Tiga Tempat Karantina Pemudik di Kudus Siap Sepekan

Tempat karantina bagi pemudik Kudus di Colo, Menawan dan Bakalankrapyak siap digunakan dalam sepekan ke depan.
Plt Bupati Kudus M Hartopo tengah menyiapkan tiga tempat karantina bagi ODP kalangan pemudik. Tempat karantina tersebut ditarget siap dalam sepekan. (Foto: Diskominfo Kudus)

Kudus - Pemerintah Kabupaten Kudus menyediakan tiga tempat karantina untuk orang dalam pemantauan (ODP) dari kalangan pemudik. Tempat karantina tersebut ada di Graha Muria Colo, Balai Diklat Sonya Warih Menawan dan Rusunawa Bakalankrapyak. 

Pelaksana Tugas Bupati Kudus M Hartopo mengungkapkan tiga tempat karantina tersebut diproyeksikan mampu menampung ratusan perantau Kudus dari zona merah virus corona yang pulang ke kampung halaman.   

"Kami targetkan maksimal seminggu lagi siap digunakan," tutur Hartopo, Selasa, 7 April 2020.

Pembahasan soal tiga tempat karantina tersebut telah digelar Pemerintah Kudus bersama perwakilan kepala desa dan tokoh masyarakat desa sekitar di Comand Center, Senin, 6 April 2020. Dalam pertemuan itu Hartopo menyatakan kesiapan pihaknya merealisasikan harapan warga.  

Kami targetkan maksimal seminggu lagi siap digunakan.

Di antaranya, peruntukan yang diprioritaskan bagi warga lokal atau pemudik asal sekitar tiga tempat karantina tersebut. Seperti di Graha Mulia Colo, diperkirakan dapat menampung sekitar 50 pemudik asal Desa Colo maupun Kecamatan Dawe.

Kemudian, Balai Diklat Sonya Warih akan digunakan sebagai tempat karantina 40 pemudik asal Desa Menawan dan kecamatan Gebog. Sementara rusunawa akan digunakan untuk 100 pemudik dari Kecamatan Kudus.

Hartopo menjelaskan khusus permintaan warga Bakalankrapyak, twin block IV rusunawa akan dibuatkan jalur khusus dan tembok pembatas. Sehingga akses keluar masuk warga dan ODP akan berbeda. "Ini untuk keamanan dan kesehatan warga sekitarnya," kata dia.

Hartopo mengaku saat ini pihaknya tengah fokus menata tiga tempat karantina tersebut sesuai dengan protokol kesehatan. Salah satunya mengatur soal jarak tempat tidur antar-ODP. Pemenuhan logistik dan medis sepenuhnya akan disediakan pemerintah. "Ini sedang kami persiapkan," ujarnya.

Kepada Pemerintah Desa Colo, Menawan dan Bakalankrapyak Hartopo mengimbau untuk bisa mengkomunikasikan hal ini dengan baik kepada warga, khususnya di penanganan pemudik yang standar penanganan kasus Covid-19. 

Pemudik yang tiba di Terminal Induk Jati akan di-screening terlebih dahulu kondisi kesehatannya. Kemudian mereka akan dimasukkan ke dalam status orang tanpa gejala (OTG), ODP, dan pasien dalam pengawasan (PDP). Status inilah yang akan digunakan sebagai rujukan, pemudik akan dibawa ke rumah sakit atau tempat karantina.

"Warga kami imbau tidak perlu panik. Kami jamin kesehatan dan keamanan kegiatan karantina pemudik ini," tutur dia. 

Di luar tiga tempat karantina yang disiapkan pemerintah, Hartopo menginstruksikan para kepala desa di wilayahnya untuk membuat tempat karantina bagi warganya secara mandiri. Guna mempermudah upaya pengawasan ODP dan meminimalisir aksi penolakan dari warga sekitar.

"Pemudik jangan dibiarkan isolasi mandiri di rumah. Karena prosesnya sulit dipantau," ucap dia. []

Baca juga: 

Berita terkait
Diprotes, Rusunawa Kudus Jadi Karantina ODP Pemudik
Penghuni Rusunawa Bakalankrapyak Kudus protes TB IV akan digunakan sebagai ODP dari kalangan pemudik.
Warga Menawan Tolak Jadi Karantina Pemudik Luar Desa
Warga Desa Menawan Kudus menolak Balai Diklat Sonya Warih dijadikan tempat karantina bagi pemudik luar Desa Menawan.
Ratusan Pemudik Masuk Kudus Tanpa Screening Corona
Tidak ada petugas medis yang bertugas di Terminal Induk Jati untuk mencegah penyebaran virus corona. Padahal ratusan pemudik masuk ke Kudus.
0
Pandemi dan Krisis Iklim Tingkatkan Buruh Anak di Dunia
Bencana alam, kelangkaan pangan dan perang memaksa jutaan anak-anak di dunia meninggalkan sekolah untuk bekerja