Yogyakarta - Hujan lebat yang mengguyur Kota Yogyakarta menyebabkan talud di bantaran sungai Winongo longsor sepanjang 6 meter pada Jumat 3 Januari 2020 malam. Sedikitnya ada lima rumah warga yang terdampak akibat peristiwa ini.
Longsornya talud yang berada di jalan inspeksi Kampung Serangan, RT 05 & RT 06/ RW 01, Kelurahan Notoprajan, Kecamatan Ngampilan, Kota Yogyakarta itu juga diduga kuat dampak perbaikan sungai yang dinormalisasi atau diperdalam oleh Pemerintah Kota Yogyakarta.
Purnomo Hadi warga RW 01 mengungkapkan, peristiwa longsor terjadi selain hujan deras dan lama juga diduga akibat proses normalisasi atau pengerukan sungai dengan alat berat yang terlalu mepet talud. Sehingga menggerus tanah di bawah talud.
Kondisi semakin diperburuk lagi dengan guyuran hujan deras yang terjadi terus-menerus di Kota Yogyakarta sejak Jumat 3 Januari 2020. "Padahal warga sudah minta kepada penyelenggara diberi jarak minimal 1 meter dari talud. Karena di sini kan perairan," kata Purnomo kepada wartawan di lokasi, Sabtu 4 Januari 2020.
Seperti diketahui, jalan inspeksi yang terdampak longsong di Kampung Serangan itu menjadi jalan penghubung antara warga Kelurahan Notoprajan, dengan Kelurahan Wirobrajan Yogyakarta. Mereka beraktivitas melewati jalan tersebut.
Pantauan di lapangan, jalan inspeksi yang memiliki lebar lima meter itu amblas. Lebar jalan yang tersisa kurang dari 1 meter. Itu pun kondisinya sudah retak-retak dan sangat mengkhawatirkan. Volume longsor kurang lebih 11 meter dengan tinggi kurang lebih empat meter dan lebar kurang lebih lima meter.
Jika hujan deras kembali mengguyur Kota Yogyakarta, berpeluan terjadi longsor susulan lagi. Untuk mengantasipasi hal yang tidak tidak diinginkan, pihak kepolisian melakukan tindakan penutupan jalan dengan memasang police line di area titik longsor dan terpal.
Menurut dia sedikitnya ada lima rumah warga yang terdampak akibat peristiwa tersebut. Rinciannya masing-masing rumah milik Parmin dengan tiga jiwa, rumah Agus dua jiwa, rumah Bambang empat jiwa, rumah Suryati dua jiwa. Satu lagi rumah milik Awik Wardoyo dengan dua jiwa yang memilih mengungsi di rumah saudara.
Padahal warga sudah minta kepada penyelenggara diberi jarak minimal 1 meter dari talud. Karena di sini kan perairan.
Purnomo mengatakan sebagai sesepuh di dusunnya, mewakili warga lain meminta agar Pemerintah Kota atau pihak terkait segera memperbaiki talud dan jalan yang rusak akibat longsor sebelum melebar dan sulit diperbaiki. "Ini jika tidak segera diperbaiki akan sangat mengkhawatirkan warga. Setidaknya pihak terkait bisa menambalnya dengan karung berisi pasir atau bisa dengan cara lain," ucapnya.
Koordinator Taruna Siaga Bencana (Tagana) Kecamatan Ngampilan, Sumadi mengatakan, pihaknya siap membantu warga yang terdampak musibah. Selain itu, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan Dinas Sosial yang menangani dan Pemkot Yogyakarta.
"Kita hanya tim di lapangan saja. Tapi tetap koordinasi dengan dinas minta bantuan dua terpal lagi untuk mengantisipasi hal lain. Karena ini belum tertutup semua apa bila terjadi hujan takutnya air bisa menggerus tanah yang tersisa juga," kata Sumadi.
Dia mengimbau agar warga di sekitar lokasi selalu siaga dan waspada. Jika terjadi hal yang tak diinginkan segera mengungsi ke titik aman misalnya terjadi longsor susulan. "Jangan sampai mendekati daerah yang longsor lagi,” katanya. []
Baca Juga:
- Tenda Pernikahan di Kulon Progo Disapu Angin Kencang
- Waspada Kulon Progo Rawan Gerakan Tanah dan Banjir
- Gunungkidul Status Siaga Banjir dan Longsor