Penimbun Semarang Jual Masker 9 Kali Harga Normal

Polisi Jawa Tengah meringkus tiga warga Semarang yang menimbun masker dan antiseptik. Produk itu selanjutnya dijual dengan harga tinggi.
Barang bukti masker dan antiseptic hasil pemimbunan warga Semarang yang diamankan polisi Jawa Tengah. Penimbunan memicu kelangkaan, membuat harga jual masker dan antiseptic melambung tinggi. (Foto: Tagar/Sigit Aulia Firdaus)

Semarang - Kepolisian Daerah (Polda) Jawa Tengah meringkus komplotan penimbun masker dan produk antiseptik asal Kota Semarang. Dari hasil pemeriksaan, mereka menjual barang tersebut hingga sembilan kali lipat dari harga pasaran.

Ada tiga penimbun masker dan antiseptik berbentuk gel yang telah ditetapkan sebagai tersangka. Mereka berinisial AK, 45 tahun dan AU, 45 tahun warga Kecamatan Semarang Timur. Satu tersangka lagi, M, 24 tahun, penduduk Kecamatan Genuk. Mereka diciduk tanpa perlawanan di kediaman masing-masing pada Selasa, 3 Maret 2020.

Mereka menjual masker Rp 270 ribu per kotak, padahal harga normalnya hanya Rp 30 ribu.

Dari penangkapan tersebut, polisi berhasil mengamankan barang bukti sebanyak 4.000 masker dan 208 botol antiseptik yang belum terjual. "Mereka menjual masker Rp 270 ribu per kotak, padahal harga normalnya hanya Rp 30 ribu," kata Kepala Bidang Humas Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Iskandar Fitriana Sutisna, di Markas Polda Jawa Tengah, di Jalan Pahlawan No 1, Semarang, Rabu, 4 Maret 2020.

Iskandar menuturkan ketiga tersangka sudah menjalankan aksinya sejak Februari 2019. Selama sebulan, mereka telah berhasil menjual 30 kardus dengan isi 1.200 masker. "10 kardus berisi 4.000 masker ini merupakan barang yang belum terjual," ujar dia.

Atas tindakannya, AK, AU, dan M disangka melanggar Undang-Undang Perdagangan dan Undang-Undang Perlindungan Konsumen dengan ancaman hukuman lima tahun penjara.

Di tempat yang sama, Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Jawa Tengah Komisaris Besar Budi Haryanto mengatakan para tersangka penimbunan dan penjual produk alat kesehatan itu merupakan satu jaringan. "Jadi mereka membeli barang secara online, kemudian juga menjual secara online. Mereka saling memasok," ungkapnya.

Saat ini, pihaknya sedang mengembangkan kasus tersebut. Menurutnya, masih banyak pelaku yang masih bebas berjualan dan meraup keuntungan dari ketakutan masyarakat terhadap virus corona.

"Kami akan terus melakukan operasi cyber. Ada lebih dari lima laporan masyarakat yang akan kami tindaklanjuti," ujar dia.

Budi menambahkan adanya penimbunan masker, di sejumlah wilayah di Jawa Tengah, mulai dari Kabupaten Kendal sampai Kabupaten Brebes mengalami kelangkaan ketersediaan masker. Kalaupun ada, harganya dibanderol selangit. Bahkan ada yang menjual dengan harga hingga Rp 500 ribu per kotaknya, jauh di atas harga standar yang hanya Rp 30 ribu per kotak.

"Brebes, sampai Kendal sudah hampir tidak ada barang-barang ini. Karena jauh hari sudah ditimbun oleh oknum. Tolong dihentikan. Kasihan masyarakat. Kami akan terus memburu pelaku yang melakuakan penimbunan," ucapnya. [] 

Baca juga: 

Berita terkait
Masker Langka di Kota Cirebon
Kelangkaan masker di Kota Cirebon, terjadi setelah munculnya isu virus Corona yang menyerang dua warga Depok, Jawa Barat
Polisi Tangkap Penimbun Masker di Tangerang
Penimbun masker di gudang PT MJP Cargo di Kecamatan Neglasari, Kota Tangerang, Banten, diamankan polisi, 3 merk masker Remedi, Volca dan Will Best
Semarang Kehabisan Masker Antivirus Corona
Sejumlah apotek di Kota Semarang kehabisan masker antivirus corona N95. Habisnya masker itu diduga terkait dengan isu mewabahnya virus corona.