Jakarta - Kepala Kantor Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut Ketua Persatuan Gerakan Pembebasan untuk Papua Barat (ULMWP) Benny Wenda sebagai dalang kerusuhan di Papua, sekaligus tokoh dibalik mobilisasi dukungan diplomatik Papua Merdeka ke sejumlah negara asing.
Dia mengatakan, pihaknya menyadari saat ini pemerintah tidak bisa merespon apa yang terjadi di Bumi Cendrawasih dengan cara militer. Pasalnya, Moeldoko menilai langkah yang diambil Benny merupakan gerakan politik, sebagai kelompok politik yang menginginkan Papua merdeka.
"Jelas Benny Wenda itu (yang pimpin). Dia mobilisasi diplomatik, mobilisasi informasi yang missed, yang enggak benar. Itu yang dia lakukan di Australia, di Inggris," kata Moeldoko di Jakarta, Senin, 2 September 2019.
"Ini persoalan politik harus diatasi dengan pendekatan politik, enggak bisa dengan pendekatan militer. Ini juga lebih politik karena dia bergerak di front politik," kata dia.
Diketahui, Benny Wenda merupakan pria kelahiran Lembah Baliem, Papua, yang pernah disebut oleh Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) dalam keterangan resminya sebagai pegiat separatisme Papua yang memiliki rekam jejak kriminal di bumi paling timur Indonesia itu.
Dia mobilisasi diplomatik, mobilisasi informasi yang missed, yang enggak benar.
Dalam situs pribadinya, Benny menceritakan bagaimana kehidupan di desanya berubah sewaktu militer datang pada 1977. Wenda melihat segala bentuk kekerasan yang dilakukan oleh aparat militer. Bahkan, anggota keluarganya ada yang meninggal dunia.
Pria yang lahir pada 17 Agustus 1974 ini juga menceritakan kehidupan sekolahnya selama di Indonesia. Menurutnya, saat itu hanya ada dua orang Papua. Ia juga mengaku menjadi korban bully, bahkan sampai diludahi oleh teman sekelasnya.
Setelah pemerintahan Soeharto lengser, Wenda kemudian menjadi salah satu yang menuntut pembebasan Papua melalui organisasi Dewan Musyawarah Masyarakat Koteka (Demmak).
Benny Wenda juga kabarnya terlibat dalam penyerangan markas Kepolisian Sektor (Polsek) Abepura pada tahun 2000. Sebanyak enam polisi tewas dalam serangan tersebut. Ia kemudian ditangkap pada 6 Juni 2002.
Baca juga: Benny Wenda, Tokoh dalam Konflik Papua
Setelah dimasukan penjara, pada 27 Oktober 2002 ia berhasil membobol lubang ventilasi udara dan kemudian melarikan diri. Saat itu, ia dibantu teman-temannya untuk dilarikan ke negara tetangga, Papua Nugini. []