Sudah Hujan, Droping Air Masih Berlanjut di Sleman

Kabupaten Sleman sudah diguyur hujan. Namun bukan berarti kekeringan berakhir. Droping air bersih tetap berlanjut di lima desa di daerah tersebut.
Droping air bersih di Kabupaten Gunungkidul. Meski hujan sudah mengguyur BPBD Sleman terus melakukan driping air bersih di lima desa di kabupaten tersebut. (Foto : Tagar/Ridwan Anshori)

Sleman - Hujan sudah mulai turun di wilayah Sleman beberapa hari terakhir. Namun, hal itu belum menjadikan Sleman sudah bebas kekeringan. Sampai saat ini Badan Penangulangan Bencana Daerah (BPBD) Sleman masih melakukan droping air bersih di sejumlah desa.

Kepala Bidang (Kabid) Kedaruratan dan Logistik BPBD Sleman Makwan mengatakan hingga akhir November ini, droping air bersih masih dilakukan di lima Desa yang ada di Sleman. Lima desa tersebut yakni Desa Gayamharjo, Desa Sumberharjo, Desa Wukirharjo, dan Desa Sambirejo, masing-masing desa tersebut berada di Kecamatan Prambanan.

“Sedangkan satu desa lagi yakni Sumberahayu yang berada di Kecamatan Moyudan,” kata Makwan, Senin, 25 November 2019.

Dari kelima Desa tersebut, Makwan menjelaskan total dropping air bersih yang sudah diberikan sejak Agustus lalu berjumlah 2.561 tangki air bersih. Puncak droping terjadi pada Oktober lalu sejumlah 1.595 tangki air bersih.

Atau sampai warga sudah memanfaatkan air hujan untuk kehidupannya.

Droping air bersih yang diberikan tersebut berasal dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman serta bantuan dari pihak ketiga. Droping air bersih akan terus dilakukan sampai hujan yang turun di wilayah Sleman menambah debit air sumur warga. “Atau sampai warga sudah memanfaatkan air hujan untuk kehidupannya,” kata dia.

Anggota DPRD Kabupaten Sleman Sumaryatin mendorong Pemkab Sleman untuk mencarikan solusi jangka panjang terkait dengan kekeringan di wilayah Kecamatan Prambanan pada saat kemarau panjang. “Sebab Kecamatan Prambanan merupakan salah satu wilayah yang langganan kekeringan,” ujar dia.

Politikus dari daerah pemilihan (Dapil) Kecamatan Prambanan ini mengatakan solusi jangka pendek juga perlu dilakukan. Dia meminta BPBD memastikan bahwa kebutuhan air bersih untuk warga terutama bagi ibu-ibu dan anak-anak tercukupi secara baik. Tujuannya agar tidak menimbulkan masalah berikutnya seperti penyakit dan lain-lain.

Menurut dia perempuan dan anak-anak adalah kelompok yang paling rentan terdampak dari adanya bencana. "Termasuk bencana kekeringan atau krisis air bersih,” ucap dia. []

Baca Juga:

Berita terkait
Yogyakarta Butuh 300 Sumur Bor Atasi Kekeringan
Tahun ini sejumlah daerah di Provinsi DIY mengalami kekeringan parah. Untuk itu perlu adanya pembuatan sumur bor baru sebanyak 300 buah.
Kekeringan di Kulon Progo Bertambah Parah
Bencana kekeringan yang melanda Kabupaten Kulon Progo semakin parah. Jumlah wilayah yang terdampak kekeringan terus mengalami peningkatan.
Kekeringan di Tegal Meluas, Anggaran Air BPBD Menipis
BPBD mulai kehabisan anggaran dropping atau penyaluran air bersih ke wilayah yang mengalami kekeringan.
0
Penduduk Asli Pertama Amerika Jadi Bendahara Negara AS
Niat Presiden Joe Biden untuk menunjuk Marilynn “Lynn” Malerba sebagai bendahara negara, yang pertama dalam sejarah Amerika Serikat (AS)