Satu Keluarga di Brebes Menderita Gangguan Jiwa

Satu keluarga di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah menderita gangguan jiwa. Namun mereka tidak mendapat pengobatan.
Suyati dan dua anaknya yang menderita gangguan jiwa saat didatangi Dinas Kesehatan di rumahnya di Desa Buaran, Kecamatan Jatibarang, Kabupaten Brebes, Senin 7 Oktober 2019.(Foto: Tagar/Farid Firdaus)

Brebes - ‎Satu keluarga di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah menderita gangguan jiwa. Ironisnya, mereka tak pernah mendapat pengobatan.

Satu keluarga yang mengalami gangguan jiwa itu terdiri dari ibu, Suyati, 40, dan dua anaknya, yakni Nurul Kosiah,13, dan Syariah Awaliyah,10. Mereka merupakan warga RT 5 RW 1 Desa Buaran, Kecamatan Jatibarang, Brebes.

"Pertama ibunya yang mengalami gangguan jiwa. Kemudian diikuti dua anaknya. Hanya suami dan satu anaknya yang sehat," kata Binti Khoiriyah, 37, kakak ipar Suyati, kepada Tagar, Senin 7 Oktober 2019.

Sariah dan Nurul mengidap retardasi mental. Riwayat lahir normal. Umur enam bulan ada riwayat jatuh, kejang tapi tidak pernah diperiksakan atau ditangani medis

‎Mirisnya, suami Suyati, Kasim, 50, tak pernah mempedulikan kondisi istri dan kedua anaknya. Begitu juga terhadap satu-satunya anak yang tidak mengalami gangguan jiwa, Depa Diana. Bocah 9 tahun itu lebih banyak diurus neneknya.

Menurut Binti, istri dan anak-anak tidak pernah dibawa berobat. Bahkan salah satu di antara anaknya, Nurul, malah disuruh meminta-minta. 

Berbeda dengan anak yang sehat tetap disekolahkan. Namun dia diurus neneknya. Kasim sendiri yang tidak memiliki pekerjaan tetap lebih sering tidak berada di rumah. 

"Dia lebih sering keluar main. Istri dan anaknya tak dibawa untuk berobat," kata dia.

Dokter Puskesmas Klikiran, Kecamatan Jatibarang Desi Perwita Sari membenarkan Suyati dan dua anaknya mengidap gangguan jiwa.

“Sariah dan Nurul mengidap retardasi mental. Riwayat lahir normal. Umur enam bulan ada riwayat jatuh, kejang tapi tidak pernah diperiksakan atau ditangani medis," kata Desi.

Desi mengemukakan, Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) seperti Suyati dan kedua anaknya seharusnya mendapat ‎pengobatan rutin. Di puskesmas, menurut dia, terdapat pengobatan untuk pasien ODGJ dan gangguan mental.

Puskesmas akan memberikan obat yang harus rutin diminum agar kondisi pasien stabil dan juga memberikan rujukan jika diperlukan perawatan ke poliklinik jiwa di rumah sakit.

"Akan tetapi mengajak masyarakat untuk berobat yang susah. Mereka menganggap ODGJ itu masih tabu dan aib. Jadi susah untuk diajak berobat," ujarnya.‎

Kepala Seksi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Dinas Kesehatan Kabupaten Brebes, Johan Assani ‎mengungkapkan, jumlah penderita gangguan jiwa di Brebes terus mengalami kenaikan sejak 2016.

Pada 2016 jumlah penderita gangguan jiwa tercatat mencapai 422 orang. Pada 2017 jumlahnya meningkat menjadi 1.229 orang‎. Pada tahun 2018 jumlahnya 4.374 orang.

Menurut Johan, penanganan penderita gangguan jiwa memerlukan kerjasama lintas sektor, seperti dengan Dinas Sosial dan pemerintah desa. Selain itu, diperlukan juga dukungan dari keluarga penderita.

"Temuan di lapangan banyak keluarga menolak untuk dirawat, bukan mendukung pasien untuk sembuh‎," kata dia.

‎Johan mengatakan, Dinas Kesehatan akan membentuk tim pelaksana kesehatan jiwa masyarakat untuk memudahkan koordinasi lintas sektor.

"Kami sudah ada satu tim, nanti bisa kami rapatkan. Kalau sudah terbentuk, koordinasi akan lebih mudah. Penangannya juga akan lebih tepat sasaran. Tujuannya setiap desa nanti ada DSSJ atau Desa Siaga Sehat Jiwa. Kami berharap tiap desa ada tim yang menangani penderita sakit jiwa," ujar dia menjelaskan.

Selain kendala yang berasal dari keluarga, Johan melanjutkan, penyebab penderita gangguan jiwa tidak mendapat pengobatan juga kemungkinan karena tidak memiliki e-KTP sehingga tidak bisa mengakses program BPJS.

"Nanti kita kerjasama juga disdukcapil, rekam e-KTP dan diusulkan gratis biar dapat BPJS. Obat program jiwa itu gratis. Jadi semua pasien jiwa seharusnya bisa mendapatkan obat. Nanti alurnya adalah ke puskesmas untuk ajukan permintaan, kebutuhan berapa, bisa langsung diantar," ujarnya. []

Baca juga:

Berita terkait
Perahu Nelayan Terbalik Saat Sedekah Laut‎ di Brebes
Ada sekitar 25 penumpang di dalam perahu yang terbalik terdiri dari dewasa dan anak-anak.
Abu Vulkanik Gunung Slamet Mengarah ke Tegal dan Brebes
Aktivitas vulkanik Gunung Slamet, Jawa Tengah masih terus menunjukkan peningkatan. Jika terjadi letusan, abu vulkanik berpotensi mengarah ke wilayah Kabupaten Tegal dan Brebes
Ratusan Hektare Lahan Pertanian di Brebes Gagal Panen
Ribuan lahan pertanian di Kabupaten Brebes mengalami kekeringan akibat musim kemarau. Ratusan di antaranya mengalami gagal panen.
0
Hasil Pertemuan AHY dan Surya Paloh di Nasdem Tower
AHY atau Agus Harimurti Yudhoyono mengaku sudah tiga kali ke Nasdem Tower kantor Surya Paloh. Kesepakatan apa dicapai di pertemuan ketiga mereka.