Salah Isi Koordinat PPDB SMP di Kudus Bisa Fatal

Ketua MKKS SMP Kudus mengingatkan kepada wali murid untuk mengecek ulang titik koordinat di google maps penting menentukan masuk kuota atau tidak.
Guru SMPN 2 Undaan memberikan pelayanan pendaftaran sekaligus verifikasi PPDB pada masyarakat. (Foto: Tagar/Nila Niswatul Chusna)

Kudus - Pengecekan ulang titik koordinat rumah dalam pendaftaran peserta didik baru (PPDB) menjadi hal yang penting dilakukan. Sebab salah pengisian koordinat dalam PPDB 2020 bisa berakibat fatal.

Ketua Majelis Koordinasi Kepala Sekolah (MKKS) SMP Kabupaten Kudus Sujarwo mengatakan sistem zonasi dalam PPDB online tahun ini berbeda dengan tahun sebelumnya. Jika di tahun 2019, zonasi PPDB ditentukan dari jarak antara sekolah dengan balai desa tempat calon peserta didik tinggal.

Makanya perlu dicek ulang saat menentukan titik koordinat. Sudah pas dan sesuai atau tidak.

Di tahun 2020 ini, zonasi ditentukan dari jarak antara sekolah dengan rumah tempat tinggal peserta PPDB. Hal inilah, yang kemudian membuat pengisian titik koordinat dalam google maps memegang peranan penting menentukan masuk tidaknya calon peserta didik dalam kuota zonasi di sekolah tujuan.

"Makanya perlu dicek ulang saat menentukan titik koordinat. Sudah pas dan sesuai atau tidak. Soalnya, kalau salah bisa merugikan calon peserta didik," ujar Sujarwo saat dihubungi Tagar, Jumat, 26 Juni 2020.

Diakuinya, selama lima hari pembukaan PPDB online jenjang SMP ini. Kesalahan pengisian titik koordinat menjadi keluhan utama para wali murid yang saat mendaftar anaknya sekolah.

Hal ini dimaklumi pihaknya, sebab tidak semua orang tua lihai dalam menggunakan aplikasi google maps atau geolokasi. Utamanya mereka yang berasal dari daerah pinggiran.

Untuk itu, pihaknya meminta 24 SMP di Kudus yang menjadi peserta PPDB online agar membuka posko aduan. Hal ini dilakukan guna meminimalisir adanya kesalahan pemasukan data dalam sistem PPDB online.

Tentunya keberadaan posko ini diharapkan dapat membantu para wali murid yang kesulitan mendaftarkan anaknya sekolah. Entah karena keterbatasan pengetahuan maupun sarana prasarananya.

Dari pengamatan Tagar di SMP 2 Undaan, keberadaan posko PPDB sangat dibutuhkan masyarakat. Walaupun tata cara pendaftaran sekolah secara online talah masif disosialisaikan dijenjang sekolah dasar maupun di sosial media.

Akan tetapi realitanya, di sekolah tersebut setiap harinya masih banyak didatangi calon peserta didik. Tidak hanya untuk melakukan verifikasi tetapi juga memohon bantuan untuk mendaftarkan sekolah.

Wali Murid Maskuri, 42 tahun, warga Desa Wates Kecamatan Undaan ini mengaku secara langsung datang ke SMP 2 Undaan untuk mendaftarkan keponakannya, Muhammad Ashrofi sekolah.

Menurutnya, proses PPDB online tahun ini cukup sulit dan rumit. Utamanya dalam mencari titik koordinat rumah. Untuk itu, dirinya memilih datang ke sekolah tujuan guna meminta bantuan pendaftaran sekaligus melakukan verifikasi data.

"Tadi didaftarkan oleh pihak sekolah. Besuk Senin, 29 Juni 2020 diminta ke sini katanya pengumuman hasil PPDB sekaligus daftar ulang," kata dia.

Terpisah, Wakil Kepala Bidang Kehumasan SMP 2 Undaan, Sunardi mengaku posko PPDB di sekolahnya mendapat sambutan baik dari masyarakat. Bahkan, ia mengungkapkan pada hari pertama pembukaan pendaftaran sekolah poskonya diserbu lebih dari 100 calon peserta didik.

"Waktu awal pendaftar banyak sekali yang kemari. Namun ini trennya sudah mulai turun. Saat ini perhari hanya ada sekitar 20 hingga 30 calon peserta didik yang datang ke posko," tuturnya.

Mereka yang datang rata-rata kesulitan mengalami kesulitan dalam melakukan pendaftaran. Sebab, tidak semua SD/MI di Kudus menyediakan fasilitas posko PPDB. Mengingat, tidak semua sekolah memiliki SDM untuk melakukan pelayanan tersebut.

Sementara sebagian calon peserta didik lainnya, datang ke posko PPDB karena mengalami kesalahan input data. Seperti salah melakukan pengisian titik koordinat dalam maps.

"Keluhan kesalahan paling banyak memang itu. Makanya disini kami lakukan verifikasi lagi. Kami tanyakan lagi ancar-ancar rumahnya dimana dan berdekatan dengan bagunan apa?," kata Sunardi.

Dari proses verifikasi ini, pihaknya berharap data yang masuk sistem PPDB sudah benar dan tepat. Sehingga sistem penerimaan peserta didik baru dengan sistem zonasi berjalan dengan objektif dan lancar.

Terkait proses PPDB di Kudus, Sunardi mengungkapkan besuk Sabtu, 27 Juni 2020 merupakan hari terakhir pendaftaran. Selanjutnya pada Senin, 29 Juni 2020 masing-masing sekolah akan melakukan pengumuman hasil PPDB. Sekaligus membuka pendaftaran ulang bagi peserta didik yang diterima. []

Berita terkait
Warga Kudus Boleh Gelar Orkes Dangdut, Ini Syaratnya
Kudus bersiap membuka kran kegiatan hiburan orkes dan hajatan. Tapi harus memenuhi persyaratan khusus. Apa saja syaratnya?
Keluarga Korban Pelet di Kudus Angkat Bicara
Tagar mendatangi kediaman korban pelet di Karangmalang, Gebog, Kudus. Keluarga menyampaikan bantahannya soal YF adalah anak punk.
Rp 3,3 Miliar untuk Cegah Covid-19 di Ponpes Kudus
Pemkab Kudus menyiapkan anggaran Rp 33 miliar untuk mengantisipasi penyebaran Covid-19 di 114 pondok pesantren (ponpes) di wilayahnya.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi