Tas Motif Aceh Tembus Pasar Eropa dan Amerika

Tas motif Aceh mulai tembus ke pasar Eropa dan Amerika.
Managing Director IMF Christine Lagarde saat berkunjung ke stand Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe, disela-sela acara pertemuan International Moneter Fund (IMF) di Nusa Dua, Bali, (Foto : Tagar/Istimewa)

Lhokseumawe – Sejumlah tas motif Aceh yang diproduksi oleh kelompok usaha Syirkatun Nisa, Aceh Utara, yang merupakan sebagai binaan Bank Indonesia Perwakilan Lhokseumawe, telah tembus ke pasar Eropa dan Amerika.

Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Lhokseumawe Yufrizal mengatakan, pihaknya terus mencari pasar untuk mendistribusikan hasil produksi kerajinan Aceh tersebut, bukan hanya di Indonesia, juga di luar negeri.

“Alhamdulillah selama ini tas tersebut juga telah menembus pasar di Eropa dan Amerika, kami terus memberikan pendampingan yang terbaik, agar setiap barang yang dihasilkan bisa lebih maksimal,” ujar Yufrizal, Jumat, 3 Januari 2020.

Yufrizal menambahkan, tas yang diprodukasi oleh warga Aceh Utara tersebut, memiliki keunikan tersendiri dan hasil produksinya juga berkualitas, sehingga menarik perhatian dari para pembeli.

Menembus pasar di Eropa dan Amerika.

Bahkan pada tahun 2018 lalu saat pertemuan International Moneter Fund (IMF) di Nusa Dua, Bali, dari 345 tas yang dibawa malah hanya tinggal 5 unit saja, karena selebihnya telah dibeli oleh para peserta yang mengikuti kegiatan itu.

“Bahkan saat itu Managing Director IMF Christine Lagarde, juga mengunjungi stan binaan BI Lhokseumawe dan melihat sejumlah jenis tas produksi kelompok usaha Syirkatun Nisa tersebut,” tutur Yufrizal.

Tambahnya, para peserta pertemuan International Moneter Fund (IMF) tersebut, awalnya mengira bahwa tas itu diproduksi di Bali, bukan dari Aceh karena kualitasnya juga cukup bagus.

“Setelah kami jelaskan baru mereka tahu kalau tas ini di produksi di Aceh, kami selalu tekankan bahwa, setiap tas yang diproduksi harus utamakan kualitas, karena persoalan kualitas lah yang membuat orang menarik untuk membelinya,” kata Yufrizal.[]

Berita terkait
Lagi, Tiga Ekor Gajah Mati di Aceh
BKSDA Aceh kembali menemukan tiga ekor gajah mati yang sudah berupa tulang belulang di Kabupaten Aceh Jaya, Aceh.
Tumpang Tindih Birokrasi dan Perizinan di BPMA Aceh
Anggota DPD RI, Abdullah Puteh menyebutkan, BPMA Aceh saat ini memiliki sejumlah persoalan tentang birokrasi dan perizinan.
19 Kg Sabu Digagalkan di Aceh, 2 Pelaku Kabur
Personel TNI berhasil menggagalkan penyelundupan narkotika jenis sabu sebanyak 19 kilogram di Aceh.
0
LaNyalla Minta Pemerintah Serius Berantas Pungli
Ketua DPD RI, AA LaNyalla Mahmud Mattalitti, meminta pemerintah serius memberantas pungutan liar (pungli). Simak ulasannya berikut ini.