salah satu sosok inspiratif yang ikut berjuang demi kemajuan bangsa.

"Tenaga kesehatan yang merupakan garda terdepan, telah menyumbangkan jasa yang luar biasa hingga tak dapat diungkapkan dengan kata-kata. Perjuangan ini nyatanya tidak terlepas dari peran perempuan. Berdasarkan keterangan dari Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanganan (GT-PP) Covid-19 pada April 2020 bahwa jumlah dokter laki-laki dan perempuan yang menangani Covid-19 rasionya seimbang. Peran perempuan dalam kehidupan sosial sehari-hari juga tidak dapat dikesampingkan, terutama dalam pencegahan dan penanganan Covid-19," kata Bintang. 

Peran Perempuan di Sektor Ekonomi 

Bentuk kontribusi nyata Kemen PPPA mendukung pemberdayaan perempuan diantaranya dengan upaya mewujudkan kesetaraan gender dalam dunia kerja. Sehingga perempuan yang bekerja bisa dipandang setara dengan status lelaki yang bekerja serta menggalakkan peran perempuan Indonesia dalam berwirausaha dan terlibat dalam Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM). Terlebih di masa pandemi yang masih membelenggu hingga hari ini. Sebagaimana diketahui hal tersebut memiliki banyak dampak salah satunya mematikan sektor perekonomian.  

BazarKementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Kemen PPPA) menggelar bazar virtual (Foto:Tagar/kemenpppa)

Perempuan seringkali mengalami beban ganda, stereotip, dan bias gender yang menghambat mereka meraih peluang secara ekonomi, hal ini disebabkan tidak hanya oleh faktor eksternal, seperti lingkungan kerja, tapi juga dari dalam diri perempuan sendiri yang merasa dilematis akibat kentalnya budaya partriarki di tengah masyarakat. 

Untuk mengatasi persoalan tersebut, Kemen PPPA telah mengeluarkan berbagai kebijakan yang telah diimplementasikan ke dalam berbagai program demi mewujudkan pengarusutamaan gender dan pembangunan yang berperspektif perempuan. Di antaranya yaitu Peraturan Menteri PPPA Nomor 5 Tahun 2015 tentang Penyediaan Sarana Kerja yang Responsif Gender dan Peduli Anak di Tempat Kerja; dan Peraturan Menteri PPPA Nomor 1 Tahun 2020 tentang Penyediaan Rumah Perlindungan Pekerja Perempuan di Tempat Kerja.

"Tanpa adanya komitmen dan kerja nyata dari dunia usaha, tentu pengarusutamaan gender di bidang ketenagakerjaan tidak akan tercapai," ujar Menteri Bintang.

Dalam memberikan dukungan dunia wirausaha, Kemen PPPA membangun sinergi khususnya dengan organisasi-organisasi yang membawahi para perempuan pengusaha dan meningkatkan kapasitas perempuan-perempuan Indonesia. 

Hal tersebut dilakukan melalui pengembangan model industri rumahan dan peningkatan kapasitas bagi perempuan pelaku usaha. Menteri Bintang juga mengajak kita semua untuk bersama-sama membangun suatu sistem yang ramah bagi perempuan. 

Tak berhenti sampai di situ. Metode pemasaran yang saat ini semakin condong ke dunia digital pun menjadi bahan perhatian untuk disosialisasikan kepada setiap pekerja perempuan. Agar tak ketinggalan dan mampu bersaing di dunia pasar manapun. 

Keterhubungan antara perempuan dan teknologi digital terutama di bidang pasar digital atau e-commerce juga dibenarkan oleh Head of Mom and Baby Home Living Category Tokopedia, Najunda Jusuf. 

"Kami terus melakukan upaya untuk mendukung pemberdayaan perempuan dan ketahanan keluarga di pasar digital dengan menyelenggarakan banyak webinar untuk perempuan. Kami melihat saat ini peran perempuan dalam ekonomi atau bisnis sudah mulai meningkat terutama di industri teknologi," ungkap Najunda Jusuf.

