Jakarta - Direktur Lingkar Madani sekaligus Pengamat Politik Ray Rangkuti meluapkan kekecewaannya atas sikap anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang meradang terhadap kritik yang disampaikan pemilik Narasi TV Najwa Shihab.
"Kritik masyarakat ya didengar bukan dikriminalisasi. Kalau kurang tepat, ya dijelaskan. Kurang pas, ya digenapkan. Jangan sombong dengan kekuasaan. Tak ada guna," ujar Ray Rangkuti saat dihubungi Tagar, Rabu, 6 Mei 2020.
Kalau rakyat mengkritik bisa dipolisikan, kalau politisi lupa janji dan kewajiban bisa diapakankah
Dia menuturkan, pola mengkriminalisasi para pengkritik pemangku kekuasaan akan berkesinambungan dan tumbuh dari hari ke hari. Sementara, kekuasaan itu sendiri sifatnya terbatas dan sikap kritisisme tidak akan layu.
Baca juga: Kegusaran Anggota DPR Usai Dikritik Najwa Shihab
"Kalau rakyat mengkritik bisa dipolisikan, kalau politisi lupa janji dan kewajiban bisa diapakankah," katanya.
Sebelumnya, Najwa Shihab merilis video yang isinya mengkritik anggota DPR selama masa pandemi virus corona.
Sejumlah anggota DPR pun tak terima. Najwa lalu diseret ke isu keterlibatan di dalam Kartu Prakerja.
Dalam video 'Kepada Tuan dan Puan Anggota DPR yang Terhormat Catatan Najwa' yang diunggah Najwa Shihab di YouTube, putri Quraish Shihab itu menyoroti parlemen yang dinilainya malah sibuk mengurusi hal selain menangani wabah Covid-19. Indonesia saat ini memang tengah berupaya melawan penyebaran virus corona.
"Contohnya Rancangan Undang-Undang Cipta Kerja yang banyak ditolak karena dinilai mementingkan kepentingan investor di atas kebutuhan pekerja," ucap Najwa.
Baca juga: Ray Rangkuti: Najwa Shihab Kritik DPR Sudah Objektif
Kemudian, Najwa Shihab juga menyoroti langkah Satgas Covid-19 DPR yang disebut mengimpor jamu ilegal. Di kesempatan yang sama, Najwa Shihab juga menyebut isu impor jamu ilegal itu telah dibantah DPR.
Salah satu anggota Komisi III DPR yang juga tergabung di Satgas Covid-19, Habiburokhman, merespons Najwa. Dia menegaskan Satgas Covid-19 sama sekali tidak mengimpor obat herbal.
"Tidak benar kami mengimpor obat herbal dari China," kata Habiburokhman di Twitter.
Habiburokhman juga ingin menyelidiki keterkaitan Najwa Shihab dengan SEKOLAHMU yang menjadi satu dari delapan mitra Kartu Prakerja.
"Sebab video NS tersebut setahu saya viral setelah saya bicara keras dalam raker Komisi III dengan KPK. Waktu itu saya minta KPK selidiki Kartu Prakerja," kata Habiburokhman.
Diketahui, ada delapan platform digital sebagai mitra Kartu Prakerja, yakni Tokopedia, Ruangguru, Mau Belajar Apa, Bukalapak, Pintaria, Sekolahmu, Pijar Mahir, dan Kemnaker.go.id. Mereka menyediakan lebih dari 1.500 pelatihan dari lembaga pelatihan formal
Dari situs resmi sekolahmu, disebutkan bahwa platform digital tersebut diluncurkan Najeela Shihab yang disebut kakak kandung dari Najwa Shihab. []