Petani Garam di Brebes Keluhkan Harga yang Rendah

Rendahnya harga garam di keluhkan petani garam di Brebes
Seorang petani garam di Desa Kaliwlingi, Kecamatan Brebes, Kabupaten Brebes, menunjukkan garam yang diproduksinya, Selasa 2 Juli 2019. (Foto: Tagar/Farid Firdaus)

Brebes - Petani garam di Kabupaten Brebes, Jawa Tengah mengeluhkan harga garam yang rendah‎. Garam yang diproduksi dibiarkan menumpuk.

Salah satu petani garam di Desa Kaliwlingi, Kecamatan Brebes, Surya, 49 tahun, mengatakan, saat ini ‎harga garam anjlok di kisaran Rp 400 - Rp 500 per kilogram (kg).

"Harga garam sekarang sangat rendah. Cuma laku Rp 400 per kg," kata Surya saat ditemui Tagar, Selasa 2 Juli 2019.

Menurut Surya, anjloknya harga garam sudah terjadi usai bulan puasa. ‎Dia mengaku tak mengetahui penyebab turun tajamnya harga.

Garam lagi banyak, tapi tidak ada pengepul yang beli. Kalau ada yang beli harganya rendah.

Kondisi tersebut, kata Surya, membuat petani garam tak bersemangat untuk memproduksi garam kendati bulan Juli biasanya menjadi waktu para petani mulai memproduksi garam.

Dia juga mengaku terpaksa masih menyimpan stok garam yang dipanen pada tahun lalu. Jumlah garam yang disimpannya mencapai 1000 kantong, dengan kapasitas tiap kantong 50 kg.

"Tahun-tahun lalu biasanya kalau tahap pertama (mulai produksi) harganya Rp 800. Terus turun. Ini tahap pertama saja sudah rendah‎ harganya, apalagi kalau nanti, bisa tambah rendah," tuturnya.

Rendahnya harga garam saat ini dinilai Surya tak sebanding dengan biaya yang harus dikeluarkan petani mulai dari awal produksi hingga saat panen, seperti membeli kantong hingga tenaga angkut.

"Harusnya harga garam Rp 750 - Rp 800 per kg. Kalau tidak bisa untung, setidaknya bisa menutup biaya produksi," kata dia.

Petani garam lainnya, ‎Waan, 69 tahun, juga mengaku masih menyimpan garam stok lama karena harganya yang rendah.

"Mau produksi juga tidak semangat karena harganya sangat rendah. Saat dipanen tidak untung tapi malah rugi," keluhnya. []

Artikel lainnya:

Berita terkait