Pematangsiantar - Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar mengonfirmasi 10 pegawainya terkonfirmasi positif Covid-19 atau virus corona. Hal itu diketahui usai dilakukanya tracing atau penelusuran kepada sejumlah pegawai.
Kepala Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar dr Ronald Saragih menuturkan 10 pegawainya saat ini sedang dirawat di Rumah Sakit Tentara. Ronald menjelaskan awalnya seorang pegawai Dinas Kesehatan berinisial SS beberapa waktu lalu mengeluh demam tinggi dan harus mendapatkan perawatan medis di Rumah Sakit Tentara.
Ada kesalahan membuka APD. Padahal mereka sudah kita bekali dengan APD tingkat tiga.
"Tapi demam tidak turun kemudian dilakukan swab dan hasilnya terkonfirmasi positif. Setelah itu dilakukan tracing kepada pegawai yang satu ruangan memiliki kontak erat. Hasilnya sejumlah pegawai terkonfirmasi juga positif," ujar Ronald kepada Tagar, Sabtu, 25 Juli 2020.
Baca juga:
- Seorang Dokter di Pematangsiantar Positif Covid-19
- DPRD Pematangsiantar RDP Abaikan Protokol Kesehatan
- Pematangsiantar Masuk Zona Merah Covid-19
Ronald mengatakan indikasi penularan virus Covid-19 pada tenaga medis terjadi akibat kesalahan saat membuka Alat Pelindung Diri (APD) sebagai faktor utama penyebaran Covid-19 pada tenaga medis.
"Ada kesalahan membuka APD. Padahal mereka sudah kita bekali dengan APD tingkat tiga," tutur Ronald.
Ronald merincikan tenaga medis tertular virus Corona terdiri dari 10 pegawai Dinas Kesehatan, dua pegawai Puskesmas Kartini, dua dari RSUD dr Djasamen Saragih dan tiga dari rumah sakit swasta.
"Kurang lebih ada 17 orang tenaga kesehatan yang terkonfirmasi. Saya juga akan isolasi diri, hal ini karena salah satu pegawai yang positif sempat kontak dengan saya" tutur Ronald.
Wakil Ketua Komisi I DPRD Boy Warongan menyayangkan terjadinya human eror sebagai faktor utama terjangkitnya penyebaran virus Corona pada tenaga medis.
"Sesuai keterangan Dinkes ada kesalahan yang menyebabkan terpaparnya pegawai kesehatan. Itu sangat kita sayangkan.
Menurut Boy, sebagai garda terdepan penanganan Covid-19, Dinkes harus memaksimalkan kinerjanya agar kesalahan tidak berulang.
"Human error itu bisa terjadi karena faktor kesalahan. Bisa saja kelalaian pribadi atau pun pengorganisasian dari Dinkes sendiri yang kurang maksimal," tutur Boy.
"Ke depanya agar ini jadi pembelajaran. Agar setiap kesalahan dapat diminimalisir agar tenaga medis sebagai garda terdepan tidak tumbang akibat kesalahan dalam menjalankan prosedur penanganan Covid-19," ucap Boy. []