Jakarta - Direktur Rumah Politik Indonesia Fernando Emas mengatakan aksi saling sindir yang dilakukan dua partai politik, yaitu Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) dan Demokrat bak lagu yang sering kali diputar ulang.
Menurutnya, kurang tepat dua partai politik tersebut saling sindir, melihat PDIP sebagai partai penguasa yang seharusnya berkonsentrasi dalam menangani pandemi yang berlangsung di Tanah Air.
Ia mengatakan, dengan memunculkan pernyataan tersebut dapat memancing kerusuhan dan sebaiknya Partai Demokrat jangan terlalu ambil pusing perihal itu.
Sekarang yang harus dipikirkan PDIP dan Demokrat juga partai politik lainya bagaimana membuat sistem pemilu agar semakin minim untuk bisa dilakukan perbuatan kecurangan.

“Hal-hal yang tidak perlu dikomentari seharunya tidak perlu diperpanjang. Cukup sebenarnya demokrat meminta Hasto memiliki bukti atau data, silahkan dibuka kalau memang ada kecurangan itu. Apalagi mereka inipun jadi partai penguasa sangat bisa untuk membongkar kecurangan yang dilakukan oleh pemerintah masa lalu yang dituduhkan Hasto,” ujar Fernando dalam wawancara di kanal YouTube Tagar TV, Kamis, 26 Agustus 2021.
Fernando juga mengatakan, jika melihat dari sistem pemilu di Indonesia sangat memungkinkan di setiap pemilu pasti ada kecurangan bukan hanya pemilu 2009. Hampir dari semua pemilu pasti terjadi manipulasi, seperti pemilu yang lalu pihak lawan Jokowi juga menuduhkan seperti itu.
- Baca Juga: Pengamat: Dari 5 Hanya 3 Kongres Demokrat yang Demokratis
- Baca Juga: Ketum AHY: Kita Harus Bantu Krisis, Bukan Hanya Kritik
“Sekarang yang harus dipikirkan PDIP dan Demokrat juga partai politik lainya bagaimana membuat sistem pemilu agar semakin minim untuk bisa dilakukan perbuatan kecurangan, jadi bukan saling berdebat dihadapan publik sehingga membuat kisruh di publik apalagi saat ini presiden dan masyarakat disibukan dengan pandemi,” ucapnya.
Sebelumnya, Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto menyinggung Pemilu 2009 saat pertemuan dengan Sekjen Partai Gerindra. Hasto menyebut, pada Pemilu 2009 ada pihak yang menghalalkan segala cara untuk memenangkan Pemilu.
Pertemuan PDIP dan Partai Gerindra menjadi perhatian pengamat politik. Sebab dalam pertemuan itu, Sekretaris Jenderal PDIP Hasto Kristiyanto menyinggung nostalgia kedua partai ini dalam mengalami kecurangan Pemilu 2009. Pernyataan Hasto itu dinilai menuding SBY curang.
- Baca Juga: Pengamat: Deklarasi Dukung Ganjar Strategi Marketing PDIP
- Baca Juga: Saran Pengamat untuk PDIP Jika Ingin Sukses di 2024
Dalam pertemuan tersebut, Sekjend Hasto Kristiyanto awalnya basa-basi menyampaikan pertemuan tersebut. Selanjutnya Hasto mengatakan pertemuan kedua parpol ini mengingatkan nostalgia koalisi PDIP dan Gerindra dalam Pilpres 2009 yang mengusung Megawati Prabowo sebagai pasangan capres cawapres. Nah kemudian Hasto menyinggung kecurangan Pemilu 2009 yang dirasakan oleh koalisi ini.
Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara DPP Partai Demokrat Herzaky Mahendra Putra justru balik menyindir dan menyebut yang bermasalah ada Pemilu 2019, bukan pemilu 2009.
Herzaky menyebut, contoh kecurangan Pemilu 2019 tercermin pada kasus kader PDIP Harun Masiku. Tak hanya itu, Herzaky juga menyinggung kasus korupsi bansos yang dilakukan kader PDIP yang juga Menteri Sosial Juliari Batubara.
(Azzahrah Dzakiyah Nur Azizah)