Jakarta - Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas mengatakan bahwa isi dari pidato yang disampaikan oleh Ketum Demokrat AHY merupakan bahan untuk introspeksi dirinya sendiri.
Pidato tersebut berisikan mengenai anak muda yang tidak boleh dimanja, apalagi disiapkan karpet merah.
Fernando Emas mengatakan bahwa bukankah isi dari pidato tersebut merupakan cerminan dari diri AHY sendiri, dan jika bukan, Fernando meyakini AHY tidak akan menjadi orang nomor satu di partai tersebut.
- Baca Juga: Fernando EMaS: Jokowi Sibuk Kerja, Harap Jangan Nyinyir
- Baca Juga: Fernando: AHY Fokus Saja Hadapi Gugatan KLB Deli Serdang
- Baca Juga: Fernando Emas: Demokrat KLB Harus Bisa Buktikan di PTUN
- Baca Juga: Pengamat: Bak Lagu Lama, PDIP dan Demokrat Saling Sindir
“Bukankah AHY merupakan anak manja yang diberikan karpet merah pada Kongres Partai Demokrat ke-IV yang diselenggarakan pada tahun 2020 lalu sehingga menjadi Ketua Umum? Kalau tidak diberikan karpet merah pada AHY, saya yakin tidak akan menjadi Ketum Partai Demokrat dan tidak akan ada KLB di Sibolangit," kata Fernando Emas.
Fernando juga merespon terkait dengan isi pidato AHY yang menyinggung berimajinasi tanpa arah. Fernando mengatakan jika AHY tidak mau seperti apa yang telah ia katakan, maka AHY harus memiliki pengalaman dan menjadi calon legislatif terlebih dahulu pada pesta demokrasi 2024 mendatang.
“AHY juga mengatakan dalam pidatonya mengenai berimajinasi tanpa arah. Kalau AHY tidak mau berimajinasi tanpa arah, sebaiknya mempersiapkan diri menjadi pemimpin nasional dengan berbekal pengalaman. Sebaiknya pada pemilu tahun 2024 yang akan datang AHY menjadi salah satu calon legislatif," lanjutnya.
Selain itu, Fernando Emas menyarankan AHY untuk mengikuti jejak adiknya yang dinilai sudah memiliki pengalaman politik yang lebih banyak dan matang, serta mempelajari sepak terjang ayahnya yang melalui proses politik secara bertahap dari awal.
“Sebaiknya belajar dari adiknya yang sudah hampir tiga periode menjadi anggota DPR namun belum menganggap siap menjadi Ketum Partai Demokrat sehingga tidak ikut mencalonkan diri pada Kongres Partai Demokrat 2020 yang lalu apalagi berpikir untuk ikut capres atau belajar kepada SBY yang terlebih dahulu menuntaskan kariernya di TNI kemudian menjadi menteri pada era Megawati sebelum memutuskan ikut pilpres pada tahun 2004 yang lalu," ujarnya.
(Bariq Yonanda)