PKL Barito Pasrah Kiosnya Dibongkar Satpol PP

Sebanyak 95 kios pedagang kaki lima (PKL) Barito dirobohkan paksa oleh Satpol PP Kota Semarang.
Pengendara melintasi kawasan PKL Barito yang dibongkar Satpol PP Kota Semarang, Selasa 27 Agustus 2019. (Foto : Tagar/Agus Joko Mulyono)

Semarang – Sebanyak 95 kios pedagang kaki lima (PKL) Barito dirobohkan paksa oleh Satpol PP Kota Semarang. Tidak ada perlawanan dari para pemilik kios yang berdiri di bantaran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) tersebut.

“Ya mau bagaimana lagi, kami memang harus pindah dan siap dipindahkan,” ujar Rohmadi, 54 tahun, salah satu PKL Barito di Jalan Rejosari Raya, Selasa 27 Agustus 2019.

Selain di pinggir Jalan Rejosari Raya, puluhan kios PKL Barito di ruas Jalan Bugangan Raya juga kena gusuran. Di Jalan Rejosari Raya ada 59 kios, sedangkan di Jalan Bugangan Raya 36 kios. Mayoritas kios PKL di dua jalan tersebut berusaha di jasa bubut mesin, las, kios rosok hingga perkakas rumah tangga.

Perobohan bangunan kios menggunakan dua alat berat. Namun tidak seluruh bangunan kios dirobohkan. Hanya menyasar bagian tertentu dari bangunan seperti atas atau sebagian dinding. Sementara pintu, baik dari kayu, besi maupun yang berwujud rolling door tidak tersentuh.

Tindakan tegas tersebut tidak lebih sebagai upaya Satpol PP mendorong para pedagang untuk segera pindah di tempat relokasi di kawasan Masjid Agung Jawa Tengah.

“Agar mereka pindah secepatnya sesuai kesepakatan, sehingga proyek normalisasi BKT bisa segera dilanjutkan dan diselesaikan. Bagian-bagian yang tidak dibongkar itu nanti bisa digunakan pedagang di MAJT,” kata Kepala Satpol PP Kota Semarang Fajar Purwoto.

Puluhan petugas Satpol PP dikerahkan untuk mengawal jalannya proses pembongkaran oleh dua operator alat berat. Ada juga petugas dari Dinas Perdagangan dan kepolisian dari Polrestabes Semarang.

Proses pembongkaran berjalan mulus tanpa ada gesekan. Bahkan banyak dari petugas Satpol sibuk membantu pedagang mengangkut atau membereskan barang dagangannya.

Fajar menyatakan pedagang Barito jauh hari sudah tahu ada rencana normalisasi BKT yang akan berimbas pada bangunan kios di bantaran sungai. Pemerintah juga sudah menyiapkan tempat berdagang baru. Beberapa kali pertemuan juga sudah dilakukan dan menghasilkan kesepakatan kesediaan pedagang pindah ke kawasan MAJT.

“Sudah kami kasih batas waktu sampai 27 Agustus untuk pindah di oasar MAJT. Karena mereka mengulur waktu maka kami robohkan paksa,” katanya.

Kini, Satpol PP menunggu keseriusan PKL untuk segera menempati kios di sekitar MAJT. “Sisa bangunan kios yang belum dibongkar akan kami selesaikan sampai akhir bulan ini,” tegas Fajar.

Kepala Dinas Perdagangan Kota Semarang Fravarta Sadman menyatakan sudah menyiapkan lapak baru di sekitar MAJT. “Sudah kami sediakan, total ada 107 lapak, ukuran 4 X 5 meter. Di tempat baru ini sudah lengkap infrastruktur pendukungnya seperti sudah ada listrik,” imbuh dia. []

Baca juga:

Berita terkait
Hujan Mulai Turun Oktober di Semarang
Musim penghujan di wilayah Jawa Tengah diperkirakan bakal mulai awal Oktober. Ditandai dengan turunnya hujan di beberapa wilayah dataran tinggi.
Warga Papua di Semarang Bawa Bendera Bintang Kejora
Bendera Bintang Kejora berkibar di aksi damai warga Papua di Kota Semarang, Jawa Tengah.
Mundur, Penutupan Lokalisasi Pelacuran di Semarang
Rencana penutupan tempat pelacuran di Lokalisasi Sunan Kuning (SK) dan Gambilangu (GBL), Kota Semarang, Jateng, mundur dari rencana semula.
0
Mendagri Lantik Tomsi Tohir sebagai Irjen Kemendagri
Mendagri mengucapkan selamat datang, atas bergabungnya Tomsi Tohir menjadi bagian keluarga besar Kemendagri.