Polwan Polres Tegal Bantu Buat Seribu Masker Corona

Selain itu, menjelang Ramadan sejumlah harga sembako di Kota Semarang Jawa Tengah masih stabil.
Polwan Polres Tegal Kota sedang membuat masker cegah corona kain menggunakan mesin jahit di pabrik Asaputex, Selasa 14 April 2020. (Foto: Polres Tegal/Tagar)

Tegal - ‎Kepedulian terhadap pencegahan penyebaran Covid-19 atau virus corona dilakukan semua kalangan, tak terkecuali polisi wanita Kepolisian Resort Tegal Kota, Jawa Tengah. Mereka menjahit sendiri seribu masker untuk dibagikan ke masyarakat.

Pembuatan masker itu dilakukan bekerja sama dengan PT Asaputex Jaya, salah satu produsen sarung di Kota Tegal. ‎Sebanyak 25 polwan sengaja mendatangi salah satu pabrik Asaputex di Jalan Gajahmada dan membuat masker menggunakan mesin jahit ada di pabrik.

Karena polwan hanya punya semangat dan kepedulian, maka berkolaborasi dengan PT Asautex untuk membuat masker.

Setelah lebih dulu dibantu karyawan Asaputex, para polisi wanita itu kemudian tak canggung dalam mengoperasikan‎ mesin jahit biasanya digunakan untuk memproduksi sarung. Tak hanya menjahit, mereka juga terlibat dalam proses pengepakan masker-masker sudah jadi bersama sejumlah karyawan pabrik.

Kepala Kepolisian Resort Tegal Kota Ajun Komisaris Besar Siti Rondijah mendatangi pabrik juga ikut membantu polwan yang sedang mengoperasikan mesin jahit untuk membuat masker. Rondijah mengatakan, pembuatan masker tersebut dilandasi keinginan para polwan untuk ikut andil dalam penanganan Covid-19, utamanya dalam mencegah penyebaran.

"Karena polwan hanya punya semangat dan kepedulian, maka berkolaborasi dengan PT Asautex untuk membuat masker. Mereka mencoba menjahit sendiri dan ikut mengepak,"‎ kata Rondijah, Rabu 15 April 2020.

Menurut Rondijah, terdapat 25 polwan yang ikut terlibat dalam pembuatan masker dari kain tersebut. Adapun jumlah masker yang dibuat mencapai 1.000 buah.

"Ada 1.000 masker kain yang dibuat. Rencananya akan diba‎gikan gratis kepada masyarakat Kota Tegal sebagai upaya untuk mencegah penyebaran Covid-19," ujar Rondijah.

‎Rondijah mengatakan, proses pembuatan masker-masker tersebut sudah dilakukan sejak Selasa 14 April 2020. Ditargetkan proses pembuatan sudah selesai dalam empat hari sehingga Sabtu 18 April 2020.

‎"Butuh waktu tiga sampai empat hari untuk menyelesaikan masker sehingga sampai dengan sekarang masih dalam proses," ujarnya.

Pedagang daging SemarangPedagang daging di Pasar Mangkang melayani pembeli. (Foto: Tagar/Yulianto)

Harga Bahan Pangan di Semarang Stabil

Satu pekan sebelum bulan Ramadan, dan menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun 2020, harga komoditi pangan di pasar tradisional Kota Semarang terbilang masih stabil.

Meski begitu terdapat beberapa bahan pangan yang mengalami kenaikan dan penurunan, namun kenaikan dan penurunan harga tersebut belum signifikan.

Bawang merah misalnya dari Rp 40.800, per kilogram menjadi Rp 41.000 per kilogram atau naik Rp 200 dibandingkan sehari sebelumnya, Selasa, 14 April 2020. Sedangkan harga cabe merah keriting Rp 16.000 per kilogram dari Rp 16.200 atau turun Rp 200 dibandingkankan dengan hari sebelumnya, Selasa, 14 April 2020.

Untuk harga gula pasir masih berada di kisaran harga Rp 18.000 per kilogram, dan beras jenis IR premium juga tetap di harga Rp 12.000 per kilogram. Dan beras jenis IR medium masih di harga Rp 10.240 per kilogram.

Begitu juga dengan harga daging sapi berada dikisaran harga Rp 121.800 per kilogram. Harga tersebut berdasarkan dari pantauan harga pangan di Kota Semarang melalui Sistem Informasi Harga dan Produksi Komoditi (SiHaTi) Pusat Informasi Harga Pangan Strategis Nasional Jawa Tengah, Rabu, 15 April 2020.

Kestabilan harga pangan di pasar tradisional, khususnya Kota Semarang terus dimonitoring oleh Dinas Perdagangan Kota Semarang berkoordinasi dengan Perum Bulog serta instansi terkait. Mengingat, biasanya mendekati momen Puasa dan Lebaran, cenderung terjadi kenaikan harga sejumlah komoditas.

Kabid Pengembangan Perdagangan dan Stabilitas Harga Dinas Perdagangan Kota Semarang Sugeng Dilianto menerangkan pihaknya melakukan koordinasi dengan Perum Bulog dan instansi terkait dalam rangka untuk melakukan operasi pasar. Jika terjadi lonjakan harga yang tinggi. Dari pemantauan harga selama ini, kenaikan harga sembako saat ini masih normal dan ketersediaan bahan pangan juga aman.

"Kami juga mengantisipasi jika ada kelangkaan jenis bahan pangan di pasar tradisional, untuk melakukan operasi pasar," kata dia.

Kelangkaan pangan ini, menurut Dili, kemungkinan ada penimbunan stok oleh oknum. Sehingga pihaknya akan menggandeng pihak kepolisian untuk menindaktegas mereka.

"Kami dilapangan ikut mensosialisasikan kepada para pedagang grosir di pasar. Yaitu Undang-undang No 18 tahun 2012 tentang Pangan. Di dalam UU tersebut terdapat pasal 133, bagi yang sengaja menimbun stok pangan akan di pidana paling lama 7 tahun atau denda paling banyak Rp 100 M," ujarnya. []

Berita terkait
DPR Minta Aturan Lebih Tegas Sikat Pelanggar PSBB
Anggota Komisi IX DPR meminta pemerintah pusat mengeluarkan aturan lebih tegas untuk para pelanggar kebijakan PSBB.
PSIS Semarang Belum Pikirkan Liga Diganti Turnamen
PSIS Semarang belum mendapatkan informasi dari PSSI terkait kelanjutan kompetisi Liga 1 2020. Begitu pula rencana mengganti liga dengan turnamen.
Kenapa Bupati Tegal Emoh Pembatasan Sosial Berskala Besar
Kenapa Bupati Tegal tidak mau menerapkan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) padahal 5 warganya positif Covid-19, satu di antaranya meninggal.