Krisis Air di Mertelu Gunungkidul Sudah Berlalu

Padekuhan Mertelu di Gunungkidul yang menjadi langganan kekeringan saat kemarau, kini bebas krisis air. Sumur Bumi Damai adalah jawabannya.
Wakapolda DIY Brigjen Pol karyoto saat menandatangani peresmian bangunan sumur di Padukuhan Mertelu, Gedangsari, Gunungkidul (Foto Dok Humas Polda DIY/Tagar/Evi Nur Afiah).

Gunungkidul - Warga Padukuhan Mertelu, Kecamatan Gedangsari, Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta tidak akan lagi kesulitan air. Sebuah sumur yang baru saja selesai dibangun, telah menjadi jawaban atas kesulitan air yang selama ini dialami 500 jiwa warga di padukuhan tersebut.

Polda DIY bekerja sama dengan Kantor Wilayah Kementerian Agama (Kanwil Kemenag) DIY serta Komunitas Selembar Daun mengawali tahun 2020 ini dengan meresmikan sumber air bernama Bumi Damai itu. Latar belakang dibangun sumur di kawasan tersebut tidak terlepas dari kondisi kekeringan yang selalu menjadi masalah buat warga setiap tahunnya.

Setiap musim kemarau di kawasan tersebut sumur yang selama ini menjadi andalan warga selalu kering. Kemudian sumur tersebut oleh Polda DIY bersama Stakeholder lainnya menggali lebih dalam hingga mendapatkan mata air yang berlimpah.

Bripka Nur Ali dan Yayasan Bumi Damai yang rajin blusukan ke wilayah-wilayah terpencil tersebut mendapatkan informasi mengenai situasi yang dialami sejumlah wilayah yang ada di Gunungkidul. Hal tersebut kemudian disampaikan kepada Pimpinan di Polda DIY dan mendapatkan respon positif.

Sumur tersebut terletak di tanah yang diwakafkan Sri Rahayu binti Harjosumarto. Dengan bantuan dari Polda DIY dan Kanwil Kemenag DIY serta Komunitas Selembar Daun maka sumur tersebut kemudian dapat dilengkapi dengan pompa. 

Bripka Nur Ali ini, walaupun pangkatnya di bawah saya, tapi perilakunya jauh di atas saya.

Selain itu juga dilengkapi instalasi pipa untuk dinaikkan ke bak penampungan. Kemudian didistribusikan menggunakan pipa untuk dialirkan ke masjid dan rumah-rumah warga.

Wakil Kepala Polda DIY Brigadir Jenderal Polisi Karyoto dalam sambutannya mengapresiasi Bripka Nur Ali yang telah blusukan dan memikirkan masyarakat yang tinggalnya jauh dari kota. Apa yang dilakukan Bripka Nur Ali ini adalah hal positif yang harus diapresiasi.

"Bripka Nur Ali ini, walaupun pangkatnya di bawah saya, tapi perilakunya jauh di atas saya, bagaimana Nur Ali memikirkan masyarakat di sini saat menghadapi kemarau," katanya, 2 Januari 2020.

Di tempat yang sama, Samsul warga Padukuhan Mertelu sangat berterima kasih atas keberadaan Sumber Air "Bumi Damai" ini. "Saat kemarau, bisa dibayangkan betapa sulitnya untuk mendapatkan air, hal ini dirasakan sekali oleh warga yang memiliki anak kecil," ucapnya.

Samsul menceritakan kondisi sebelumnya, di mana setiap pagi-pagi saat musim kemarau setelah waktu Subuh, ibu-ibu harus rela mengambil air dan berjalan kurang lebih 1 kilometer. "Kami berharap, ke depan keturunan kami tidak lagi mengalami kesulitan untuk mendapatkan air bersih," ungkapnya. []

Baca Juga:

Berita terkait
Gunungkidul Status Siaga Banjir dan Longsor
BPBD Gunungkidul meningkatkan status siaga banjir dan tanah longsor sebulan ke depan. Selama Desember 2019 tercatat 3-4 kejadian tanah longsor.
Oase di Kesunyian Pedukuhan Kemuning Gunungkidul
Di sudut terpencil Gunungkidul, empat perempuan sibuk memisah sampah plastik, kertas, logam. Sepeda motor pengangkut sampah terpakir dekat mererka.
Krisis Air Bersih Terus Berlanjut di Kulon Progo
Krisis air bersih akibat kemarau panjang masih terus berlanjut di berbagai wilayah Kabupaten Kulon Progo.