Pengamat Sebut Penanganan Corona di Indonesia Kacau

Penanganan virus corona atau Covid-19 di Indonesia dinilai sangat kacau, sehingga harus dilakukan evaluasi secara menyeluruh.
Tenaga medis Puskesmas Gedongtengen, Kota Yogyakarta membuat alat pelindung diri dari jas hujan dengan penutup muka berbahan mika (Foto: Dok Pribadi/Tagar/Evi Nur Afiah).

Lhokseumawe – Penanganan virus corona atau Covid-19 di Indonesia dinilai sangat kacau, sehingga harus dilakukan evaluasi secara menyeluruh, agar bisa jumlah penderita yang mengidap virus tersebut tidak membeludak.

Pengamat Kebijakan Publik Aceh Nasrul Zaman mengatakan, hal tersebut terbukti di saat jumlah kasus yang dikeluarkan oleh Kementerian Kesehatan, berbeda hasilnya dengan data yang dimiliki oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB).

“Persoalan data merupakan persoalan yang sangat krusial, bagaimana bisa hasil datanya berbeda. Maka menurut saya ini sangat kacau sekali penanganannya, data itu merupakan sebagai pedoman,” ujar Nasrul Zaman, senin, 6 April 2020.

Nasrul menambahkan, persoalan lainnya yang termasuk kacau adalah tindakan terhadap pasien Orang Dalam Pengawasan (ODP), yang hanya melakukan karantina dirinya sendiri dirumah.

Seharusnya apabila ada pasien ODP, maka tim dari puskesmas setempat harus memberiksa dan memberikan laporan tentang perkembangan kesehatannya setiap hari, bukan malah ketika statusnya berubah menjadi Pasien Dalam Pemantauan (PDP) baru dilakukan penindakan.

Persoalan data merupakan persoalan yang sangat krusial, bagaimana bisa hasil datanya berbeda. Maka menurut saya ini sangat kacau sekali penanganannya, data itu merupakan sebagai pedoman.

“Coba bayangkan saja sekarang, kalau ada pasien ODP maka tidak dicek kesehatannya secara rutin, hanya saja disuruh tinggal dirumah dan tidak boleh keluar, tapi pengecekan kesehatan secara rutin tidak dilakukan,” tutur Nasrul.

Kemudian, belum lagi saat sekarang persoalan Alat Pelindung Diri (APD) yang masih belum memadai, bahkan masih ada sejumlah rumah sakit yang masih sangat membutuhkan APD tersebut.

Persoalan APD masih harus menunggu dari Pemerintah Pusat, sehingga membutuhkan waktu yang lama untuk didistribusi ke seluruh daerah-daerah di Indonesia, maka harus ada alternatif lainnya.

“Persoalan APD itu tidak kalah pentingnya juga, bagaimana mau menangani pasien yang positif mengidap virus corona, tapi APD nya tidak memadai,” kata Nasrul Zaman. []

Berita terkait
Lagi Corona, Sepasang PNS Digerebek Mesum di Aceh
Diduga mesum, sepasang Pegawai Negeri Sipil (PNS) digerebek warga di Pidie, Aceh.
Jalur Rawan Masuk TKI Ilegal di Aceh Saat Corona
Polisi Aceh Timur melakukan patroli dijalur perairan yang rawan masuknya Tenaga Kerja Indonesia (TKI) Ilegal untuk mencegah corona.
Update Corona Aceh: 3 Sembuh, ODP Terus Bertambah
Jumlah Orang Dalam Pemantauan (ODP) virus corona atau Covid-19 terus bertambah hingga berjumlah 1.228 kasus di Aceh.
0
Serangan ke Suharso Monoarfa Upaya Politik Lemahkan PPP
Ahmad Rijal Ilyas menyebut munculnya serangan yang ditujukan kepada Suharso Manoarfa merupakan upaya politik untuk melemahkan PPP.