Perawatan dan Manajemen Infeksi HIV Selama Kehamilan

HIV dapat menyebabkan komplikasi kehamilan seperti lahir mati, berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur.
Ilustrasi ibu hamil dengan HIV. (Foto: Tagar/Shutterstock)

TAGAR.id, Jakarta - HIV (human immunodeficiency virus) adalah virus yang merusak sistem kekebalan tubuh, dengan menginfeksi dan menghancurkan sel CD4. Semakin banyak sel CD4 yang dihancurkan, kekebalan tubuh akan semakin lemah, sehingga rentan diserang berbagai penyakit.

HIV dapat menyebabkan komplikasi kehamilan seperti lahir mati, berat badan lahir rendah dan kelahiran prematur pada ibu hamil dengan HIV positif. Namun, kemungkinan HIV pada bayi baru lahir dapat dikurangi dengan obat antivirus yang efektif. Dilansir dari Boldsky, inilah pembahasan lebih lanjut tentang HIV dan kehamilan.


Faktor yang mempengaruhi penularan HIV dari ibu ke anak

Penularan HIV dari ibu ke anak dapat terjadi baik pada masa perinatal maupun postnatal. Dahulu, bisa terjadi di dalam rahim, selama persalinan atau melahirkan, sedangkan yang terakhir bisa ditularkan selama menyusui. Namun, sebagian besar kasus penularan terjadi selama periode perinatal.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi risiko penularan adalah stadium penyakit ibu, peningkatan sekresi vagina dan lamanya ketuban pecah selama persalinan.


Bisakah kehamilan menyebabkan perkembangan HIV?

Menurut sebuah penelitian, perkembangan HIV tidak dipengaruhi oleh kehamilan. Dalam kasus ketika seorang wanita hamil terkena infeksi ganda (HIV dan malaria), memungkinkan ada peningkatan risiko kematian ibu atau janin.

Kemajuan ilmu kedokteran, peningkatan akses ke perawatan, diagnosis dini dan pengobatan tepat waktu dapat mengurangi jumlah kasus HIV pada bayi baru lahir. Selain itu, dengan adanya perawatan khusus, HIV menjadi penyebab kematian yang jarang terjadi pada wanita hamil.


Diagnosis HIV selama kehamilan

Diagnosis HIV dilakukan dengan mendeteksi antibodi atau antigen spesifik atau keduanya. Tes cepat antibodi HIV-1 didasarkan pada analisis plasma, air liur, darah atau serum melalui alat yang efektif dan memberikan hasil dalam waktu sekitar 20 menit.

Keterbatasan tes antibodi adalah infeksi primer (ketika seseorang terinfeksi untuk pertama kali dan tidak ada antibodi di tubuhnya) dan anak-anak di bawah 18 bulan (karena mereka mungkin masih memiliki antibodi HIV dari ibunya).

Tes HIV cepat Multispot, tes PCR, dapat membantu mengidentifikasi dan membedakan antara infeksi HIV-1 dan HIV-2.

Manajemen dan konseling prekonsepsi

Ini termasuk konseling berdasarkan kebutuhan dan status HIV perempuan yang mencoba atau berencana untuk hamil. Pada pasangan, yang salah satunya HIV-positif dan yang lainnya HIV-negatif, disarankan menjalani terapi antiretroviral untuk mengurangi viral load pada pasangan positif sehingga mereka dapat melakukan hubungan seks tanpa kondom yang efektif, tanpa risiko penularan HIV.

Metode lain adalah inseminasi buatan di mana sperma dimasukkan secara artifisial ke dalam rahim wanita untuk pembuahan. Proses ini berlaku untuk pasangan yang perempuannya HIV-positif dan laki-laki yang HIV-negatif. Jika kedua pasangan positif, mereka disarankan untuk memulai terapi antiretroviral sebelum konsepsi.

Perawatan

Menurut Pedoman Terapi Antiviral Nasional dari WHO, setiap wanita hamil yang terinfeksi HIV harus menerima terapi antiretroviral, terlepas dari viral load dalam tubuh atau tingkat sel darah putih.

Terapi antiretroviral dianggap sebagai salah satu metode pengobatan yang paling efektif untuk mencegah HIV pada bayi baru lahir dan penekanan virus jangka panjang pada ibu. Dalam metode ini, sekitar 20-12 obat antiretroviral digunakan sejak awal pengobatan (sebelum konsepsi) dengan kombinasi dosis tetap. Dengan demikian, kombinasi obat-obatan membantu menurunkan angka morbiditas dan mortalitas.

Bagaimana mencegah HIV selama persalinan?

Wanita hamil yang sedang menjalani terapi antiretroviral disarankan memilih jalan operasi caesar untuk melahirkan bayinya, karena efektif dalam mencegah risiko penularan HIV ke anak. Jika operasi caesar tidak dapat dilakukan karena tidak tersedianya sumber daya atau masalah lain, langkah-langkah yang diperlukan harus diambil untuk menyeimbangkan risiko yang terkait dengan ketuban pecah dini.

Metode yang melibatkan penetrasi ke dalam vagina seperti elektroda spiral kulit kepala harus dihindari untuk mencegah masuknya virus ke janin. Selain itu, episiotomi juga harus dihindari.

Bagaimana mencegah penularan virus selama menyusui?

Insiden penularan HIV setelah melahirkan melalui ASI adalah 40-45 persen. Banyak alternatif aman tersedia untuk mencegah risiko penularan HIV ke bayi baru lahir melalui ASI.

Beberapa metode yang direkomendasikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) adalah memberikan susu formula kepada bayi. Tapi, apabila merasa harga susu formula terlalu mahal, bayi boleh diberi susu sapi yang diencerkan, direbus dan dimaniskan.

AIDS adalah penyakit seumur hidup dan hanya dapat ditekan melalui pengobatan yang efektif. Jika Anda HIV-positif dan berencana untuk hamil, konsultasikan dengan ahli medis untuk rencana terbaik mulai dari konsepsi hingga menyusui dan bahkan seumur hidup.[]


Berita terkait
7 Tips Hidup Sehat dengan HIV
Menjaga kesehatan tubuh dan menjaga rutinitas yang sehat dapat membantu pengidap HIV melawan virus dan jenis infeksi lainnya.
Tips Meningkatkan Sistem Kekebalan Tubuh Pengidap HIV/AIDS
Pada orang dengan HIV, penyakit yang ditularkan melalui makanan cenderung lebih serius dan bertahan lebih lama.
Penanggulangan HIV/AIDS di Sumut Abaikan Penularan yang Potensial
KPAD Sumut abaikan faktor-faktor risiko penularan HIV/AIDS yang potensial sehingga epidemi HIV/AIDS di Sumut bak ‘bom waktu’ ledakan AIDS
0
Penegakan Hukum dalam Proses Peradilan Tindak Pidana Korupsi di Indonesia Kaitan OBSTRUCTION OF JUSTICE
Penegakan hukum dalam proses peradilan tindak pidana korupsi di Indonesia kaitan OBSTRUCTION OF JUSTICE: menghalang-halangi proses peradilan.