Rupiah Melemah, Ternyata Bikin Beban Utang Meningkat

Pengamat pasar modal Siswa Rizali menilai pelemahan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS memengaruhi beban Utang Luar Negeri (ULN).
Karyawati menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang asing di Jakarta, Minggu, 7 Juni 2020. (Foto: Antara/Reno Esnir/aww)

Jakarta - Pengamat pasar modal Siswa Rizali menilai setiap pelemahan nilai tukar rupiah terhadap terhadap dolar Amerika Serikat (AS) akan menjadi masalah. Sebab, semakin lemah nilai tukar rupiah akan semakin besar juga beban Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia.

"Beban utang USD akan meningkat dan sebagian Surat Utang Negara (SUN) Rupiah kita, sekitar 30 persen, yang bisa diperdagangkan juga dipegang asing. Jadi, kalau ada gejolak nilai tukar asing jual SUN Rupiah, tetap pengaruh pada nilai tukar," kata Siswa Rizali kepada Tagar, Senin 20 Juli 2020.

Sehingga, menurutnya baik pemerintah maupun swasta mesti berhati-hati terhadap rasio ULN Indonesia terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada akhir Mei 2020 sebesar 36,6 persen yang sedikit meningkat dibandingkan rasio pada bulan sebelumnya sebesar 36,2 persen

Karena, meski masih relatif aman rasio tersebut kata dia sensitif terhadap pergerakan rupiah. "Yang harus diingat, rasio ini sensitif terhadap nilai tukar USD. Jadi, setiap pelemahan rupiah, rasio ini cepat naik," ujarnya.

Menurut Anggota Komite Investasi Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) secara keseluruhan rasio ULN masih aman. Hanya saja, rasio-rasio kerentanan tersebut cepat meningkat. Misal, rasio defisit fiskal yang sebelumnya 2-3 persen PDB saat ini jadi enam persen PDB serta rasio utang pemerintah yang dulu dibawah 30 persen PDB, sekarang bisa diatas 35 persen.

"Dengan ketergantungan pada arus modal jangka pendek, maka setiap menurunnya arus global portfolio inflow ke Indonesia cenderung meningkatkan risiko utang luar negeri kita dengan cepat," ucapnya.

Berdasarkan data Bank Indonesia total ULN 404,7 miliar dolar AS terdiri dari sektor publik, yaitu pemerintah dan Bank Sentral sebesar 194,9 miliar dolar AS dan ULN sektor swasta, termasuk Badan Usaha Milik Negara (BUMN) sebesar 209,9 miliar dolar AS.

"Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia pada akhir Mei 2020 tetap terkendali dengan struktur yang sehat," ucap Kepala Departemen Komunikasi BI Onny Widjanarko seperti dikutip Tagar dalam keterangan resmi BI, Minggu, 19 Juli 2020.

ULN Indonesia yang tumbuh 4,8 persen year-on-year (yoy), lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan pada April 2020 sebesar 2,9 persen (yoy) dipengaruhi oleh transaksi penarikan neto ULN, baik ULN pemerintah maupun swasta.

Selain itu, penguatan nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS juga berkontribusi pada peningkatan ULN berdenominasi Rupiah. []

Berita terkait
Utang Indonesia 404,7 Miliar USD, Apa Kata Pengamat?
Pengamat Ekonomi Binus University Ikhsan Modjo menyebut Utang Luar Negeri Indonesia sebesar 404,7 dolar AS masih berada dalam batas wajar.
Sri Mulyani: Tanpa Utang, Kita Tunda Semua Kebutuhan
Menkeu Sri Mulyani mengatakan utang merupakan salah satu faktor yang membuat Indonesia mampu memenuhi kebutuhan dalam negeri/
Bank Indonesia Bicara Struktur Utang Luar Negeri
Bank Indonesia mencatat Utang Luar Negeri (ULN) Indonesia sebesar 404,7 miliar dolar Amerika Serikat (AS) pada akhir Mei 2020.
0
Melihat Epiknya Momen Malam HUT DKI Jakarta Lewat Lensa Galaxy S22 Series 5G
Selain hadir ke kegiatan-kegiatan yang termasuk ke dalam agenda perayaan HUT DKI Jakarta, kamu juga bisa merayakannya dengan jalan-jalan.