Penjelasan Pemprov Soal Aceh Provinsi Termiskin di Sumatera

T. Ahmad Dadek menilai kenaikan angka kemiskinan di Aceh harus dilihat dari kondisi secara nasional dan dalam perspektif pandemi Covid-19.
Baina, 22 tahun tampak sedang memasak nasi di rumahnya di Desa Belukur, Kecamatan Rundeng, Kota Subulussalam, Aceh. Ia bersama abangnya tinggal berdua di rumah reot 4 x 5 meter peninggalan ayahnya. (Foto: Tagar/Dok ACT Aceh)

Banda Aceh - Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Aceh mencatat jumlah penduduk miskin di Aceh pada September 2020 bertambah sebanyak 19 ribu orang atau 833,91 ribu dibanding Maret 2020 yang sebesar 814, 91 ribu orang.

"Penduduk miskin di Aceh pada September 2020 sebesar 15,43 persen, naik 0,44 poin dibanding Maret 2020 yang sebesar 14,99 persen," kata Kepala BPS Aceh Ihsanurrijal di Banda Aceh, Senin, 15 Februari 2021.

Menurut Ihsanurrijal selama periode Maret-September 2020, persentase penduduk miskin di daerah perdesaan dan perkotaan mengalami kenaikan di Aceh.

Menanggapi hal itu, Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda) Aceh, T. Ahmad Dadek menilai kenaikan angka kemiskinan di Aceh harus dilihat dari kondisi secara nasional dan dalam perspektif pandemi Covid-19.

Persentase penduduk miskin Indonesia per September 2020 adalah 10,19 persen, lebih tinggi 0,97 poin jika dibandingkan terhadap September 2019 yang sebesar 9,22 persen.

“Sedangkan jumlah penduduk miskin telah meningkat menjadi 27,55 juta jiwa, atau meningkat sebanyak 2,76 juta jiwa dari September 2019 yang tercatat 24,79 juta jiwa, Aceh termasuk di dalamnya walaupun naik sebesar 0,44 poin dibandingkan dengan kenaikan nasional sebesar dari 9,22 % menjadi 10,19% atau naik 0,93 poin,” ujar Ahmad Dadek dalam keterangan diterima Tagar, Jumat, 19 Februari 2021.

Dadek mengatakan, para pihak harus menyadari bahwa kondisi pandemi Covid-19 telah memberikan dampak besar bagi perekonomian Indonesia dan Aceh khususnya.

“Para pengkritik harus sadar kita berada di masa pandemik di mana pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan dan berbagai kendala yang ditimbulkan. Mulai tidak lancarnya mobilitas ekonomi, sampai dengan dibatasinya aktivitas masyarakat,” ujar Dadek.

Saat ini, kata Dadek, persentase penduduk miskin Aceh pada September 2020 sebesar 15,43 persen, atau naik 0,44 poin dibanding Maret 2020 yang sebesar 14,99 persen.

Para pengkritik harus sadar kita berada di masa pandemik di mana pertumbuhan ekonomi mengalami penurunan dan berbagai kendala yang ditimbulkan.

Sedangkan jumlah penduduk miskin Aceh pada September 2020 sebanyak 833,91 ribu orang, bertambah 19 ribu orang dibanding Maret 2020 yang sebesar 814, 91 ribu orang.

Dadek menjelaskan, saat ini Pemerintah Aceh terus berupaya bertahan di tengah kondisi pandemi yang berdampak pada terpuruknya perekonomian daerah. Meskipun kenaikan angka penduduk miskin Aceh masih di bawah nasional, kata Dadek, Pemerintah Aceh terus melakukan upaya peningkatan perekonomian masyarakat terutama di tahun 2021 ini.

“Namun kita akui, harus bekerja lebih keras lagi tahun 2021 ini,” kata Dadek.

Dadek menjelaskan, tahun 2021 Pemerintah Aceh memiliki total anggaran sebesar Rp, 9.384 T, yang terdiri dari APBA Rp. 8.058 T, APBN 1.285 dan CSR 41 M. Dana tersebut akan digunakan untuk meningkatkan kemajuan di berbagai sektor dan diharapkan akan berdampak pada penguatan ekonomi.

“Total anggaran ini belum masuk Dana TP dan Tekon 2021, Dana Desa dan APBD Kab/kota,” katanya.

Dadek juga berharap agar Dana Desa juga difokuskan untuk pemberdayaan ekonomi terutama dalam menghadapi pandemi Covid-19 2021 sambil menunggu proses vaksinasi sehingga pandemi ini berakhir.

Dadek juga menyatakan, Pemerintah Aceh akan merangsang sektor swasta dan UMKM agar dapat bangkit di tahun 2021 ini. Sehingga pelaku UMKM bisa lebih tahan dan kreatif dalam mempertahankan keberlangsungan bisnisnya.

Tingginya Angka Kemiskinan Aceh Tak Bisa Disamakan dengan Daerah Lain

Dalam penjelasannya, Dadek juga menjelaskan bahwa isu kemiskinan di Aceh berbeda dengan daerah lain di Indonesia. Kemiskinan di Aceh, kata Dadek, meningkat tajam saat tahun 2000 sampai 2004 karena konflik bersenjata dan tsunami yang memporak porandakan Aceh pada saat itu.

“Tahun 2020 angka kemiskinan kita 15,20 dan tahun 2021 ini 15,43%, ini artinya Aceh tidak bisa disamakan dengan daerah lain dan harus bekerja keras dua kali lipat,” ujarnya.

Baca juga: 

Dadek juga mengatakan, secara nasional Indonesia juga terus bekerja keras mempertahankan pertumbuhan ekonomi dan penurunan angka kemiskinan di tengah pandemi Covid-19.

Angka kemiskinan Indonesia juga disebut meningkat dari 9,22 % menjadi 10,19% atau naik 0,93 poin.

“Sedangkan Aceh 2019 angka kemiskinan Aceh 15,01 % tahun 2020 menjadi 15,43% dalam hal ini naik sebesar 0,42%, masih rendah dibandingkan dengan kenaikan secara nasional yang mencapai 0,93 poin,” ujar dia. []

Baca juga: 

Berita terkait
5.777 Nakes di Banda Aceh Telah Disuntik Vaksin Covid-19
Sebanyak 5.777 Tenaga Kesehatan (Nakes) di Kota Banda Aceh, Aceh telah disuntik vaksin Sinovac.
Nelayan di Aceh Singkil Tewas Diterkam Buaya
Seorang nelayan di Kabupaten Aceh Singkil dilaporkan tewas setelah diterkam buaya.
Kronologi Pembunuhan Sadis Ibu dan Anak di Aceh
Dalam waktu 35 jam polisi berhasil menangkap pelaku pembunuhan ibu dan anak di Desa Simpang Jernih, Kabupaten Aceh Timur, Aceh.