Jakarta - Pengamat pasar modal Siswa Rizali menilai setiap pelemahan nilai tukar rupiah terhadap terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan menjadi masalah. Sebab, semakin lemah nilai tukar rupiah akan semakin besar juga beban Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia.
"Beban utang USD akan meningkat dan sebagian Surat Utang Negara (SUN) Rupiah kita, sekitar 30 persen, yang bisa diperdagangkan juga dipegang asing. Jadi, kalau ada gejolak nilai tukar asing jual SUN Rupiah, tetap pengaruh pada nilai tukar," kata Siswa Rizali kepada Tagar, Senin 20 Juli 2020.
Sehingga, menurutnya baik pemerintah maupun swasta mesti berhati-hati terhadap rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Mei 2020 sebesar 36,6 persen yang sedikit meningkat dibandingkan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 36,2 persen
Karena, meski masih relatif aman rasio tersebut kata dia sensitif terhadap pergerakan rupiah. "Yang harus diingat, rasio ini sensitif terhadap nilai tukar USD. Jadi, setiap pelemahan rupiah, rasio ini cepat naik," ujarnya.
Menurut Anggota Komite Investasi Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) secara keseluruhan rasio ULN masih aman. Hanya saja, rasio-rasio kerentanan tersebut cepat meningkat. Misal, rasio defisit fiskal yang sebelumnya 2-3 persen PDB saat ini jadi enam persen PDB serta rasio utang pemerintah yang dulu dibawah 30 persen PDB, sekarang bisa diatas 35 persen.
"Dengan ketergantungan pada arus modal jangka pendek, maka setiap menurunnya arus global portfolio inflow ke Indonesia cenderung meningkatkan risiko utang luar negeri kita dengan cepat," ucapnya.
Berdasarkan data Bank Indonesia total ULN 404,7 miliar dolar AS terdiri dari sektor publik, yaitu pemerintah dan Bank Sentral sebesar 194,9 miliar dolar AS dan ULN sektor swasta, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar 209,9 miliar dolar AS.
"Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Mei 2020 tetap terkendali dengan struktur yang sehat," ucap Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko seperti dikutip Tagar dalam keterangan resmi BI, Minggu, 19 Juli 2020.
ULN Indonesia yang tumbuh 4,8 persen year-on-year (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada April 2020 sebesar 2,9 persen (yoy) dipengaruhi oleh transaksi penarikan neto ULN, baik ULN pemerintah maupun swasta.
Selain itu, penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan ULN berdenominasi Rupiah. []