Banda Aceh - Suporter Persiraja yang tergabung dalam Suporter Kutaraja Untuk Lantak Laju (SKULL) mengungkapkan kekecewaan dengan ditundanya Liga 1 PSSI. Penundaan kompetisi dilakukan secara mendadak saat tim sudah persiapan menghadapi kompetisi.
Keputusan penundaan oleh PSSI memang dilakukan secara tiba-tiba. Saat tim-tim dari luar Jawa sudah berada di Yogyakarta untuk memulai kompetisi, PSSI baru mengumumkan bila ada penundaan.
Liga ditunda setelah Polri tidak mengeluarkan izin keramaian karena pandemi Covid-19 belum menunjukkan penurunan. Pertimbangan Polri adalah keamanan dan kesehatan. Tak hanya itu, kemunculan klaster baru pun bisa dihindari.
Ini bukti bahwa operator liga tidak profesional, seharusnya hal seperti ini bisa diinfokan sebelumnya
Hanya pengumuman penundaan itu yang membuat suporter kecewa. Pasalnya tim-tim sudah siap bertanding meski jadwal mengalami perubahan. PSS Sleman mengawali liga dengan menjamu Persik Kediri di Stadion Maguwoharjo, Sleman, Kamis, 1 Oktober 2020.
Sementara, Persiraja harus melakukan perubahan dengan dirilisnya jadwal baru. Tim semula bertindak sebagai tuan rumah dengan menjamu PSM Makassar di Maguwoharjo, 4 Oktober 2020. Namun laga mereka diubah dan Persiraja harus melakoni laga tandang melawan PS Tira Persikabo.
Saat Laskar Rencong melakukan persiapan, PSSI tiba-tiba umumkan liga batal digelar. Beruntung tim belum berangkat ke Bogor.
"Kami atas nama SKULL, suporter Persiraja tentu merasa kecewa dengan keputusan ini. Mengapa keputusan baru diambil hanya 2 hari sebelum liga dimulai," kata Ketua SKULL, Iqbal Djohan di Banda Aceh, Aceh, Rabu, 30 September 2020.
PT LIB Seharusnya Sudah Koordinasi dengan Polri
Menurut Iqbal PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) sebagai operator kompetisi seharusnya melakukan koordinasi secara lebih baik dengan Polri terkait. PT LIB pun sudah melakukan kesiapan penyelenggaraan kompetisi jauh hari sebelum keputusan itu diambil.
"Kalau kondisi Covid-19 ini meningkat, semua sudah tahu sejak satu bulan terakhir. Seharusnya dari situ, operator liga sudah koordinasi dengan kepolisian. Bagaimana kepastian apakah bisa lanjut atau tidak," ujar Iqbal.
"Jangan sampai tim diminta terus persiapan dan bahkan sudah sampai di Yogyakarta. Klub juga sudah mengeluarkan biaya, termasuk memulangkan pemain asing dari negaranya. Itu semua perlu dana," kata Iqbal melanjutkan.
Operator liga seharusnya paham dengan kondisi peserta kompetisi yang dihadapkan permasalahan finansial akibat pandemi Covid-19. Meski menghadapi problem ini, klub masih tetap bersemangat menggelar latihan dan memenuhi hak pemain.
"Ini bukti bahwa operator liga tidak profesional, seharusnya hal seperti ini bisa diinfokan sebelumnya," ujarnya.
Baca juga:
Kondisi Pemain Persiraja Justru Menurun Jelang Liga 1
Pemain Persiraja Banda Aceh Tes Swab Jelang ke Sleman
Menurut dia PSSI dan operator liga seharusnya memastikan kapan Liga 1 dilanjutkan lagi. Jika penundaan berlaku hingga November, maka liga harus sepenuhnya dilanjutkan pada bulan tersebut.
Tidak hanya suporter Persiraja, banyak kelompok suporter lain turut mengungkapkan kekecewaan. Hal ini diketahui melalui komunikasi sesama suporter di WhatsApp Group (WAG).
"Kita ada grup WA. Semua membahas penundaan dan rata-rata kecewa, dengan keputusan ini. Persoalannya, mengapa disampaikan mendadak seperti ini. Padahal, keputusan ini bisa diambil 2 minggu lalu," ujar Iqbal memungkasi. []