Jakarta - Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mendukung penuh pelaksanaan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) dengan memberikan syarat serta rekomendasi pelaksanaan PTM yang aman dan sehat. IDAI juga meminta agar syarat pelaksaan pembelajaran tatap muka disaat pandemi tidak didiskon.
Melalui virtual press conference IDAI mengenai Update Kajian IDAI terkait COVID-19 pada anak , Prof. Dr. dr. Aman B. Pulungan, Sp.A(K), FAAP, FRCPI(Hon) selaku Ketua Umum Pengurus Pusat IDAI menyampaikan hal berikut
"IDAI tidak mau syarat PTM anak Indonesia berbeda dengan anak di negara lain. Kalau syarat untuk sekolah, tapi syarat kesehatannya didiskon atau paket hemat, kami tidak mau," ujar Prof. Aman pada Minggu, 26 September 2021.
Pelaksaan pembelajaran tatap muka mendapatkan dukungan dari Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) itu sendiri, tetapi mereka meminta sekolah tatap muka yang aman serta bisa menjamin kesehatan anak Indonesia.
IDAI juga memberikan syarat dan rekomendasi untuk melaksanakan pembelajaran tatap muka, yaitu :
1. Melakukan ujicoba kepada anak yang sudah pada anak yang sudah imunisasi atau vaksinasi Covid-19.
2. Melaksanakan pembelajaran tatap muka pada daerah yang memiliki positive rate (angka positif) di bawah 8 persen.
3. Seluruh Guru, Pegawai hingga keluarga dipastikan sudah melakukan vaksinasi.
4. Saat melakukan pembelajaran tatap muka, seluruh pihak yang melaksanakan tidak boleh membuka masker serta pelarangan makan dan minum di lingkungan sekolah.
5. Saat awal uji coba pelaksaan PTM dilakukan dalam waktu 2-3 jam saja.
6. Mengetahui perjalanan yang dilakukan peserta dari rumah ke sekolah sampai kembali lagi ke rumah.
7. Dengan memastikan protokol kesehatan yang ketat. Serta melakukan pembatasan jumlah murid dan mengatur sirkulasi udara dengan ketat.
IDAI tidak mau syarat PTM anak Indonesia berbeda dengan anak di negara lain. Kalau syarat untuk sekolah, tapi syarat kesehatannya didiskon atau paket hemat, kami tidak mau.
Tetapi pada kenyataanya pembelajaran tatap muka dimulai oleh anak yang belum melakukan imuniasi atau vaksinasi. Dan juga dilakukan di daerah dengan angka positif yang belum dibawah 8 persen, serta masih adanya pelanggaran yang dilakukan siswa mengenai membuka masker dan makan disekolah.
Prof. Aman juga mengatakan dalam seminggu ini poli klinik mulai penuh dengan anak sekolah yang terpapar covid-19. Kalau ada anak atau keluarga yang komorbid akan menghadirkan masalah baru.
Oleh karena itu, ia meminta untuk berkerja sama dalam mengawal pembelajaran tatap muka agar kesehatan anak Indonesia tetap aman dan terjaga. Karena keamanan dan kesehatan anak merupakan hal penting.[]
(Fiona Renatami)
Baca Juga:
- Daftar 65 Sekolah Tatap Muka di Jakarta Utara Hari Ini
- Orang Tua Murid Antusias Sambut Sekolah Tatap Muka
- Orangtua Murid Bahagia Sekolah Tatap Muka Dimulai
- Alasan Bupati Karawang Belum Mulai Pembelajaran Tatap Muka