Kata BMKG, Yogyakarta Sudah Musim Hujan

DIY bagian utara sudah musim hujan. Waspadai potensi bencana, mengingat di DIY tercatat ada 30 kecamatan rawan longsor dan 53 kecamatan banjir.
Ilustrasi hujan deras (pixabay.com)

Yogyakarta - Akhir bulan November ini wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) telah memasuki musim hujan. Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) mengimbau masyarakat untuk mewaspadai sejumlah potensi dampak bencana musim penghujan.

Di Provinsi DIY tercatat ada 30 kecamatan rawan bencana tanah longsor dan 53 kecamatan rawan banjir. Ini berdasarkan pada Peraturan Daerah (Perda) nomor 6/Tahun 2019 tentang Rencana Tata Ruang dan Wilayah (RTRW) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Berdasarkan monitoring BMKG, curah hujan dengan dasarian 01 sampai 02 November 2019 umumnya sudah sama atau lebih dari 50 mm. Dapat dikatakan musim hujan, jika intensitas curah hujannya signifikan mencapai 50 milimeter dalam 10 hari,

Kepala Stasiun Klimatiogi Mlati BMKG Yogyakarta, Reni Kraningtyas, musim penghujan sudah terjadi di wilayah Sleman bagian utara dan Kulon Progo bagian utara. Kedua wilayah tersebut dapat dikatakan masuk ke dalam November 1 dan 2.

"Untuk wilayah tersebut (bagian Utara) bisa dikatakan sudah memasuki musim hujan, karena memang kami prakirakan DIY bagian utara mengalami musim hujan lebih dulu," kata Reni kepada Tagar saat dikonfirmasi, Sabtu 23 November 2019.

Selanjutnya, musim penghujan akan disusul wilayah tengah dan selatan DIY pada akhir November 2019. Sehingga bisa dikatakan sebagian besar wilayah DIY sudah masuk musim hujan termasuk Gunungkidul yang paling mengalami dampak terburuk kemarau panjang tahun ini.

"Pada pertengahan November 2019, sebagian wilayah Gunungkidul sudah terjadi hujan," ucap Reni.

Sementara itu, Kepala Unit Analisis dan Prakiraan Cuaca Stasiun Klimatologi Mlati BMKG Yogyakarta, Sigit Hadi Prakosa, mengatakan, DIY diprakirakan belum ada potensi hujan lebat sampai dengan 25 November 2019. Namun, Sigit mengimbau dampak awal dari musim hujan.

Karena memang kami prakirakan DIY bagian utara mengalami musim hujan lebih dulu.

"Awal-awal musim hujan sekarang ini umumnya bisa terjadi hujan lebat disertai angin kencang. Mengimbau agar masyarakat waspada potensi dampak dari cuaca ekstrim tersebut dengan memangkas dahan pohon yang lebat dan update terus info BMKG," ungkapnya.

Berikut 30 kecamatan rawan bencana tanah longsor dan 53 kecamatan rawan banjir berdasarkan Perda nomor 6/Tahun 2019 tentang RTRW DIY:

A. Rawan Tanah Longsor

1. Kabupaten Bantul enam kecamatan (Pundong, Imogiri, Dlingo, Piyungan, Pleret, dan Kretek).

2. Kabupaten Gunungkidul 15 kecamatan (Gedangsari, Karangmojo, Ngawen, Nglipar, Paliyan, Panggang, Patuk, Playen, Ponjong, Purwosari, Saptosari, Semin, Tanjungsari, Tepus, Wonosari).

3. Kabupaten Sleman lima kecamatan (Cangkringan, Minggir, Pakem, Prambanan, Turi).

4. Kabupaten Kulon Progo enam kecamatan (Girimulyo, Kalibawang, Kokap, Pengasih, Samigaluh, Temon).

B. Rawan Banjir

1. Kota Yogyakarta 12 kecamatan (daerah yang berada di bantaran Kali Code, Kali Winongo dan Kali Gajahwong)

2. Kabupaten Kulon Progo 12 kecamatan (Galur, Girimulyo, Kalibawang, Kokap, Lendah, Nanggulan, Panjatan, Pengasih, Samigaluh, Sentolo, Temon, Wates).

3. Kabupaten Sleman delapan kecamatan (Berbah, Depok, Gamping, Kalasan, Minggir, Moyudan, Sleman, Tempel)

4. Kabupaten Bantul 15 kecamatan (Bantul, Bambanglipuro, Banguntapan, Imogiri, Jetis, Kasihan, Kretek, Pajangan, Pandak, Pleret, Pundong, Sanden, Sedayu, Sewon, Srandakan)

5. Kabupaten Gunungkidul enam kecamatan (Gedangsari, Ngawen, Nglipar, Panggang, Semin, dan Wonosari). []

Baca Juga:

Berita terkait
Penyebab Angin Kencang Mengamuk di Lereng Merapi
Puluhan pohon di lereng Merapi itu bertumbangan menutup akses jalan dan sebagian menimpa rumah warga.
Bencana Angin Kencang, 11 Rumah di Gunungkidul Rusak
Bencana angin kencang terjadi di Kecamatan Karangmojo, Kabupaten Gunungkidul menyebabkan 11 rumah rusak dan satu orang luka ringan.
Musim Hujan, Waspadai Banjir Lahar Merapi
BPPTKG mengimbau masyarakat khususnya yang tinggal di sekitar Gunung Merapi waspada lahar hujan. Apalagi musim hujan sudah dekat.