Ternyata Banyak Bank Tidak Punya Kebijakan Soal Kesejahteraan Hewan dan Sistem Pangan Berkelanjutan

Laporan itu mengungkap kurangnya komitmen sektor keuangan terhadap dan sistem pangan yang berkelanjutan dan kesejahteraan hewan
Ilustrasi (Sumber: en.wikipedia.org)

TAGAR.id, Jakarta - Sebanyak 53 persen bank di dunia tidak punya komitmen dalam mempromosikan alternatif pangan berbasis nabati dan perlindungan kesejahteraan hewan. Tingkat kepatuhan di bidang itu rata-rata hanya 10 persen.

NGO perlindungan hewan internasional, Sinergia Animal, merilis laporan bertajuk “Beyond Profits: Global Review of Financial Institutions in Animal Welfare and Food Systems”. Isinya berisi analisis komprehensif terhadap 80 lembaga keuangan di 22 negara, termasuk Indonesia. Laporan itu mengungkap kurangnya komitmen sektor keuangan terhadap dan sistem pangan yang berkelanjutan dan kesejahteraan hewan.

Temuan itu menyoroti tren yang cukup memprihatinkan. Tingkat kepatuhan lembaga keuangan yang dievaluasi dalam menerapkan kebijakan untuk melakukan divestasi dari praktik kekejaman terhadap hewan dan mempromosikan alternatif pangan nabati masih berada pada angka 10 persen. Lebih dari 53 persen lembaga keuangan mendapat skor nol.

Lembaga Keuangan diharapkan berbenah

Meski 11 bank telah memperbaiki kebijakan mereka sejak 2023, lembaga keuangan terkemuka seperti Goldman Sachs dan ICBC mengalami kemunduran dalam komitmen mereka dari tahun sebelumnya.

“Dunia kita menghadapi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya yaitu krisis iklim, risiko kesehatan masyarakat, dan meningkatnya kerawanan pangan yang memerlukan tindakan segera dari semua sektor. Laporan itu menilai kinerja bank dalam bidang-bidang tersebut menggunakan 21 kriteria, termasuk kebijakan yang melarang pendanaan praktik paling kejam terhadap hewan ternak atau aktivitas kejam lainnya seperti perdagangan satwa liar, pengujian nonmedis dan medis, serta penggunaan antibiotik yang tidak bertanggung jawab. Dukungan terhadap transisi ke alternatif berbasis nabati juga diukur,” kata Merel van der Mark, Manajer Program Animal Welfare and Finance di Sinergia Animal.

Di Indonesia, bank yang dievaluasi antara lain adalah sejumlah bank BUMN. Sementara itu, bank internasional seperti Triodos, de Volksbank, Australian Ethical, Rabobank, dan ABN Amro tetap menjadi 5 bank teratas yang dinilai memiliki praktik sistem pangan berkelanjutan dan kesejahteraan hewan terbaik.

Laporan itu mengungkapkan bahwa sebagian besar lembaga keuangan masih tertinggal dalam mendukung seruan global terhadap peningkatan perlindungan hewan dan transformasi sistem pangan seperti yang disuarakan dalam pernyataan internasional baru-baru ini.

Contohnya, Majelis PBB mendesak ambisi yang lebih besar untuk memperkuat kesejahteraan dan kesehatan hewan, sebagai kontributor signifikan terhadap Tujuan Pembangunan Berkelanjutan. Selain itu, COP28 juga mengeluarkan deklarasi untuk memprioritaskan ketahanan sistem pangan serta aksi iklim.

OECD telah memperbarui pedomannya untuk memasukkan ketentuan mengenai kesejahteraan hewan. Selain itu, Organisasi Kesehatan Dunia WHO ikut menyerukan agar hewan menjadi lebih sehat, terdiversifikasi serta makan berbasis nabati yang lebih banyak.

“Bank mempunyai kekuatan dan tanggung jawab mewujudkan masa depan ketika kesejahteraan hewan, aksi iklim, dan kesehatan manusia terintegrasi ke dalam inti praktik ekonomi. Laporan ini merupakan seruan bagi sektor keuangan untuk memprioritaskan keberlanjutan jangka panjang dibandingkan keuntungan jangka pendek, memprioritaskan kesejahteraan hewan, dan membangun sistem pangan yang lebih berkelanjutan,” kata van der Mark.

ilutrasi rilis - 2Ilustrasi (Sumber: nutrition.org)

Aktivisme untuk perubahan positif

Laporan tersebut menyajikan studi kasus mengenai kampanye yang meminta bank asal Belanda, Rabobank menerapkan kebijakan kesejahteraan hewan sepenuhnya, yang mengharuskan beberapa kliennya, seperti retailer internasional Makro dan Ahold Delhaze, berhenti memasok telur dari ayam yang dikurung dalam sangkar yang kontroversial di seluruh area operasi mereka, termasuk di negara-negara berpendapatan menengah-atas seperti Argentina, Kolombia, dan Indonesia.

“Melalui kampanye ini, kami menyoroti pentingnya peran lembaga keuangan dalam memfasilitasi perubahan positif. Membiayai industri makanan yang tidak mengubah rantai pasoknya dan menghilangkan praktik paling kejam terhadap hewan merupakan hal yang bertentangan dengan kebijakan positif yang diterapkan Rabobank. Memiliki kebijakan saja tidak cukup, bank harus memastikan kebijakan itu diterapkan,” ujar van der Mark.

“Kami berharap bank-bank dalam daftar kami melihat hal ini sebagai peluang untuk melakukan perbaikan dan mendapatkan hasil yang lebih baik sambil terus mengevaluasi dan memberikan visibilitas terhadap kebijakan mereka,” ujar van der Mark. []

Berita terkait
Harga Pangan Global Turun dari Rekor Tahun 2022 Kecuali Beras dan Gula
Indeks Harga Pangan FAO, yang mengukur perubahan bulanan harga komoditas pangan internasional yang umum diperdagangkan
0
Ternyata Banyak Bank Tidak Punya Kebijakan Soal Kesejahteraan Hewan dan Sistem Pangan Berkelanjutan
Laporan itu mengungkap kurangnya komitmen sektor keuangan terhadap dan sistem pangan yang berkelanjutan dan kesejahteraan hewan