Toko yang Jual Dekorasi Natal di Swiss Kembali Ramai Dikunjungi Pembeli

Natal tidak pernah datang terlalu cepat bagi Johann Wanner, pemasok terbesar dunia dekorasi Natal buatan tangan
Warga melihat melalui jendela toko Weihnachtshaus (Rumah Natal) Johann Wanner, produsen hiasan Natal buatan tangan terbesar di dunia, di Basel, Swiss, 6 Desember 2022. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Denis Balibouse)

TAGAR.id, Basel, Swiss - Sebuah toko pemasok berbagai dekorasi Natal di Swiss kembali ramai dikunjungi pembeli setelah sempat sepi akibat pandemi virus corona (Covid-19).

Natal tidak pernah datang terlalu cepat bagi Johann Wanner, pemasok terbesar dunia dekorasi Natal buatan tangan. Tokonya yang terletak di kota Basel, Swiss selalu menarik perhatian pembeli dari seluruh dunia.

Wanner, pemilik toko berusia 83 tahun mengatakan, "Saya kira bisnis kini cukup baik. Setelah sekian tahun tutup akibat pandemi, orang-orang kini siap keluar dan kembali berinvestasi pada dekorasi Natal. Ini merupakan sesuatu yang tidak perlu namun sesuatu yang paling penting. Saya kira orang-orang membutuhkannya. Saya membutuhkannya. Dan saya membutuhkan pelanggan saya. Mereka datang dan membantu saya mengelola toko selama 54 tahun. "

Toko tersebut mengirim berbagai dekorasi Natal ke perusahaan-perusahaan besar di New York, London, Paris, Roma, China dan Jepang. Pekan lalu, toko itu dikunjungi oleh 300 pengunjung.

hiasan natal tema covidHiasan Natal yang terinspirasi dari Covid-19 di toko Weihnachtshaus (Rumah Natal) milik Johann Wanner, produsen hiasan Natal buatan tangan terbesar di dunia, di Basel, Swiss, 6 Desember 2022. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Denis Balibouse)

Bisnis yang memperkerjakan puluhan staff di kota Basel ini berasal dari sebuah toko barang-barang antik di Kota Tua Basel. Di sana, penggemar dekorasi Natal akan mendapati berbagai souvenir dengan desain yang tidak biasanya, perhiasan tradisional dari perusahaan peniup kaca Eropa dan souvenir Swiss.

Seperti kebanyakan perusahaan lainnya, Wanner harus menaikkan harganya sekitar tiga hingga lima persen. Namun, hiasan Natal karya Wanner itu belum terdampak oleh krisis energi karena produksinya dimulai pada bulan Januari.

"Saya tidak tahu apa yang akan terjadi pada masa depan dan tentu saja, harganya…yah kita lihat saja. Namun saat ini, kami berada di sini merasa bahagia dengan orang-orang di sini dan kami tidak perduli apa yang akan terjadi. Yang kami tahu, kami pasti akan mampu menyelesaikan masalah, jelasnya.

Sandra Takai, seorang turis dari Philadelhia yang sedang berbelanja di toko dekorasi Natal tersebut mengatakan, ia akan menghabiskan sedikit lebih banyak uang untuk Natal tahun ini.

produsen hiasan natal
Johann Wanner, 83 tahun, produsen hiasan Natal buatan tangan terbesar di dunia, berpose di tokonya Weihnachtshaus (Rumah Natal), di Basel, Swiss, 6 Desember 2022. (Foto: voaindonesia.com/REUTERS/Denis Balibouse)

"Hidup ini singkat dan saya hanya ingin kebahagiaan, bukan hal-hal yang besar untuk keluarga saya, terutama untuk cucu-cucu saya. Saya ingin memberikan rasa kebahagiaan itu agar mereka dapat mengenangnya," kata Sandra Takai.

Yasmine Camenasch, 24 tahun, seorang warga Zurich mengatakan, ia ingin agar dekorasi Natal dapat memberikan semangat kepada orang-orang yang lewat di depan rumahnya.

"Saya merasa sedih karena orang tidak lagi mendekorasi rumah mereka. Jadi saya akan mencoba mendekorasi rumah saya. Jadi orang-orang yang melewati rumah saya akan melihat dekorasi itu dan mungkin saja mereka akan tersenyum," jelasnya. (uh/ab)/Reuters/voaindonesia.com. []

Berita terkait
Kota Vigo di Spanyol Tetap Tampilkan Hiasan Lampu Natal yang Meriah
Dewan Kota Vigo, Spanyol, mulai menyalakan tampilan lampu-lampu Natal yang meriah akhir November 2022 lalu