Lebak - Puluhan perempuan yang mayoritas ibu rumah tangga, alias emak-emak mengelar aksi di depan kantor Badan Urusan Logistik (Bulog) Lebak -Pandeglang Jalan Raya Warunggunung. Mereka menuding kualitas Bantuan Sosial Beras (BSB) medium bagi Keluarga Penerima Manfaat (KPM) untuk Program Keluarga Harapan (PKH) tak layak dikonsumsi.
Pantauan reporter Tagar, di lokasi kejadian, puluhan warga sempat bersitegang dengan petugas kepolisian yang berjaga. Mereka meneriakkan agar Bulog mempercepat penyaluran BSB bagi PKM-PKH di Kabupaten Lebak. Bahkan beberapa peserta dari massa aksi ketika disinggung perihal tuntutan yang disuarakan, mereka tak mengerti apa yang akan perjuangkan.
"Untuk tuntutan dan aspirasinya saya tidak tau, saya ikut saja karena diajak temen. Pokonya saya tidak paham," ucap Irot salah seorang massa aksi asal Rangkasbitung di sela-sela aksi kepada Tagar, Senin, 19 Oktober 2020.
Ketidaktahuan tuntutan juga diakui oleh Eno, 48 tahun, warga dari Tambak Baya. Dia tak paham soal tuntutan dari massa aksi terkait BSB PKH terutama terkait kualitas medium dan premium.
"Saya tak paham, cuma saya berpesan agar pemberian bantuan saat covid bisa merata di Lebak," ujar Eno sambil teriak-teriak dengan singkat.
Harusnya ketika ada persoalan terkait kualitas BSB, KPM bisa melaporkan kepada pendamping pada saat itu juga.
Sementara itu, di tempat yang bersamaan Kepala Badan Divisi Perum Bulog Lebak-Pandeglang Meitha Novariani membantah bahwa kualitas yang dikirim Bulog tersebut tidak layak untuk dikonsumsi. Padahal, kata Meitha untuk kualitas beras medium yang dikirim tersebut itu sudah sesuai dengan aturan Kementerian Sosial. Meitha menyebut, seharusnya KPM bisa melaporkan keluhanya pada saat menerima BSB ke pendamping PKH dan pada saat itu juga bisa diganti.
"Harusnya ketika ada persoalan terkait kualitas BSB, KPM bisa melaporkan kepada pendamping pada saat itu juga. Saya hanya menjalankan program Pak Jokowi agar beras itu tersalurkan sesuai target dan masyarakat tidak ada yang kelaparan,"tegas Meitha.
Meitha Menyebut, pihaknya selalu memastikan pendistribusian BSB untuk KPM-PKH sampai ke titik pembagian dengan dikawal oleh pendamping. Selain itu, kata Meitha, ia juga tak lepas koordinasi dengan Dinas Sosial dan petugas PKH setempat dalam proses pendistribusian.
Meitha berpesan, untuk KPM-PKH agar bisa membedakan antara kualitas beras medium dari BSB dengan kualitas penerima program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT). Menurut Meitha hal itu tentu akan berbeda kualitasnya. Mengingat kata Meitha, bantuan program beras dari BPNT itu adalah kualitas premium.
"Warga yang datang ke Bulog belum paham, mereka masih membandingkan kualitas medium yang dikirim Bulog dengan beras premium yang dikirim dari program BPNT, itu tentu akan berbeda. Kita pastikan BSB bisa tersalurkan dengan lancar. Saat ini, penyaluran program BSB untuk KPM-PKH sudah 80 peresen tersalurkan, kita optimis Oktober ini bisa selesai," jelasnya. []
Baca juga:
- Korban Pandemi Pandeglang Apresiasi Beras Bansos Bulog
- Dua Pegawai Bulog Diperiksa Kejari Purwakarta
- Bulog Lebak - Pandeglang Distribusikan Beras Kemensos