Banda Aceh - Warga di Kota Banda Aceh, Aceh masih tetap ramai di warung kopi meski kondisi daerah sedang dilanda virus corona atau Covid-19. Pelanggan warkop bahkan mengabaikan aturan physical distancing atau jaga jarak yang telah ditetapkan pemerintah.
Amatan Tagar, Selasa, 7 April 2020 malam di sejumlah warung kopi di Kota Banda Aceh, para pelanggan masih berkerumunan dalam satu meja. Mereka duduk tak memperhatikan jaga jarak sesuai protokol kesehatan.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Aceh, Safrizal Rahmat mengaku prihatin dengan kondisi seperti itu. Ia bahkan khawatir kelalaian masyarakat Aceh akan membawa petaka di Tanah Rencong.
Tetapi saya khawatir dengan kondisi seperti ini sebentar lagi kita akan menjadi daerah terjangkit.
“Saya khawatir ini menjadi rebound nantinya, artinya kita saat ini Aceh belum merupakan daerah terjangkit, karena kita belum punya kasus local transmisi. Tetapi saya khawatir dengan kondisi seperti ini sebentar lagi kita akan menjadi daerah terjangkit,” kata Safrizal, Selasa, 7 April 2020 malam.
Ia menilai, seluruh pemangku kepentingan di Aceh harus duduk kembali untuk mencari solusi agar masyarakat patuh terhadap prosedur kesehatan untuk pencegahan virus corona.
Menurut Safrizal, apabila imbauan-imbauan pemerintah tak dijalankan oleh masyarakat, maka aturan atau kedisiplinan yang telah dijalani selama beberapa pekan lalu hanya sia-sia.
“Artinya, kesiagaan kita tidak boleh kendor. Waktu yang telah kita lalui sekitar tiga minggu atau satu bulan ini bisa sia-sia kalau kita tidak dengan terus menerus mengikuti anjuran pemerintah,” ujarnya.
IDI Aceh, kata Safrizal, menilai Pemerintah Aceh sudah tergolong maksimal dalam menerapkan aturan untuk pencegahan Covid-19, hanya saja masyarakat belum mematuhi sepenuhnya.
“Saya pikir imbauan pemerintah sudah jelas, artinya boleh membuka usaha, seperti warung kopi, kemudian mengatur tempat duduk, dengan jarak yang telah ditetapkan,” kata Safrizal.
Baca juga: Ramai di Warung Kopi, Warga Abdya Masih Cuek Corona
Ia menambahkan, melihat kondisi seperti sekarang ini, maka pemerintah harus menegaskan kembali kepada pemilik usaha warung kopi dan rumah makan agar memperhatikan soal physical distancing.
“Dalam kenyataannya banyak saya lihat banyak pengusaha, rumah makan, warung kopi tidak mengindahkan ini (aturan physical distancing),” ujarnya.
“Saya pikir ini harus ada upaya-upaya penyadaran kembali. Bahkan kalau perlu, upaya-upaya peringatan dari pada otoritas, pemerintah kota, pemerintah daerah untuk menegaskan kepada semua pihak agar ini disadari,” kata Safrizal menambahkan. []