Di Tengah Tekanan AS, Kinerja Huawei Masih Kinclong

Tekanan AS terhadap Huawei tak membuat perusahaan telekomunikasi asal China kesulitan. Huawei ini mampu bertumbuh positif dengan kinerja kinclong
Senior Manager of EMUI product marketing, Huawei Consumer Business Group, James Lu di Jakarta, Selasa (27/8/2019). (Foto: Antara/Lia Wanadriani Santosa)

Shanghai - Huawei Technologies Company Ltd. mencatat pertumbuhan pendapatan sebesar 24,4 persen di triwulan ketiga 2019 menjadi 610,8 miliar yuan (86,2 miliar dolar AS atau setara Rp 1.222,4 triliun. Margin keuntungan perusahaan pemasok perangkat telekomunikasi dan jaringan komunikasi terbesar di dunia ini meningkat 8,7 persen dibandingkan periode sama tahun lalu. Ini menunjukkan bahwa meskipun di bawah tekanan Amerika Serikat, kinerja Huawei masih kinclong.

Peningkatan pertumbuhan itu menunjukkan keberhasilan perusahaan dalam mempertahankan fokusnya pada infrastruktur (teknologi informasi dan komunikasi), perangkat pintar, meningkatkan efisiensi dan kualitas produk. "Ini berkontribusi pada peningkatan stabilitas operasional dan memperkuat kinerja perusahaan," jelas manajemen seperti diberitakan dari Channel News Asia, Rabu, 16 Oktober 2019.

Pertumbuhan Huawei ini ditengah tekanan Amerika Serikat yang melobi sekutu di seluruh dunia untuk tidak membeli produk merek Huawei lantaran ada cacat dalam masalah keamanan. Ini merupakan buntut dari konflik perdagangan China- AS.

Amerika Serikat pada Mei lalu mengeluarkan pengumuman bahwa Huawei dan beberapa perusahaan China lain masuk dalam daftar hitam dari pasar AS karena masalah keamanan produknya. Amerika menyatakan keprihatinnya bahwa peralatan telekomunikasi Huawei mengandung celah kelemahan keamanan yang memungkinkan pemerintah China melakukan mata-mata lalu lintas komunikasi global. Perusahaan telah berulang kali membantah tuduhan itu.

Masuk daftar hitam membuat Huawei kesulitan untuk mencari perangkat keras perangkat lunak termasuk chip smartphone dari pasar AS. Ini membuat perusahaan yang berkantor di Shenzen, China ini mempertimbangkan untuk meninggalkan sistem operasi Google Android yang selama ini banyak dipakai smartphone di dunia termasuk Huawei. Pada Agustus lalu, Huawei pernah mengungkap akan memakai sistem oparasi alternatif, HarmonyOS jika sanksi AS terus berlanjut.

Namun kalangan analis mengatakan sulit bagi sistem operasi baru bersaing dengan Android dan iOS Appel. Google Play Store yang tersedia di smartphone Android menyediakan akses ke ratusan ribu aplikasi dan game pihak ketiga, serta film, buku, dan musik. Huawei mungkin akan kesulitan menemukan pasar untuk smartphonenya di lua China.

Berita terkait
Huawei Akan Terapkan Jaringan 5G di Ibu Kota Baru
Perusahaan teknologi komunikasi dan informatika Huawei akan menerapkan jaringan 5G di ibu kota baru.
Tampil Keren dengan Jam Tangan Pintar Huawei Watch GT 2
Huawei baru saja merilis perangkat pintar terbarunya di Indonesia berupa jam tangan pintar Huawei Watch GT 2 edisi sport dan classic.
Canggih! Huawei Buat Aplikasi untuk Mengendalikan Mobil
Ada sejumlah fungsi yang dapat diatur dalam fitur Huawei HiCar tersebut, termasuk mengecek kondisi mobil secara realtime.
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.