Lhokseumawe – Salah seorang pengungsi etnis Rohingya yang terdampar di Pantai Desa Ujung Blang, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, Aceh, meninggal dunia, akibat gejala sesak napas.
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) Pemerintah Kota Lhokseumawe, Marzuki mengatakan, Rohingya yang meninggal itu bernama Khalimah, 21 tahun dan mengalami gejala sesak napas.
“Sebelum meninggal dirinya sempat mengalami gejala sesak napas dan kini sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia, untuk dilakukan visum. Sehingga bisa diketahui apa sebabnya,” ujar Marzuki.
Sementara itu, Humas Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia, Jalaluddin mengatakan, berdasarkan hasil diagnosa, maka imigran Rohingya tersebut mengalami dehidrasi atau kekurangan cairan.
Sebelum meninggal dirinya sempat mengalami gejala sesak napas dan kini sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia.
Bukan hanya itu saja, bahkan paru-parunya penuh dengan cairan dan bisa saja disebabkan karena sudah terlalu lama menempuh perjalanan. Selain itu juga tidak ada ditemukan adanya gejala Covid-19.
“Mereka semuanya sudah dilakukan rapid test dan hasilnya non reaktif. Maka gejala ini tidak ada hubungannya dengan Covid-19, mereka tidak terpapar virus tersebut,” tutur Jalaluddin.
Sebagaimana diberitakan sebelumnya, seorang Imigran Rohingya yang terdampar di Pantai Desa Ujung Blang, Kecamatan Banda Sakti, Kota Lhokseumawe, meninggal dunia. Kini jenazahnya sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Daerah Cut Meutia (RSUCM).
Kepala Bagian Hubungan Masyarakat (Kabag Humas) Pemerintah Kota Lhokseumawe, Marzuki mengatakan, imigran Rohingya yang meninggal itu bernama Khalimah, 21 tahun dan meninggal saat berada di tempat penampungan.
“Saat ini jenazahnya sudah dibawa ke Rumah Sakit Umum Cut Meutia untuk dilakukan visum. Meninggalnya itu tadi sekitar pukul 17.30 WIB, saat berada di tempat penampungan di Desa Meunasah Mee, Kecamatan Muara Dua, Kota Lhokseumawe,” ujar Marzuki. []