Sri Mulyani: Di Rumah Seperti Kartini dalam Pingitan

Kartini dipingit di rumah karena adat istiadat. Kita harus tinggal di rumah karena Covid-19. Kita dapat mencontoh semangat Kartini. Sri Mulyani.
Menteri Keuangan Sri Mulyani. (Foto: Facebook/Sri Mulyani Indrawati)

Jakarta - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan satu abad lalu Kartini sebagai perempuan, dipingit di rumah karena adat istiadat. Walaupun demikian, dinding rumah tidak menjadi penghalang bagi Kartini untuk memperjuangkan dan peduli akan nasib perempuan dan anak-anak untuk maju.

"Hari ini kita harus tinggal di rumah karena Covid-19. Kita dapat mencontoh semangat Kartini - meski di rumah, you can always do good think for your family, your community and your country. Never try to find any excuses to do good things for others," ujar Sri Mulyani di laman Facebook, Selasa pagi, 21 April 2020.

Mereka yang bekerja siang malam menghadapi ancaman Covid-19. Di garis depan para tenaga medik dokter, perawat, pekerja rumah sakit - memiliki tugas mulia menyelamatkan jiwa manusia dengan risiko jiwa raga mereka sendiri.

Ucapan terima kasih dan penghargaan tidak akan mampu menebus jasa besar mereka yang telah membaktikan dirinya untuk menolong dan menyelamatkan nasib sesama manusia.

"Pandemi Covid-19 memberi kesempatan kepada kita semua untuk mampu menunjukkan kualitas kemanusiaan kita," tutur Sri Mulyani.

Seperti Kartini, lanjut Sri Mulyani, keperempuanannya, pingitannya, dan berbagai halangan adat, sosial kultural tidak menjadi alasan untuk tidak bisa memajukan kaumnya, dan menjadi pahlawan bangsa dan pahlawan kemanusiaan.

"Satu abad lebih, warisan Kartini dalam bentuk kepedulian dan perikemanusiaan yang adil dan beradab tidak pernah musnah. Pemikirannya yang maju jauh melampaui waktu saat itu, abadi dan lekat dengan kita semua dari jaman ke jaman. Sang Pencipta menghendaki agar umat manusia selalu mampu dan mau berbuat kebaikan bagi sesama manusia dan bagi alam semesta," tulis Sri Mulyani pada bagian akhir catatannya.

Kita dapat mencontoh semangat Kartini - meski di rumah, you can always do good think for your family, your community and your country. Never try to find any excuses to do good things for others.

Sri MulyaniMenteri Keuangan Sri Mulyani senam di rumah, di sela aktivitas work from home pada masa pandemi Covid-19. (Foto: Facebook/Sri Mulyani Indrawati)

Indonesia mengenal 21 April sebagai Hari Kartini. Raden Ajeng Kartini lahir di Jepara, Jawa Tengah, 21 April 1879, meninggal di Rembang, Jawa Tengah, 17 September 1904 pada usia 25 tahun. Usia yang singkat tapi tidak dengan sejarahnya. Ia dikenang sepanjang masa sebagai Pahlawan Nasional, pelopor kebangkitan perempuan pribumi.

Pemikirannya melampaui zamannya. Dinding rumah tak mampu membatasi gerak pikirnya. Ia menuangkan pemikiran dalam surat, mengirimkannya kepada sahabatnya di Belanda yang kelak setelah ia meninggal, tumpukan suratnya itu dibukukan, menjadi bukti visi besarnya.

Surat-surat Kartini yang kemudian dibukukan itu sangat menarik perhatian masyarakat Belanda. Pemikiran Kartini mengubah pandangan masyarakat Belanda terhadap perempuan pribumi di Jawa.

Dari surat-suratnya tampak Kartini membaca apa saja dengan penuh perhatian, sambil membuat catatan-catatan. Kadang Kartini menyebut suatu karangan atau mengutip beberapa kalimat.

Perhatiannya tidak semata soal emansipasi wanita, tapi juga masalah sosial umum. Kartini melihat perjuangan wanita agar memperoleh kebebasan, otonomi dan persamaan hukum sebagai bagian dari gerakan yang lebih luas.

Surat Kartini juga mengungkqp keinginan untuk menjadi seperti kaum muda Eropa. Ia menggambarkan penderitaan perempuan Jawa akibat kungkungan adat, yaitu tidak bisa bebas duduk di bangku sekolah, harus dipingit, dinikahkan dengan laki-laki yang tak dikenal, dan harus bersedia dimadu.

Pemikiran Kartini menjadi inspirasi tokoh-tokoh kebangkitan nasional Indonesia, antara lain W.R. Soepratman yang menciptakan lagu berjudul Ibu Kita Kartini. Lagu yang sangat populer di kalangan siswa di seluruh Nusantara. Lagu ibu kita Kartini menggambarkan inti perjuangan wanita untuk merdeka. Pada zaman modern dikenal dengan konsep emansipasi wanita. []

Baca juga:

Berita terkait
Kamar Pingit Saksi Bisu Penderitaan Batin Kartini
Kamar Pingit saksi bisu penderitaan batin Kartini, sampai sekarang masih lestari. Letaknya di Kompleks Pendapa Kabupaten Jepara, Jawa Tengah.
Ratu Kalinyamat, Pejuang Jepara Tak Sepopuler Kartini
Kanjeng Ratu Kalinyamat seorang tokoh perempuan Jepara walaupun namanya tak sepopuler Raden Ajeng Kartini. Siapa dia sesungguhnya?
Deretan Sosok Kartini di Kancah Film Indonesia
Pengamat film Hikmat Darmawan, menyebut sederet nama sineas perempuan yang layak disebut sebagai sosok Kartini dalam kancah perfilman nasional.
0
Surya Paloh Sebut Nasdem Tidak Membajak Ganjar Pranowo
Bagi Nasdem, calon pemimpin tak harus dari internal partai. Ganjar Pranowo kader PDIP itu baik, harus didukung. Tidak ada membajak. Surya Paloh.