Satu Siswa Terpapar, Dinkes Lakukan Vaksinasi Warga

Kepala Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh, Warqah Helmi, mengatakan kegiatan ORI dilakukan atas ditemukannya kasus difteri yang menyerang seorang siswa di sekolah tersebut.
Vaksinasi Difteri Siswa di Aceh. Sebanyak 900 siswa mulai dari tingkat pertama hingga enam mendapatkan giliran vaksin masing-masing yang dilakukan oleh petugas Puskesmas Ulee Kareng, Banda Aceh, Selasa (20/2). vaksin tersebut guna untuk mencegah penyebaran virus Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri. (Fzi)

Banda Aceh, (Tagar 20/2/2018) - Mencegah penyebaran virus Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri, Dinas Kesehatan Kota Banda Aceh melakukan Outbreak Response Immunization (ORI) terhadap siswa di sekolah Madrasah Ibtidaiyah Negeri (MIN) 5 Ulee Kareng, Banda Aceh, Selasa (20/2).

Kepala Dinas Kesehatan kota Banda Aceh, Warqah Helmi, mengatakan kegiatan ORI dilakukan atas ditemukannya kasus difteri yang menyerang seorang siswa di sekolah tersebut. Oleh sebab itu untuk mengantisipasi penyebaran ke siswa lain pihaknya mendatangi sekolah dan memberikan vaksin kepada seluruh siswa.

[caption id="attachment_44363" align="alignleft" width="712"]Vaksinasi Difteri Siswa di Aceh 1 Vaksinasi Difteri Siswa di Aceh. Kepala Dinas Kesehatan kota Banda Aceh, Warqah Helmi mengharapkan, kepada seluruh masyarakat untuk memberikan imunisasi dasar terutama pada anak dari usia 1-5 tahun. Guna untuk memberikan kekebalan tubuh sehingga jauh dari penyakit seperti difteri yang sifatnya menular. (Fzi)[/caption]

"Khususnya untuk MIN 5 Ulee Kareng, kita menemukan satu kasus difteri, seorang siswanya saat ini sedang menjalani perawatan di Rumah Sakit Umum Daerah Zainoel Abidin (RSUZA). Agar penyakit ini tidak menyebar ke siswa lain makanya kita berikan vaksinasi ke seluruh siswa," katanya kepada wartawan, Selasa, (20/2).

Dinkes Banda Aceh telah melakukan kegiatan ORI sebanyak tujuh kali di lokasi berbeda. Namun untuk di sekolah adalah yang kali pertama. Mekanisme pemberian vaksin dilakukan sebanyak tiga tahap.

Secara umum, kata Warqah, kasus difteri di Kota Banda Aceh pada 2017 lalu ditemukan sebanyak 17 kasus dan satu diantaranya dinyatakan positif. Sementara di 2018 Dinkes menemukan 6 kasus difteri, 2 diantaranya dinyatakan positif.

"Kalau untuk siswa MIN Ulee Kareng ini kita belum temukan hasilnya apakah positif atau negatif. Saat ini dia sedang menjalani perawatan di RSUDZA bersama dua anak yang dinyatakan positif difteri sebelumnya," ucap Warqah.

Setelah tahap pertama selesai maka berselang dua bulan akan diberikan tahap kedua. Dan tahap ketiga berselang enam bulan setelah itu. Ini merupakan tanggung jawab kita bersama terhadap masyarakat. Karena penyebaran difteri ini harus dicegah, vaksinasi adalah salah satu cara untuk mencegah tersebarnya penyakit menular itu," tambahnya.

"Untuk kasus-kasus yang bisa dicegah dengan vaksin seperti difteri maka bisa kita cegah dari awal. Maka masyarakat kita minta untuk membawa anak-anaknya ke puskesmas yang ada," pungkasnya.(fzi)

Berita terkait