Tito Karnavian, Perwira Jenius Korps Bhayangkara

Kapolri Jenderal Tito Karnavian salah satu perwira berprestasi di Korps Bhayangkara.
Kapolri Tito Karnavian menyatakan sudah menginstruksikan jajaran polda di semua wilayah untuk melindungi para ulama. (ist)

Jakarta - Kapolri Jenderal Tito Karnavian salah satu perwira berprestasi di Korps Bhayangkara, jauh sebelum duduk di pucuk pimpinan tertinggi. Sederet kasus besar tercatat diselesaikannya dengan baik.

Lahir di Palembang, Sumatera Selatan, 26 Oktober 1964, masa kecil Tito dihabiskan di tanah kelahirannya. Ia mengenyam pendidikan dasar dan sekolah menengah pertamanya di Sekolah Xaverius, lalu melanjutkan ke SMA Negeri 2 Palembang.

Sewaktu masih duduk dibangku kelas tiga SMA, Tito mengikuti ujian perintis untuk masuk ke perguruan tinggi. Ia lulus di Fakultas Kedokteran Universitas Sriwijaya, Akademi Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (AKABRI), Hubungan Internasional di Universitas Gadjah Mada, dan Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.

Tito muda memilih melanjutkan pendidikan di AKABRI, lalu masuk ke Akademi Kepolisian (AKPOL). Ia lulus dengan memboyong bintang Adhi Makayasa sebagai lulusan terbaik pada tahun 1987.

Mengawali karier sebagai Pamapta Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya, nama Tito mencuat ke permukaan sewaktu mengomandani tim Sergap Polda Metro Jaya dalam penangkapan Tommy Soeharto, yang menjadi buronan kasus pembunuhan Hakim Agung Syaifuddin Kartasasmita, pada tahun 2001 silam.

Selain itu, Tito juga ikut terlibat dalam penyelidikan kasus terorisme seperti teror Bom Malam Natal, yang meledak secara serentak di tujuh kota Indonesia pada Tahun 2000, kasus Bom Bursa Efek Jakarta (2000), Bom Bali I (2002), Bom JW Marriott dan Ritz-Carlton Jakarta (2009) serta kasus-kasus lain.

Namanya makin bersinar lantaran berhasil membongkar jaringan teroris Noordin M Top, serta menembak mati gembong teroris Dr Azhari sewaktu bertugas di Datasemen Khussus 88 Antiteror. Lantaran itu, kemudian didapuk sebagai Kadensus 88/AT Bareskrim Polri pada tahun 2009.

Tito lalu resmi menjabat sebagai Kapolda Papua pada tahun 2012, setelah sebelumnya duduk sebagai Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), sepanjang 2011-2012.

Sewaktu kepolisian melakukan proses rotasi pejabat tinggi Polri setingkat Kapolda pada tahun 2014, Tito Karnavian saat itu berpangkat Irjen, terlempar sebagai Asisten Kapolri Bidang Perencanaan Umum dan Anggaran (Asrena) Polri.

Berdasarkan Surat Telegram Kapolri Nomor ST/1242/VI/2015 yang dipublikasikan Jumat 5 Juni 2015, Tito Karnavian resmi diangkat sebagai Kapolda Metro Jaya.

Di jabatan barunya, lagi-lagi pria beranak tiga itu menorehkan prestasi dalam menyelesaikan teror bom dan penembakan di pusat perbelanjaan Sarinah, Jakarta, pada awal tahun 2016 lalu.

Kala itu, Tito dan anak buahnya berhasil menguasai keadaan serta menangkap tujuh tersangka pelaku teror dalam waktu kurang dari 5 jam.

Pada tanggal 15 Juni 2016, Presiden Joko Widodo mengirim surat kepada DPR, yang isinya menunjuk Tito sebagai calon tunggal Kapolri menggantikan Jenderal Pol. Badrodin Haiti yang akan segera pensiun.

Dalam sidang paripurna pada awal bulan Juli 2016, DPR menyetujui usulan tersebut. Tito kemudian resmi dilantik sebagai Kapolri oleh Presiden Joko Widodo pada tanggal 13 Juli 2016.

Dengan jabatan itu, dia menorehkan sejarah sebagai lulusan AKPOL angkatan 1987 tercepat, yang menyandang pangkat bintang empat. []

Riwayat Pendidikan

  • SD Xaverius 4 di Palembang (1976)
  • SMP Xaverius 2 di Palembang (1980)
  • SMA Negeri 2 Palembang (1983)
  • Akademi Kepolisian (1987); Penerima bintang Adhi Makayasa sebagai lulusan Akpol terbaik.
  • Master of Arts (M.A.) in Police Studies, University of Exeter, UK (1993)
  • Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK) (1996); Penerima bintang Wiyata Cendekia sebagai lulusan PTIK terbaik
  • Royal New Zealand Air Force Command & Staff College, Auckland, New Zealand (Sesko) (1998)
  • Bachelor of Arts (B.A.) in Strategic Studies, Massey University, New Zealand (1998)
  • Sespim Pol, Lembang (2000)
  • Lemhannas RI PPSA XVII (2011) penerima Bintang Seroja sebagai peserta Lemhanas terbaik.
  • Ph.D in Strategic Studies with interest on Terrorism and Islamist Radicalization at S. Rajaratnam School of International Studies, Nanyang Technological University, Singapore (magna cum laude) (2013)

Riwayat Jabatan

  • Pamapta Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya (1987)
  • Kanit Jatanras Reserse Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya (1987-1991)
  • Wakapolsek Metro Senen Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya (1991-1992)
  • Wakapolsek Metro Sawah Besar Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya
  • Sespri Kapolda Metro Jaya (1996)
  • Kapolsek Metro Cempaka Putih Polres Metro Jakarta Pusat Polda Metro Jaya (1996-1997)
  • Sespri Kapolri (1997-1999)
  • Kasat Serse Ekonomi Reserse Polda Metro Jaya (1999-2000)
  • Kasat Serse Umum Reserse Polda Metro Jaya (2000-2002)
  • Kasat Serse Tipiter Reserse Polda Sulsel (2002)
  • Koorsespri Kapolda Metro Jaya (2002-2003)
  • Kasat Serse Keamanan Negara Reserse Polda Metro Jaya (2003-2005)
  • Kaden 88 Anti Teror Polda Metro Jaya (2004-2005)
  • Kapolres Serang Polda Banten (2005)
  • Kasubden Bantuan Densus 88/AT Bareskrim Polri (2005)
  • Kasubden Penindak Densus 88/AT Bareskrim Polri (2006)
  • Kasubden Intelijen Densus 88/AT Bareskrim Polri (2006-2009)
  • Kadensus 88/AT Bareskrim Polri (2009-2010)
  • Deputi Penindakan dan Pembinaan Kemampuan Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) (2011-21 Sept 2012)
  • Kapolda Papua (21 Sept 2012-16 Juli 2014)
  • Asrena Polri (16 Juli 2014-12 Juni 2015)
  • Kapolda Metro Jaya (12 Juni 2015-16 Maret 2016)
  • Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) (16 Maret 2016-13 Juli 2016)
  • Kepala Kepolisian Negara Republik Indonesia (13 Juli 2016-Sekarang)

Baca Juga:

Berita terkait
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.