Rembang - Salah satu ikon kota Rembang, yakni Tugu Batik di bundaran Pasar Rembang, jadi sasaran aksi vandalisme orang tak dikenal. Aksi corat-coret menggunakan cat tersebut diduga dilakukan dalam sepekan terakhir.
Pantauan di lapangan, nampak di sekeliling bangunan tugu tersebut terdapat coretan yang bertuliskan nama media ternama, seperti Semarang TV dan Trans 7.
Menanggapi aksi tersebut, Kapolres Rembang AKBP Dolly A Primanto mengaku baru mengetahui adanya aksi mengotori sarana Tugu Batik. Ia pun segera menginstruksikan anggotanya untuk mengusut siapa pelaku aksi vandalisme yang menuliskan nama dua media massa dalam coretannya.
"Saya terima kasih atas informasi ini, saya akan segera menyuruh anggota saya untuk menyelidiki pelakunya. Nanti kalau sudah ada informasi lagi temen-temen media akan kami undang ke kantor," kata Dolly, Kamis, 2 Januari 2020.
Masyarakat juga harus peduli dengan pembangunan, khususnya di dalam kebersihan dan keindahan kota.
Karena dianggap mengganggu pemandangan, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Rembang akhirnya turun tangan. Plt Kepala DLH Dwi Wahyuni memerintahkan pegawainya menuju lokasi untuk membersihkan seluruh coretan yang ada pada badan Tugu Batik maupun bangunan di sekelilingnya.
"Ketika ada laporan dari masyarakat, kami langsung terjunkan petugas untuk membersihkan semuanya," kata dia.
Berdasarkan informasi yang didapat dari pegawainya, Wahyuni mengaku untuk membersihkan coretan tersebut membutuhkan tenaga yang cukup ekstra. Pasalnya, cat yang digunakan untuk corat-coret tergolong jenis cat dengan kualitas bagus.
"Tetapi sangat berat untuk membersihkan itu, kami kesulitan masalah pembersihan catnya, karena catnya saja harganya mahal, sehingga kualitas catnya bagus. Jadi perlu tenaga ekstra untuk membersihkan," jelasnya.
Selaku aparatur pemerintahan, Dwi dan jajarannya ingin memberikan pelayanan yang maksimal kepada masyarakat. Termasuk bagaimana merawat dan menjaga sarana prasarana publik yang dibiayai uang rakyat.
Hanya saja, tanpa ada kepedulian masyarakat untuk ikut menjaga lingkungan, pihak DHL tentu akan kesulitan untuk selalu mengawasi setiap sudut wilayah kota Rembang sendirian.
"Masyarakat juga harus peduli dengan pembangunan, khususnya di dalam kebersihan dan keindahan kota," tutur dia.
Taufik, salah satu pegawai DLH mengakui cukup kesulitan untuk menghapus coretan di Tugu Batik. Karena cat yang digunakan kualitasnya setara Mowilex.
Ia bersama empat rekannya harus menggunakan bahan kimia khusus untuk menghilangkan coretan itu. Dilanjutkan dengan mengecat ulang di bekas titik yang dicorat-coret.
"Kebetulan kami tadi sedang menanam tanaman di sekitar tugu. Langsung kami bersihkan. Ada dua macam warna yang dipakai untuk corat-coret, oranye dan hijau tua. Jumlahnya cukup banyak, karena mengitari tugu," terangnya.
Aksi vandalisme tersebut sempat viral dan jadi bahan pembicaraan warganet di beberapa grup media sosial. Tidak hanya Tugu Batik, aksi vandalisme juga menyasar salah satu tembok di jalan menuju masjid di Desa Tasikagung, Rembang. Tulisannya juga sama. []
Baca juga:
- Nisan Salib Dirusak, Polisi Sebut Aksi Vandalisme
- Viral, Instagramnya Diserbu, Pelaku Vandalisme Minta Maaf
- November Beroperasi, Jembatan Musi IV Palembang Dicorat-coret