Singkil - Ulama Aceh Singkil Ustaz Roesman Hasymi menyayangkan pernyataan Menteri Agama Fachrul Razi terkait wacana pelarangan penggunaan niqab atau cadar pada wanita muslim Indonesia untuk masuk ke instansi milik pemerintah.
Menurutnya Menteri Agama Fachrul Razi harusnya lebih bijak menyikapi persoalan yang memantik pro dan kontra anak bangsa, walau statemen itu hanya sekadar wacana belaka.
"Sebenarnya hal yang lebih patut disampaikan oleh Pak Menteri Agama Fachrul Razi, lebih utama, yakni bagaimana penyelesaian konflik antar umat beragama yang mungkin masih melekat dan bagaimana membangun toleransi antar umat beragama yang berbineka tunggal ika," kata Ustaz Roesman Hasymi, salah seorang ulama di Aceh Singkil, Jumat 1 November 2019.
Menurut Roesman, dalam rangka membuat bangsa ini tetap kokoh, yang paling penting sebenarnya adalah bagaimana pengamalan ajaran sila pertama Pancasila.
"Jadi terkait wacana pelarangan cadar kepada wanita muslim dan pelarangan penggunaan celana cingkrang, tentu pemerintah harus kembali mendengar aspirasi dan pikiran para ulama, agar tidak terdorong dengan arus kebijakan yang mengandung kontroversial," terangnya.
Dia menyebut, alangkah lebih bijak memperhatikan persoalan yang mengancam kedaulatan dan persatuan bangsa, seperti memerangi terorisme atau pun pemberontakan-pemberontakan yang selalu menjadi persoalan bangsa.
"Tingkat pemahaman, penalaran, dan intelektual lintas pejabat tinggi dengan rakyat sangat jauh berbeda," jelas dia.
Terkait adanya insiden penikaman terhadap mantan Menko Polhukam Wiranto beberapa waktu lalu, menurut dia, semua masyarakat tahu itu terjadi karena sebuah kelalaian.
Ayo pemerintah ajak ulama-ulama diskusi, minta saran yang baik kepada ulama dalam konteks kenegaraan
"Artinya, kita tidak mengkambinghitamkan siapa-siapa, namun itulah kenyataannya. Mari kita introspeksi diri," kata mantan anggota DPR Aceh Selatan era 90-an itu.
Dia mengingatkan, agar elite negara jangan mengusik pikiran-pikiran, dan sebaliknya pemerintah mulai dari presiden, wakil presiden dan seluruh pejabat negara agar lebih menerapkan lagi pengamalan Pancasila.
Mulai saat ini, kata Roesman, bagaimana meningkatkan wawasan kebangsaan, merawat bangsa, karena republik ini merdeka bukan satu dua dekade tapi sudah 74 tahun. Tentu perjalanan beberapa dekade mengisi kemerdekaan, banyak pengalaman-pengalaman bangsa.
"Misal, kenapa seseorang bisa menjadi ekstrim, nah barangkali karena itu belum mendalami wawasan kebangsaan dan pengorbanan jasa para pahlawan di masa silam. Jadi, sangat perlu memasukkan kembali materi pokok wawasan kebangsaan atau materi soal kebangsaan," katanya.
Kepada masyarakat dia berharap agar bersabar menyikapi dan mengatasi wacana pelarangan cadar dan celana cingkrang, seperti dengan lebih mengedepankan forum diskusi dan muzakarah.
Kemudian pemerintah juga diharapkan tidak mengabaikan aspirasi ulama, patuh dengan ulama, dan tidak memandang sebelah mata ulama.
"Perlu kita tekankan kembali para ulama adalah wirasatul ambiya, yakni pewaris para nabi. Mari kita kembali ke eksistensi ulama itu masing-masing. Ayo pemerintah ajak ulama-ulama diskusi, minta saran yang baik kepada ulama dalam konteks kenegaraan. Bila perlu semua ormas dikumpulkan untuk berdiskusi, hilangkan ego sektoral dan arogansi dalam memimpin bangsa ini," imbuhnya.
Sebelumnya, Menteri Agama Fachrul Razi mengatakan, berencana melarang penggunaan niqab atau cadar untuk masuk ke instansi milik pemerintah.
Hal itu ia katakan, karena alasan keamanan pasca insiden penusukan mantan Menko Polhukam Wiranto pada Kamis 10 Oktober 2019 lalu di Pandeglang, Banten.
Fachrul mengatakan rencana itu, masih dalam pengkajian. Namun aturan itu sangat mungkin direkomendasikan Kementerian Agama atas dasar alasan keamanan.[]