Medan - Kabar duka kembali datang dari sepak bola Indonesia. Salah satu legenda yang pernah berjaya bersama klub PSMS Medan, Parlin Siagian, tutup usia pada Senin 16 November 2020, sekitar pukul 12:00 WIB.
Belum habis air mata karena kepergian mantan kiper Persija Jakarta yang terakhir kali membela Badak Lampung FC Daryono. Kini, sepak bola di Tanah Air harus melepas Parlin Siagian, sang legenda dari Medan.
Mantan pemain dan asisten pelatih tim nasional Indonesia ini meninggal setelah beberapa hari menjalani perawatan karena sakit. Parlin sempat dirawat di RS Elisabet Medan selama tiga hari.
Parlin meninggal di usia 69. Menurut informasi, almarhum memiliki riwayat sakit jantung dan diabetes. Berita duka atas meninggalnya striker di era Perserikatan ini disampaikan Sekretaris Umum PSMS, Julius Radja.
"Berita duka cita. Telah Meninggal dunia senior PSMS Medan, Parlin Siagian hari ini. Semoga amal ibadahnya diterima di sisi Tuhan, dan diampuni segala dosanya. Dibukakan pintu surga. Semoga keluarga tabah menghadapi musibah ini. Amin," isi pesan Julius Radja.
Radja menurturkan PSMS merasakan kehilangan salah satu sosok yang berjasa. "Kami turut menghaturkan doa kepada almarhum," kata dia.
Semasa aktif sebagai pemain, Parlin merupakan striker yang dikenal tajam sehingga produktif mencetak gol. Dirinya memiliki tendangan melengkung yang khas. Keistimewaan ini dikenal dengan tendangan pisang.
Selama ada Parlin, PSMS kerap mengukir prestasi. Termasuk beberapa kali membawa PSMS juara di era Perserikatan.
Parlin bergabung dengan PSMS pada 1971 dan. Saat itu, usianya masih belasan tahun. Sebagai pemain muda, dia menjadi bagian dari skuat istimewa tim berjuluk Ayam Kinantan karena dihiasi nama-nama besar seperti, Wibisono, Zulkarnaen Pasaribu, Tumsila, Nobon Kayamuddin, Sarman Pangabean, Taufik Lubis, dan Yuswardi. Saat itu, Parlin langsung membawa PSMS juara Perserikatan.
Baca juga:
Tuan Rumah Liga 2, PSMS Medan Benahi 2 Stadion
SMeCK Hooligan Dukung PSMS Kumpulkan Bintang Liga 1
Sukses di Perserikatan bersama PSMS membawa dia masuk timnas. Namun dia tak lama di timnas.
Saat pensiun sebagai pemain, Parlin kemudian menjadi pelatih. Dirinya sukses mbawa PSMS juara 2 kali pada 1983 dan 1985. Selain PSMS, almarhum juga sempat melatih beberapa klub lainnya seperti PSDS Deli Serdang.
Parlin juga sempat ditunjuk menjadi asisten pelatih timnas Indonesia mendampingi Danurwindo pada 1996. Saat itu, tim Indonesia berlaga di Piala Asia 1996. Meski gagal, Indonesia sempat mencuat lewat tendangan salto Widodo C. Putro, striker legendaris timnas. []