Salah satu wujud pengimplementasian hal tersebut dari Kemen PPPA adalah pelaksanaan bazar virtual pada 15 Desember 2020 belum lama ini. 

"Saya mengajak seluruh masyarakat mendukung mimpi para perempuan hebat ini dengan cara membeli produk-produk UMKM perempuan secara berkelanjutan. Dengan demikian, Anda telah membantu meningkatkan kualitas hidup perempuan untuk mencapai cita-cita yang mereka dambakan," kata Bintang Puspayoga. 

Bazar Virtual tersebut merupakan solusi terhadap permasalahan UMKM yang muncul akibat pandemi Covid-19. Kegiatan ini memberikan ruang bagi UMKM perempuan di Indonesia untuk memasarkan produknya dengan jangkauan pasar yang lebih luas, karena dipasarkan melalui online

Kemen PPPA Membangun Karakter Perempuan Indonesia

Kemudian selain sektor perekonomian, sisi lain yang menjadi salah satu domain Kemen PPPA adalah membangun karakter kuat perempuan Indonesia sedari dini. Salah satunya adalah dengan berupaya menghentikan praktek-praktek pernikahan dini yang masih saja di temui sampai saat ini. 

Untuk mengatasi hal tersebut Kemen PPPA menginginkan segera dilakukan rekayasa budaya. Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA) Periode 2004-2009, Meutia Hatta sekaligus Pembina Yayasan Mitra Daya Setara (MDS) mengungkapkan dibalik berbagai upaya pemerintah dalam meningkatkan program pemberdayaan perempuan, perkawinan anak masih menjadi tantangan besar yang dihadapi bangsa ini.

"Rekayasa budaya harus diawali dari sini dan selanjutnya harus menjadi bagian dari pembangunan karakter bangsa Indonesia, serta pembangunan kebudayaan nasional dalam kehidupan berbangsa dan bernegara untuk menghasilkan manusia Indonesia yang unggul," tegas Meutia dalam Webinar ‘Pendekatan Budaya dalam Mencegah Perkawinan Anak’ yang diselenggarakan sebagai rangkaian Peringatan Hari Ibu (PHI) Ke-92 Tahun 2020 yang mengangkat tema ‘Perempuan Berdaya, Indonesia Maju’.

Di samping itu, Menteri PPPA, Bintang Puspayoga menjelaskan bahwa praktik perkawinan anak seringkali dilakukan di dalam keluarga dan masyarakat karena dianggap solusi dan membawa kebaikan bagi perempuan di kehidupannya. 

"Padahal perkawinan anak merupakan masalah sosial yang masif dan memasuki tahap darurat. Semua tradisi, adat, dan budaya memang memiliki makna dan maksud yang baik. Namun, dengan perkembangan yang ada, baik secara sosial, budaya, dan ilmu pengetahuan, kita harus menyesuaikan pola hidup, pola perilaku, dan pola pikir dengan perkembangan zaman, tentunya dengan tidak meninggalkan kebaikan dan makna dari tradisi tersebut. Dengan begitu, identitas kita akan tetap terjaga dan tidak melanggar moralitas. Berbagai konstruksi sosial yang merugikan perempuan dan anak dalam bentuk apapun harus dihapuskan," ungkap Menteri Bintang. [Adv]

Baca juga:


Berita terkait
Kementerian PPPA: Waspada Kekerasan Berbasis Gender
Kemen PPPA mengimbau agar setiap pihak waspada terhadap Kekerasan Berbasis Gender (KBG) di masa pandemik.
Kemen PPPA Gelar Bazar Virtual Dukung Perempuan Berwirausaha
Bazar Virtual Peringatan Hari Ibu (PHI) Ke-92 Tahun 2020 digelar sebagai wujud dukungan Kemen PPPA terhadap perempuan pelaku wirausaha.
Kemen PPPA Luncurkan Panduan Perlindungan Hak Perempuan
Kemen PPPA UNFPA Indonesia, dan UN Women meluncurkan Panduan Perlindungan Hak Perempuan dari Diskriminasi dan KGB dalam situasi pandemi.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.