PBB Sebut Jumlah Pengungsi Global Catat Rekor 110 Juta Orang

Jumlah itu kini naik menjadi 110 juta karena konflik delapan minggu di Sudan, yang menyebabkan 2 juta orang mengungsi
Sejumlah migran turun dari kapal di pelabuhan Sisilia, Catania, Italia, 12 April 2023. (Foto: voaindonesia.com/AP)

TAGAR.id, Jenewa, Swiss - PBB mengatakan jumlah orang di seluruh dunia yang terpaksa mengungsi mencatat rekor 110 juta.

Kepada wartawan di Jenewa, Swiss, Rabu, 14 Juni 2023, Komisaris Tinggi PBB untuk Pengungsi, Filippo Grandi, mengatakan bahwa 108,4 juta orang mengungsi akibat perang, penganiayaan atau pelanggaran hak asasi sampai pada akhir 2022, naik 19 juta orang. Grandi mengatakan invasi Rusia ke Ukraina, yang dimulai pada Februari 2022, menjadi alasan utama peningkatan rekor tersebut.

Jumlah itu kini naik menjadi 110 juta karena konflik delapan minggu di Sudan, yang menyebabkan 2 juta orang mengungsi.

pengungsi di sudanPengungsi di Sudan, Afrika (Foto: dw.com/id - JOK SOLOMUN/REUTERS)

Data tersebut tertuang dalam laporan tahunan UNHCR ( United Nations High Commissioner for Refugees - Komisioner Tinggi Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengungsi) tentang pemindahan paksa di seluruh dunia. Menurut Grandi, lebih dari 35 juta pengungsi telah melarikan diri ke tempat aman melintasi perbatasan internasional, sedangkan 62 juta lainnya mengungsi di dalam negeri. Jumlah orang yang tidak berkewarganegaraan atau kewarganegaraannya tidak jelas, kata Grandi, naik menjadi 4,4 juta pada 2022.

Ia menambahkan bahwa lebih banyak negara berpenghasilan rendah dan menengah yang menampung pengungsi daripada negara yang lebih kaya. Ia mencatat semakin banyak negara yang menolak pengungsi dan pencari suaka, tetapi menyambut baik dicapainya kesepakatan minggu lalu di antara 27 anggota Uni Eropa untuk berbagi tanggung jawab terhadap para migran dan pengungsi. (ka/ab)/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Isu Agamakah yang Jadi Latar Belakang Pengungsi Etnis Rohingya Myanmar?
Di Myanmar Rohingya bermukim bersama komunitas terbesar yaitu Rakhine yang mayoritas pemeluk agama Buddha