Aceh Barat – Pemerintah Kabupaten Aceh Barat saat ini tengah mempersiapkan lahan untuk warga yang menjadi korban terimbas konflik di Aceh Barat seluas 1.000 hektare.
Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Aceh Barat, Danil Adrial mengatakan hingga saat ini pihaknya bersama dengan dinas terkait lainnya sedang melakukan proses verifikasi lahan.
“Saat ini masih sampai tahap verifikasi lahan untuk mengecek ketersediaan lahannya, untuk Aceh Barat kita mendapat 1000 hektare dan saat ini calon lokasinya itu di Kecamatan Sungai Mas dan Kecamatan Pante Ceuremen,” kata Dani Adrial, Senin, 16 November 2020.
Kata dia, untuk lahan yang sudah tersedia di Kecamatan Sungai Mas hingga saat ini seluas 500 hektare namun di Kecamatan Pante Ceuremen sampai saat ini baru tersedia lahan seluas 200 hektare.
Aceh Barat kita mendapat 1000 hektare dan saat ini calon lokasinya itu di Kecamatan Sungai Mas dan Kecamatan Pante Ceuremen.
“Kita melakukan verifikasi lahan apakah lahan tersebut tidak bermasalah dengan HGU ataupun tidak masuk dalam kawasan hutan makanya juga melibatkan pihak KPH UPTD dari Dinas Pertanahan Aceh,” katanya.
Dipilihnya Kecamatan Sungai Mas dengan Kecamatan Pante Ceuremen sebagai lokasi untuk penyedian lahan bagi warga terimbas konflik ini karena di dua Kecamatan tersebut masih adanya ketersediaan lahan yang cukup luas.
“Kalau seperti di Keamatan Kaway 16 kan kita tahu sekarang sudah tidak ada lagi lahan, lahannya sudah diusahakan semua oleh masyarakat secara mandiri dan juga sudah disahkan sebagian masuk ke dalam kawasan HGU, jadi kalau luas sekitar 10 atau 50 hektare masih ada tapi kalau 1.000 hektar tidak ada,” ujar Danil Adrial.
Dinas-dinas lain yang juga terlibat dalam pengadaan lahan bagi warga terimas konflik di Kabupaten Aceh Barat ini adalah Dinas Pertanian, Dinas Perkebunan dan Dinas Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat serta beberapa dinas lainnya.
“Nanti kalau di daerah itu dibuat kebun tapi tidak didukung dengan infrastruktur lainnya seperti jalan maka dengan apa kita akses ke situ dan pihak perkebunan mungkin termasuk dengan komoditi apa yang akan ditanam di lahan tersebut,” ujarnya.
Namun kata dia hingga saat ini belum bisa dipastikan komuditi tanaman apa yang akan ditanam di lahan tersebut semua tergantung dengan potensi lahan dan tanaman apa yang cocok dengan lahan tersebut.
“Kita mulainya sudah sekitar satu bulan yang lalu cuma yang menjadi kendala kita itu belum kita dapatkan lahan yang cocok sesuai dengan yang pemerintah daerah inginkan,” katanya. []