Kekeringan di Tegal Meluas, Anggaran Air BPBD Menipis

BPBD mulai kehabisan anggaran dropping atau penyaluran air bersih ke wilayah yang mengalami kekeringan.
(Warga Desa Kertasari, Kecamatan Suradadi, Kabupaten Tegal antre bantuan air bersih yang disalurkan di desa mereka, Selasa 8 Oktober 2019. (Foto: Tagar/ Farid Firdaus)

Tegal - ‎Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Tegal, Jawa Tengah mulai kehabisan anggaran dropping atau penyaluran air bersih. Padahal, wilayah yang dilanda kekeringan semakin meluas.

‎Kepala Sub Bidang Sarana Prasarana dan Logistik BPBD Kabupaten Tegal, Handoko mengatakan, anggaran penyaluran bantuan air bersih untuk musim kemarau tahun ini sekitar Rp50 juta dari APBD Kabupaten Tegal.

‎Anggaran tersebut dialokasikan untuk penyediaan air bersih sebanyak 170 mobil tangki selama musim kemarau. Kapasitas tiap satu mobil tangki sebanyak 4.000 liter.

"Dropping satu mobil tangki anggarannya Rp 300 ribu," kata Handoko di sela pemberian bantuan air bersih di Desa Kertasari, Kecamatan Suradadi, Selasa 8 Oktober 2019.

Satu mobil tangki anggarannya Rp 300 ribu.

Handoko menyebut, anggaran itu sudah terpakai untuk penyaluran air bersih sebanyak 110 tangki atau 440.000 liter. Dropping dilakukan‎ sejak Juli di wilayah-wilayah yang dilanda kekeringan.

"Jadi tinggal 60 tangki. Itu sangat kurang karena wilayah yang mengalami kekeringan sudah meluas. Karena itu kami terbantu jika ada instansi swasta maupun pemerintah yang menyalurkan bantuan air bersih," ujarnya.

Baca juga: 1,5 Juta Liter Air Bersih untuk Korban Kekeringan Tegal

Berdasarkan data BPBD seperti disebutkan Handoko, terdapat 27 desa di tujuh kecamatan yang dilanda kekeringan dengan jumlah warga yang terdampak mencapai 74.252 jiwa.

"Perkiraan BMKG kemarau sampai awal November. Mudah-mudahan kemarau tidak bertambah panjang. Kami siaga darurat kekeringan sampai akhir November," ujar Handoko.

Selain ‎anggaran penyaluran air bersih yang mulai menipis, Handoko juga mengungkapkan keterbatasan mobil tangki yang dimiliki BPBD. "BPBD hanya punya satu mobil tangki. Sehari dua kali melakukan dropping air bersih," ucapnya.

Salah satu warga Desa Kertasari, Kecamatan Suradadi, Yuli, 39 tahun, berharap sering ada penyaluran bantuan air bersih agar tidak perlu membeli setiap hari.

"Tiap minggu harus beli air bersih sampai Rp15.000 untuk minum dan memasak karena sudah tidak pernah turun hujan sama sekali," katanya, Sabtu 8 Oktober 2019. (Farid Firdaus)

Berita terkait
Warga Kulon Progo Semakin Kesulitan Air Bersih
Kekeringan semakin menjadi-jadi di Kabupaten Kulon Progo. Warga semakin kesulitan mendapatkan air bersih.
Krisis Air Bersih di Indonesia Makin Meluas
Krisis air bersih semakin meluas sebagai dampak dari musim kemarau panjang seperti yang dialami masyarakat di Kepulauan Riau, dan Yogyakarta.
Kemarau Panjang, Banyuwangi Kesulitan Air Bersih
BMKG memprediksi wilayah Banyuwangi, Jawa Timur, masih terpapar kemarau hingga Oktober 2019. BPBD telah mendistribusikan air bersih kepada warga.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.