Tanah Ambles dan Longsor Terjadi di Gunungkidul

Tanah ambles dan longsor terjadi di perbukitan Kecamatan Tepus, Gunungkidul. Sebanyak 20 KK yang berada di bawahnya diminta waspada.
Tanah ambles di perbukitan Dusun Brongkol, RT 3 RW 8, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul. (Foto: Tagar/Hidayat)

Gunungkidul - Tanah ambles disertai dengan longsor terjadi di perbukitan Dusun Brongkol, RT 3 RW 8, Desa Purwodadi, Kecamatan Tepus, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta, Senin 6 Januari 2020 pagi. Warga yang tinggal di bawahnya, sekitar 20 Kepala Keluarga (KK) diimbau meningkatkan kewaspadaannya saat terjadi hujan deras.

Suyatno 60 tahun, warga Dusun Brongkol, RT 3/8, Desa Purwodadi, yang juga pemilik tanah yang ambles dan longsor tersebut mengungkapkan pemicunya karena terjadi hujan deras pada Minggu 5 Januari 2020 malam hingga Senin 6 Januari 2020 dini hari.

Suyatno merasakan getaran tanah ambles dan longsor itu. "Dini hari saya di dalam rumah, rasanya ada getaran. Kemudian terdengar suara gleger. Saya keluar rumah ke belakang, pohon-pohon sudah miring. Ada tanah ambles juga," katanya ditemui di rumahnya pada Rabu 8 Januari 2020.

Menurut dia tanah yang ambles ada tiga lokasi tepat di belakang rumahnya. Di dekatnya juga terdapat tanah longsor. "Tanah yang longsor ini mengancam pemukiman di bawahnya, Dusun Kenis, Desa Purwodadi," ucapnya.

Camat Tepus Alsito mengatakan untuk dampak dari longsor itu sementara ini menyebabkan jalan cor blok di Dusun Kenis sempat tertutup. Warga desa dibantu dengan polisi dan TNI telah bergotong-royong dan mulai bisa digunakan pada Rabu 8 Januari 2020.

Saya keluar rumah ke belakang, pohon-pohon sudah miring. Ada tanah ambles juga.

Alsito menyebut, untuk penanganan longsor ini pihaknya membuat talud di sekitar tebing. Dia meminta kepada Pemerintah Kabupaten 9Pemkab) Gunungkidul membantu membangun saluran air. Supaya air hujan tidak masuk ke dalam tanah dan memicu bencana. "Talud yang dibuat untuk sementara. Kami harap ada pembangunan saluran air ke depannya," ucapnya.

Alsito mengatakan warga yang tinggal di bawah tebing sementara ini belum perlu mengungsi. Ia mengingatkan supaya meningkatkan kewaspadaannya saja ketika hujan deras. "Ada sekitar 20 KK (Kepala Keluarga) yang terancam. Kami imbau supaya meningkatkan kewaspadaannya. Terutama saat malam hari ketika terjadi hujan deras," katanya.

Sementara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul, Edy Basuki mengungkapkan untuk tanah yang ambles itu sama seperti yang terjadi di Kecamatan Girisubo belum lama ini. "Di situ (Desa Purwodadi) juga kawasan karst. Kemungkinan di bawahnya ada sungai bawah tanah. Tanah ambles ke dalam, masuk ke rongga-rongga bebatuan, yang di bawahnya terdapat sungai," katanya.

Edy meminta kepada warga supaya di sekitar tanah ambles itu dipagari. Supaya tidak membahayakan warga yang beraktivitas. "Untuk yang longsor, supaya ditanami pepohonan. Supaya bisa menahan air hujan," ungkapnya. []

Baca Juga:


Berita terkait
Penyebab Fenomena Sinkhole di Gunungkidul
Tanah amblas atau sinkhole sering terjadi di Gunungkidul. Hal ini fenomena yang wajar mengingat Gunungkidul sebagian wilayahnya kawasan karst.
Krisis Air di Mertelu Gunungkidul Sudah Berlalu
Padekuhan Mertelu di Gunungkidul yang menjadi langganan kekeringan saat kemarau, kini bebas krisis air. Sumur Bumi Damai adalah jawabannya.
Gunungkidul Status Siaga Banjir dan Longsor
BPBD Gunungkidul meningkatkan status siaga banjir dan tanah longsor sebulan ke depan. Selama Desember 2019 tercatat 3-4 kejadian tanah longsor.
0
Menkeu AS dan Deputi PM Kanada Bahas Inflasi dan Efek Perang di Ukraina
Yellen bertemu dengan Freeland dan janjikan kerja sama berbagai hal mulai dari sanksi terhadap Rusia hingga peningkatan produksi energi