Turki Mulai Merasakan Tekanan Sebagai Negara Penampung Pengungsi Terbesar di Dunia

Banyak pengungsi Suriah yang melarikan diri ke Turki tidak saja kehilangan rumah dan negara mereka
FILE - Pengungsi Suriah menghangatkan diri di depan api dengan tenda yang didirikan di ruang pasar umum di Distrik Islahiye Gaziantep, Turki selatan (Foto: voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id – Istanbul, Turki - Turki menampung lebih banyak pengungsi dibanding negara mana pun di dunia, termasuk lebih dari tiga juta warga Suriah yang melarikan diri dari perang saudara. Dorian Jones melaporkannya untuk VOA.

Presiden Turki yang baru terpilih kembali, Recep Tayyip Erdogan, mendukung kebijakan untuk tetap menerima jutaan pengungsi – terutama warga Suriah – dan mengizinkan mereka tinggal, meskipun ada peningkatan tentangan publik.

Banyak pengungsi Suriah yang melarikan diri ke Turki tidak saja kehilangan rumah dan negara mereka. Semir, yang berusia 18 tahun dan hanya ingin diidentifikasi dengan nama depannya, kehilangan orang tua dan empat saudara kandungnya dalam perang saudara di Suriah. Ia juga kehilangan kakinya. Tetapi ia berharap masih dapat berjalan lagi.

“Alhamdulillah mereka banyak membantu saya. Semuanya jadi baik-baik saja. Saya ingin melatih sedikit anggota badan, dan dengan kemajuan, ini akan menjadi protesis baru. Saya akan mulai berjalan lagi, selangkah demi selangkah,” harapnya.

Pengungsi Suriah, Maya Meri, 8 tahunIlustrasi - Pengungsi Suriah, Maya Meri, 8 tahun, menunggu di pusat kaki prostetik di Istanbul, Turki (Foto: voaindonesia.com/Reuters)

Ribuan Kaki Palsu Bagi Pengungsi

Pusat prostetik ortotik Istanbul didirikan oleh Yayasan Bantuan Kemanusiaan Turki dan Asosiasi Dokter Internasional. Badan ini membuat dan memasang kaki palsu (prosthesis) untuk penyandang disabilitas. Mereka menggunakan teknologi canggih yang diawasi langsung oleh Dr. Yasar Tatar.

“Ada banyak orang yang diamputasi dan kehilangan banyak anggota tubuhnya, terutama di Suriah. Luka bakar akibat bom barel juga menjadi tantangan terbesar bagi kami. Kami telah melayani 2.045 orang yang diamputasi dan membuat sekitar 4.000 kaki palsu. Ini adalah jumlah yang sangat besar. Hanya sedikit pusat prostetik di dunia yang dapat membuat begitu banyak kaki palsu dalam waktu sesingkat ini,” jelasnya.

Gempa bumi yang menelan banyak korban jiwa di Turki dan Suriah pada bulan Februari lalu, telah ikut menambah pekerjaan badan itu karena banyak orang kehilangan sebagian anggota tubuhnya.

Sentimen Anti-Pengungsi Meningkat

Turki menambung lebih dari tiga juta pengungsi Suriah, bersama dengan sejumlah besar pengungsi dari Irak dan Afghanistan.

Sentimen anti-pengungsi kini sedang meningkat, umumnya tercermin dalam graffiti.

Mustafa Ozbek di Yayasan Bantuan Kemanusiaan Turki mengatakan, “Kedatangan sejumlah besar pengungsi dapat memunculkan masalah sosial. Masalah ekonomi yang dihadapi Turki baru-baru ini dapat menambah masalah itu. Selain itu, dalam pemilu lalu ada sebagian politisi yang menghembus-hembuskan isu pengungsi.”

Saat pemilu presiden bulan Mei lalu, penantang Presiden Recep Tayyip Erdogan bertekad akan memulangkan jutaan pengungsi Suriah.

Banyak analis menilai kemenangan Erdogan menimbulkan rasa lega tidak saja di kalangan para pengungsi, tetapi juga Uni Eropa yang telah mengeluarkan anggaran bagi Turki untuk menampung para pengungsi ini.

Analis politik Serhat Guvenc mengatakan, “Uni Eropa bisa jadi merupakan pihak yang paling merasa lega ketika Erdoga terpilih kembali karena berarti kesepakatan soal pengungsi, yang merupakan isu sangat penting di kalangan pemimpin Uni Eropa, akan tetap berlaku dan beroperasi.”

Tetapi Erdogan, yang mungkin menyadari kegelisahan yang dirasakan warga Turki dengan keberadaan para pengungsi, kini berjanji akan meningkatkan pembangunan rumah di Suriah – yaitu di daerah-daerah yang berada di luar kendali pemerintah Bashar Al Assad – untuk memfasilitasi kembalinya satu juta warga Suriah. Namun masih harus dilihat berapa banyak pengungsi yang akan menerima tawaran itu. (em/jm)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Sekjen NATO Stoltenberg dan Presiden Turki Erdogan Bahas Permohonan Swedia Bergabung dengan NATO
“Swedia telah mengambil langkah-langkah konkret yang signifikan untuk menanggapi keprihatinan Turki”