Pilkada Serentak Mengikis Harapan Suporter Sepak Bola

Pandemi Covid-19 dan pelaksanaan pilkada serentak 2020 mengikis harapan suporter sepak bola untuk menyaksikan tim kesayangan mereka bertanding.
Supporter setia PSM Makassar yang mengaku kecewa akibat ditundanya kompetisi Liga 1 Indonesia, Devi Novianti. (Foto: Tagar/Dok Pribadi)

Makassar – Tujuh bulan sudah tak terdengar suara para pendukung tim sepakbola Liga 1 dan 2 Indonesia di belasan stadion yang biasanya menjadi lokasi pertandingan. Tidak ada lagi suara tetabuhan diiringi yel-yel supporter.

Stadion Mattoanging yang selama ini menjadi kandang PSM Makassar pun sunyi, tanpa ratusan sepeda motor supporter yang terparkir, tanpa para pedagang yang menjajakan minuman dan makanan ringan, juga tanpa para pemain yang menggiring bola di tengah lapangan.

Pandemi Covid-19 menyebabkan segala aktivitas yang berhubungan dengan pertandingan sepak bola terhenti. PT Liga Indonesia Baru (LIB) bersama Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) menghentikan kompetisi musim 2019-2020 yang baru berlangsung tiga pekan.

Pada pertengahan Maret 2020, Ketua PSSI, Mochammad Iriawan, yang akrab disapa Iwan Bule, mengumumkan diberhentikannya kompetisi Liga 1 dan 2 Indonesia per 16 Maret 2020.

"Dari sore kami sudah diskusi berkaitan Corona. Dinamika semakin meningkat, tadi saya minta Exco kumpul dan sepakati bahwa Liga 1 berhenti dan Liga 2 terhitung 16 Maret 2020," kata Mochamad Iriawan saat itu, melalui aplikasi Zoom.

Waktu itu PT LIB dan PSSI sepakat menyatakan kompetisi akan kembali dilaksanakan pada 1 Oktober 2020.

Kabar itu tersebar dengan cepat ke seluruh daerah di Indonesia. Suporter dan para penggemar olahraga sepakbola harus menerima dengan lapang dada.

Kekecewaan Suporter

Meski tetap menerima adanya penghentian kompetisi Liga 1 dan 2 Indonesia tersebut, para supporter tetap merasakan kecewa. Termasuk beberapa supporter wanita pendukung setia klub sepak bola asal Makassar, PSM Makassar.

Salah satu supporter setia PSM Makassar yang mengaku kecewa akibat ditundanya kompetisi Liga 1 Indonesia adalah Devi Novianti, 20 tahun.

Perempuan berkulit putih dan berrambut panjang disemir pirang ini mengaku sudah merindukan suasana riuh di stadion. Dia tidak sabar menyaksikan tim kesayangannya bertanding.

Saya hanya mengharapkan kompetisi Liga 1 musim ini akan bergulir. Saya sangat rindu melihat penampilan para pemain PSM di lapangan.

Devi yang merupakan anggota salah satu kelompok suporter terbesar PSM Makassar, Red Gank Nona Makassar itu menaruh harapan besar agar tahun ini Liga 1 Indonesia tetap bergulir meskipun bermain tanpa penonton.

"Saya lagi-lagi katakan bahwa sangat rindu melihat penampilan para pemain Juku Eja, semoga liga bisa bergulir musim ini," tambah Devi.

Cerita Suporter Sepak Bola (2)Suporter perempuan PSM Makassar, Imelda kurniasary. (Foto: Tagar/Dok Pribadi)

Devi yang mencintai sepak bola mengaku menyukai PSM Makassar sejak ia menempuh pendidikan perkuliahan.

"Sejak saya masuk kuliah di STIE Amkop Makassar, dan bergabung di Red Gank amkop 2018," ucap mahasiswi Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi (STIE) Amkop Kota Makassar, Sulawesi-selatan (Sulsel), Kamis 15 Oktober 2020.

Suporter lain yang juga merindukan suasana pertandingan sepak bola adalah Imelda Kurniasary. Anggota suporter Red Gank Nona Paotere ini bukan hanya berharap liga bisa kembali digulirkan tetapi juga pandemi berakhir tahun ini.

"Yang paling saya harapkan sih semoga wabah Corona ini cepat berakhir agar kita semua seluruh kita bisa mendukung PSM di Liga 1. I really miss you PSM," kata Imelda.

Perempuan berhijab yang masih tercatat sebagai mahasiswi Akademi Kebidanan Pelamonia ini juga menyatakan ketidaksabarannya memberi dukungan langsung untuk PSM Makassat di stadion.

