Jakarta - Imam Besar Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Shihab mengaku siap melakukan rekonsiliasi dengan Pemerintahan Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Namun, Rizieq menyebut ada syarat yang harus dilakukan jika Pemerintah menginginkan rekonsiliasi itu berjalan dengan baik.
"Karena itu ke depan, saya setuju betul apa yang disampaikan oleh guru (Syukron Ma'mun) kita tadi. Kita siap rekonsiliasi, tapi setop dulu kriminalisasi ulama, setop kriminalisasi para aktivisnya, tunjukkan dulu niat baik
Dia mengatakan, pihaknya siap untuk hidup tanpa ada kegaduhan. Ia menekankan, hal itu akan terjadi jika para ulama maupun habaib yang ada di dalam penjara dibebaskan.
"Kalau mau dialog, rekonsiliasi, kita siap dialog, kita siap damai, kita siap hidup tanpa kegaduhan. Tapi bebaskan dulu para ulama kita, bebaskan dulu para habaib kita, bebaskan para tokoh kita," ujarnya.
Rizieq menyayangkan adanya penangkapan terhadap orang-orang yang memiliki perbedaan pendapat dengan Pemerintah.
"Jadi kalau berbeda pendapat, bukan main tangkap. Kalau berbeda pendapat, bukan orang ditersangkakan. Kalau beda pendapat bukan orang dipenjarakan," kata dia.
"Tapi kalau berbeda pendapat, duduk bersama. Ayok dialog, ayo adu argumentasi. Apa kau punya argumentasi, apa kau punya alasan dan apa kita punya argumentasi," ucap Rizieq menambahkan.
Selain itu, dia juga menolak segala bentuk diskriminasi. Lantas, ia juga meminta agar Ustadz Abu Bakar Ba’asyir, Habib Bahar bin Smit, Syahganda Nainggolan, Jumhur Hidayat, serta Anton Permana agar rekonsiliasi dilaksanakan.
- Baca juga: Merasa Hukum Tak Adil, Rizieq Singgung Denny Siregar - Ade Armando
- Baca juga: Habib Rizieq Teriak Revolusi Berdarah dan Bom Waktu
"Bebaskan mereka. Bebaskan para buruh, mahasiswa, pedemo, anak pelajar yang saat ini masih menduduki ruang-ruang tahanan. Bebaskan dulu mereka, tunjukkan niat baik, tunjukkan ada keinginanmu yang baik. Kalau anda tunjukkan ada niat baik, itikad yang bagus, sudah kami sambut. Kita tak perlu ribut," ucap Rizieq.[]