Sejarah 19 Agustus: Muhibuddin Saraiy dan Kudeta Iran

Sejumlah peristiwa sejarah terjadi pada Senin 19 Agustus 2019. Mulai dari kelahiran tokoh, hingga peristiwa sejarah terkait kudeta.
Ilustrasi sejarah. (Foto: Pixabay)

Jakarta - Sejumlah peristiwa sejarah terjadi pada Senin 19 Agustus 2019. Mulai dari kelahiran tokoh, hingga peristiwa sejarah terkait kudeta. Berikut Tagar sajikan sejumlah peristiwa bersejarah yang terjadi pada hari ini di masa lampau.

1. Muhibuddin Saraiy Lahir

Muhibuddin Saraiy adalah seorang ahli fiqih dan tafsir pada abad VIII Hijriah terlahir ke dunia di kota Kairo, Mesir. Lahir pada hari ini, atau tanggal 17 Dzulhijjah 790 Hijriah Syamsiah. 

Setelah Muhibuddin menguasai berbagai ilmu, seperti sastra Arab, fiqih, ushul fiqih, hadis, dan logika, Muhibuddin Saraiy mengajar di sekolah-sekolah di Kairo.

Cendekiawan muslim ini menghabiskan hidupnya untuk mengabdi di bidang keilmuan, baik dalam penelitian maupun pengajaran. Di antara karya penulisan yang ditinggalkan Muhibuddin Saraiy berjudul ‘an-Nihayah'.

2. Kudeta Pemerintahan Mosaddegh di Iran

Tepat 66 tahun yang lalu, menurut kalender nasional Iran, hari ini tanggal 28 Mordad 1398 Hijriah Syamsiah, terjadi kudeta terhadap pemerintahan Dr. Mosaddegh di Iran.

CIA dan Inggris diduga kuat mendalangi pendongkelan kekuasaan Mosaddegh di Iran. Setelah terlempar dari kekuasaan, Iran kemudian dipimpin kembali oleh Shah Reza Pahlevi setelah sebelum melarikan diri ke Italia. Saat itu, para politikus dan rakyat bertikai.

Sebelum terjadinya kudeta ini, rakyat muslim Iran berhasil menghentikan penguasaan Inggris atas industri minyak Iran dan menasionalisasi industri minyak tersebut. Namun, kebangkitan rakyat ini menjadi lemah karena terjadinya pertentangan antara para pemimpin politik dan ruhaniwan.

Buntutnya, komandan militer Teheran mengumumkan pelarangan segala bentuk demostrasi. Namun, sekelompok preman yang sebelumnya sudah diorganisir bersama dengan pasukan Shah turun ke jalan dan menyerang pusat-pusat pemerintahan. 

Kemudian,  seorang perwira pro-AS, Zahedi, mengumumkan jatuhnya pemerintahan Mosaddegh dan mengangkat dirinya sebagai perdana menteri melalui radio.

Setelah kudeta, Shah Reza kembali berkuasa dan menerapkan politik yang amat menekan rakyat dan memberlakukan sensor yang sangat ketat. Hasil lain dari kudeta ini adalah meningkatnya pengaruh AS di Iran dan mengurangi pengaruh Inggris.

3. Kudeta Terhadap Presiden Gorbachev

Pada tanggal 19 Agustus 1991, sekelompok militer Uni Soviet di bawah pimpinan Genadi Yanayev, melakukan kudeta terhadap Presiden Gorbachev. Tepatnya 28 tahun yang lalu.

Para pelaku kudeta ini berkeinginan untuk mengakhiri reformasi Gorbachev dan menghalangi terpecah-pecahnya Uni Soviet. Pada saat terjadinya kudeta, Gorbachev sedang berada di kepulauan Krim di tepi laut Hitam.

Boris Yeltsin yang saat itu menjadi presiden negara bagian Rusia dengan dukungan Barat dan rakyat membungkam kudeta tersebut. Digagalkannya kudeta ini membuat kekuasaan Yeltsin semakin besar dan keruntuhan Uni Soviet semakin cepat.

Baca juga: 

Berita terkait
Apa itu GBHN dan Sejarahnya
PDIP mengungkapkan keinginannya menghadirkan kembali GBHN agar pembangunan Indonesia berkelanjutan dan berkesinambungan
Bahas Ganja di Medan, dari Perspektif Politik dan Sejarah
Kepemilikan dan pemakaian ganja dilarang sesuai Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika.
Sejarah Panjat Pinang, Rayakan HUT Republik Indonesia
enjelang Hari Kemerdekaan Republik Indonesia 17 Agustus 2019 kerap dimeriahkan dengan perlombaan-perlombaan, salah satunya adalah panjat pinang.
0
Kesehatan dan Hak Reproduksi Adalah Hak Dasar
Membatasi akses aborsi tidak mencegah orang untuk melakukan aborsi, hal itu justru hanya membuatnya menjadi lebih berisiko mematikan