Presiden Jokowi Diminta Datang ke Papua

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia meminta kepada Presiden Jokowi untuk berdialog langsung kepada masyarakat Papua.
Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik saat memberikan keterangan pers di Kantor Komnas HAM, Jakarta, Kamis (12/9/2019). (Foto: Antara/Syaiful Hakim)

Jakarta - Komisi Nasional Hak Asasi Manusia meminta kepada Presiden Jokowi untuk berdialog langsung kepada masyarakat Papua untuk menyelesaikan persoalan pasca kasus rasisme di Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.

"Komnas HAM sejak awal menyarankan agar Presiden Joko Widodo datang ke Papua dan berdialog langsung dengan semua kelompok masyarakat yang ada di Papua agar persoalan-persoalan yang terjadi bisa diselesaikan dengan baik," kata Ketua Komnas HAM Ahmad Taufan Damanik usai menerima anggota DPRP Papua, di Kantor Komnas HAM, Jakarta, dikutip dari Antara, Kamis, 12 September 2019.

Kendati demikian, pihaknya menghargai upaya Presiden Jokowi dengan mengundang tokoh-tokoh Papua datang ke Istana Negara.

Masyarakat Papua mengharapkan agar Presiden Jokowi datang ke tanah Papua dan bisa berdialog langsung dengan seluruh masyarakat Papua.

"Bukan bertemu hanya kelompok tertentu saja, tetapi semua kelompok masyarakat Papua," katanya.

Taufan mengatakan selama ini pendekatan yang dilakukan oleh pemerintah dalam menyelesaikan persoalan Papua dengan melalui pendekatan keamanan.

Padahal, kata dia, pendekatan keamanan tidak dapat menyelesaikan persoalan Papua secara keseluruhan.

"Lakukan pendekatan dialog, bukan pendekatan keamanan. Akan terjadi saling menekan antara kedua belah pihak, baik masyarakat maupun aparat keamanan," ujarnya.

Sementara itu, anggota DPRP Papua John Gobai menyebutkan kedatangannya ke Komnas HAM untuk meminta bantuan agar warga Papua yang ditahan oleh aparat kepolisian dibebaskan.

"Mereka (warga Papua) melakukan aksi kerusuhan lantaran akibat dari aksi rasisme dan ujaran kebencian kepada masyarakat Papua di Surabaya. Bagi kami itu sebuah ekspresi yang diluapkan masyarakat Papua," kata John.

Menurut dia, pengiriman pasukan ke Papua hingga 6.000 personel sudah membuat masyarakat Papua tidak nyaman.

"Hak hidup kita sudah dicabut, hak untuk merasa nyaman tinggal di kampung juga hilang. Kami minta agar pasukan yang dikirim ke Papua ditarik kembali karena di Papua sudah ada personil TNI-Polri," tuturnya.

Dia berharap Presiden Jokowi bisa berdialog langsung dengan semua kelompok masyarakat di Papua.

"Jangan mengkotak-kotakkan masyarakat yang ada di Papua. Baik, masyarakat asli Papua maupun dengan masyarakat pendatang atau kelompok yang mendukung referendum dengan kelompok yang menolak referendum. Kita ini hidup bersaudara disana. Jangan situasi ini menimbulkan polarisasi di masyarakat. Pemerintah harus merangkul semua," ujar John. []

Berita terkait
Jokowi Bangun Istana Papua dengan Arsitektur Nusantara
Untuk mewujudkan “Bhinneka Tunggal Ika” dalam rajutan NKRI keberagaman akan lebih kental jika kelak di Istana Papua itu ada enam rumah ibadah
Fahri Hamzah Lebih Setuju Ibu Kota Pindah Ke Papua
Menurut Fahri, akan lebih baik bukan hanya presiden yang pindah ke Papua, namun Ibu Kota Negara bisa pindah ke Papua.
Fahri Hamzah Dukung Jokowi Bangun Istana di Papua
Bahkan dia lebih setuju apabila ibu kota dipindahkan ke Papua.
0
Elon Musk Sebut Pabrik Mobil Baru Tesla Rugi Miliaran Dolar
Pabrik mobil baru Tesla di Texas dan Berlin alami "kerugian miliaran dolar" di saat dua pabrik kesulitan untuk meningkatkan jumlah produksi