"Kalau ditanya kenapa saya cinta dengan PSM, saya tidak bisa Ungkapkan dengan kata-kata. Saya cinta PSM karena ada pepatah yang mengatakan bahwa kita cinta dan sepakbola adalah sama-sama berasal dari hati," kata perempuan kelahiran 28 Januari 2000 ini.

Pengikis Harapan

Menjelang 1 Oktober 2020, tanggal yang dijanjikan oleh PT LIB dan PSSI untuk menggelar kembali kompetisi Liga 1 dan Liga 2 Indonesia, para suporter yang selama beberapa bulan harus rela tidak menyalurkan energi mereka di stadion, semakin tidak sabar untuk menyaksikan dan mendukung tim kesayangan mereka berlaga.

Untuk dapat kembali menggelar kompetisi Liga 1 dan Liga 2 Indonesia, beragam upaya telah dilakukan oleh penyelenggara, termasuk merumuskan dan menetapkan beragam persyaratan yang harus ditaati oleh seluruh pemain, ofisial tim, serta para suporter.

Persyaratan-persyaratan yang cukup banyak itu di antaranya, pertandingan dilangsungkan tanpa penonton, liga dipusatkan di Pulau Jawa, termasuk pemindahan homebase atau kandang beberapa klub asal luar Jawa ke Yogyakarta.

Syarat lain yang harus ditaati oleh para pemain adalah mereka yang akan berlaga wajib melakukan tes swab terlebih dahulu di klub masing-masing.

Persyaratan lain yang sebenarnya cukup memberatkan untuk supporter adalah suporter dilarang keras memasuki venue yang digunakan semua klub.

Semua persyaratan itu sudah dipenuhi, bahkan protokol kesehatan Covid-19 diterapkan oleh PT LIB. Tiga hari sebelum kick-off suporter dan fans sepak bola Indonesia akhirnya bisa tersenyum lebar. Mereka akan segera menyaksikan pemain idolanya memainkan si kulit bundar di lapangan hijau.

Bukan hanya suporter, para pemain dari klub Liga 1 dan 2 akhirnya bernafas lega mendengar berita tersebut. Para pemain semakin semangat untuk berlatih.

Namun persiapan dan kelegaan para supporter, pemain dan ofisial harus kembali padam. Lelahnya para pemain yang sudah berlatih selama berbulan-bulan untuk bertanding dengan klub lain seperti tak berguna.

Suporter harus kembali bersabar dan menyalurkan energi dukungan mereka untuk kegiatan lain selain berteriak-teriak memberi semangat pada tim kesayangannya.

Pihak petugas keamanan, dalam hal ini kepolisian secara tegas tidak bersedia menerbitkan izin keramaian, termassuk untuk pelaksanaan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 Indonesia.

Kepala Divisi Hubungan Masyarakat Markas Besar Kepolisian RI (Kadiv Humas Mabes Polri), Irjen Argo Yuwono menegaskan, kepolisian Republik Indonesia tidak akan mengeluarkan izin keramaian di Indonesia, termasuk izin untuk pelaksanaan kompetisi Liga 1 dan Liga 2 Indonesia.

"Terkait Liga 1 dan 2 yang akan mulai 1 Oktober 2020, Polri tidak mengeluarkan izin keramaian," kata Argo, Senin 28 September 2020 malam itu.

Pandemi covid-19 masih menjadi alasan utama pihak kepolisian untuk tidak menerbitkan izin keramaian. Namun pandemi Covid-19 bukan menjadi satu-satunya alasan tidak adanya izin keramaian yang diterbitkan.

Alasan lain tidak diberikannya izin keramaian adalah adanya agenda politik lima tahunan di beberapa daerah di Indonesia, yakni pemilihan kepala daerah (pilkada) serentak. Sementara, pilkada serentak tetap akan digelar pada Desember 2020, meski di tengah pandemi Covid-19. []

Baca juga:

Berita terkait
Lokasi Pembuangan Bayi di Yogyakarta Dibangun Zaman Jepang
Sepanjang 2020 setidaknya ada dua peristiwa penemuan bayi di kawasan Selokan Mataram yang dibangun sejak zaman penjajahan Jepang.
Mahasiswi Cantik NTB Petarung Andal di Turnamen PUBG
Seorang mahasiswi Universitas Mataram, NTB, menjadi penggemar permainan PUBG dan sering menjuarai turnamen bersama timnya.
Pompa Hidram di Cranggang Kudus Solusi Krisis Air Bersih
Seorang warga Dukuh Cranggang Kulon, Desa Cranggang, Kecamatan Dawe, Kabupaten Kudus, membuat pompa hidram untuk mengatasi krisis air bersih.