Tak Takut Ancaman AS, Huawei Ajukan Gugatan Lagi

Huawei akan mengajukan gugatan balik atas tudingan bahwa perangkatnya dimanfaatkan oleh pemerintah China untuk kegiatan mata-mata.
Direktur Eksekutif Dewan Strategi dan Pemasaran Teknologi Komunikasi dan Informatika Huawei David Wang menjelaskan program riset dan kerasama perusahaannya dengan sejumlah kampus di China dalam ajang Huawei Connect 2019 di Shanghai, Jumat (20/09/2019). (Foto: Antara/HO/Huawei Technologies)

Jakarta –Huawei Technologies Company Ltd tidak takut dengan ancaman boikiot dari Amerika Serikat (AS). Perusahaan teknologi terbesar di China itu menggugat balik tudingan bahwa perangkatnya dimanfaatkan oleh pemerintah China untuk mengawasi lalu lintas komunikasi global terutama AS.

Komisi Komunikasi Federal AS menuduh perangkat Huawei mengandung celah kelamahan keamanan yang bisa dimanfaatkan pemerintah China untuk melakukan mata-mata lalu lintas global. Ini bisa menjadi ancaman bagi dunia khususnya AS. Pengadilan memerintahkan Huawei untuk tidak memproduksi parangkat telkomunikasinya. Selain itu AS juga meminta para sekutunya untuk tidak membeli produk Huawei.

Perusahaan yang berbasis di Shenzen, China itu meminta pengadilan untuk membatalkan putusan boikot itu. “Pemerintah AS tidak pernah memberikan bukti nyata untuk menunjukkan jika Huawei merupakan ancaman nasional karena memang mereka tidak punya bukti," kata Kepala Pejabat Hukum Huawei, Song Liuping dalam konferensi pers di di kantor Huawei, Kami, 5 Desember 2019 seperti dilansir BBC News.

Ini merupakan gugatan kedua yang diajukan Huawei terhadap kebijakan Presiden Donald Trump. Perusahaan menyebutkan bahwa aksi boikot merupakan bagian dari sengketa dagang AS-China. Pada Mei 2019 lalu, perusahaan mengajukan gugatan ke pengadilan terkait keputusan boikot produk Huawei.

Huawei memiliki peran penting dalam memproduksi dan pemasaran teknologi infrastruktur telekomunikasi generai kelima atau 5G di AS dan Eropa. Sementara Washington teah menekan negara-negara lain untuk tidak mengizinkan Huawei membangun infrastruktur telekomunikasi 5G.

Pada KTT Nato yang berlangsung di London, Inggris, Rabu 4 Desember 2019, Perdana Menteri Inggris Boris Johnson mengatakan keputusan apakah Inggris akan mengizinkan Huawei membangun infrastruktur telekomunikasi 5G di negara itu tergantung pada kepastian kelanjutan kerja sama dengan AS terkait pembagian intelijen.

"Saya tidak ingin Inggris terlalu memusuhi investasi dari luar negeri. Namun di sisi lain, kami juga harus menjaga keamanan nasional yang vital. Kami belum bisa memberikan keputusan," kata Johnson kepada BBC. []

(Dimas Wijanarko)

Berita terkait
Prancis Tidak Mau Ikut-ikutan AS Blokir Huawei
Prancis tidak ingin bersikap seperti AS yang menyingkirkan Huawei dari bisnis jaringan 5G.
Huawei Nova 6 5G Punya Dua Kamera Depan
Kabarnya Huawei sedang mempersiapkan smartphone terbaru bertajuk Huawei Nova 6 5G yang akan diluncurkan pada 5 Desember 2019.
Spesifikasi Huawei Nova 6 5G Dual Kamera Selfie
Huawei Nova 6 5G akan meluncur di China, pada Kamis, 5 Desember 2019.
0
Cara Download Lagu-lagu Viral di TikTok
Berikut cara convert YouTube MP3 download lagu TikTok yang bisa dilakukan untuk mengunduh lagu yang diinginkan.