Permintaan Keluarga Laeli, Tersangka Mutilasi Kalibata

Laeli Atik Supriyatin, tersangka mutilasi di Kalibata, Jakarta, terancam hukuman mati. Begini permintaan keluarganya di Tegal, Jawa Tengah.
Ayah Laeli Atik Supriyatin, Makmuri saat ditemui di Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Sabtu 19 September 2020. (Foto: Tagar/Farid Firdaus)

Tegal - Laeli Atik Supriyatin bersama kekasihnya, Djumadi Al Fajar terancam hukuman mati usai membunuh dan memutilasi Rinaldi Harley Wismanu lalu menyimpan potongan mayatnya di apartemen Kalibata, Jakarta. Keluarga Laeli di Desa Kesuben, Kecamatan Lebaksiu, Kabupaten Tegal, Jawa Tengah pasrah dengan proses hukum yang kini sedang menjerat perempuan 27 tahun itu.

Polda Metro Jaya sudah menetapkan Laeli Atik Supriyatin dan Djumadi Al Fajar sebagai tersangka dan menjerat keduanya dengan pasal berlapis. Sejoli itu dikenakkan Pasal 340, 338, dan 365 Kitab Undang-undang Hukum Pidana (KUHP).

Ayah Laeli, Makmuri, 60 tahun, mengaku pasrah dengan proses hukum yang mesti dijalani anaknya usai melakukan pembunuhan sadis. “Saya pasrah saja. Udah begini, mau bagaimana. Udah kejadian, udah nggak bisa diapa-apain lagi,” kata Makmuri saat ditemui Tagar, Sabtu 19 September 2020.

Baca Juga:

Meski demikian, sebagai orang tua Makmuri berharap bisa bertemu dengan anaknya jika ada kesempatan. Menurut dia, sejak diringkus, belum ada keluarga yang menjenguk Laeli di tahanan.

“Masih ingin ketemu, tapi kan nggak mungkin. Kalau diberi kesempatan (ketemu), mau, orang itu anak saya. Barangkali nanti, sekarang mungkin belum bisa. Orang masih hidup, jadi ingin ketemu walaupun sekali. Namanya anak, diapa-apain juga anak saya,” ucapnya.

Sebelumnya Makmuri mengungkapkan, Laeli sudah dua tahun tidak pulang ke Tegal. Keluarga juga sudah 1,5 tahun tak mengetahui keberadan dan kabarnya. “ Sudah 1,5 tahun putus kontak. Tidak pernah telpon, nomornya ditelpon juga tidak bisa,” katanya.

Orang masih hidup, jadi ingin ketemu walaupun sekali. Namanya anak, diapa-apain juga anak saya.

Makmuri pun bagai disambar petir ketika mendapat kabar bahwa Laeli menjadi pelaku pembunuhan dan mutilasi yang menggegerkan di Jakarta. Dia pertama kali mendapat kabar itu dari salah satu kakak Laeli yang tinggal di Ibu Kota.

“Pertama dengar berita itu kaget. Saya tahunya waktu kakak-kakaknya pada nelpon. Mereka pada nangis semua. Saya juga nangis terus kalau mikirin itu,” ujarnya.

Baca Juga:

Laeli saat masa kecil di kampung halamannya di Tegal, Jawa Tengah, merupakan sosok penurut. Menyadari orang tuanya bukan dari kalangan berada, Laeli tak pernah menuntut untuk dibelikan apa-apa kepada orang tuanya semasa masih bersekolah. “Mungkin kalau dari kecil saya ceritain, saya tidak kuat. Itu nurutnya ya Allah, nurut betul-betul," ungkapnya.

Pria paruh baya ini menyontohkan betapa Laeli sosok penurut. Dia masih ingat Laeli ke sekolah tidak memakai tas pada umumnya yang dipakai anak seusianya, tetapi pakai kantong kresek. Itu terjadi saat Laeli kelas satu SD. "Coba Bayangin. Pakai kantong keresek, nurut. Nggak nangis, nggak apa. Kalau pulang sekolah nggak pernah bergaul," kenang Makmuri.

Makmuri mengungkapkaan, Laeli juga sosok pemalu sampai menginjak SMA. "Waktu SMA, kalau temannya datang mau minjem buku, terkadang teman lelaki, itu cuma dari pintu aja ngasihnya,” tuturnya.

Baca Juga:

Menurut Makmuri, Laeli juga sosok yang patuh kepada orang tua dan kakak-kakanya. Laeli juga rajin dan pintar selama sekolah. Bahkan sejak dari SDN Kesuben, SMPN Lebaksiu hingga SMAN 3 Slawi, selalu berprestasi di kelas bahkan sekolahnya. “Di sekolah selalu dapat rangking. Paling tidak ranking tiga besar,” ujar dia.

Tidak heran, prestasinya yang gemilang itu membuat Laeli diterima di Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia (UI) melalui jalur prestasi atau Bidikmisi. “Anaknya memang rajin dan pintar. Waktu sudah kuliah, siang dia kuliah, malamnya ngelesin buat tambah-tambah,” ucap Makmuri. []

Berita terkait
Mutilasi Kalibata dan Kehidupan Masa Kecil Tersangka Laeli
Laeli Atik Supriyatin, tersangka mutilasi sadis di Kalibata Jakarta menjadi perhatian publik. Berikut masa kecilnya semasa di Tegal, Jawa Tengah.
Mengenang Rinaldi Harley, Korban Mutilasi Kalibata Jakarta
Rinaldi Harley, korban mutilasi sadis di Kalibata Jakarta. Berikut sepenggal kisah sebelum ajal menjemput.
Laeli, Tersangka Mutilasi Rinaldi Sosok Penurut di Keluarga
Tersangka mutilasi di Apartemen Kalibata City sudah 1,5 tahun putus kontak dengan keluarganya di Kabupaten Tegal.
0
Parlemen Eropa Kabulkan Status Kandidat Anggota UE kepada Ukraina
Dalam pemungutan suara Parlemen Eropa memberikan suara yang melimpah untuk mengabulkan status kandidat anggota Uni Eropa kepada Ukraina