Penderita HIV/AIDS di Aceh Capai 854 Kasus

Penderita HIV/AIDS di Provinsi Aceh terus mengalami peningkatan dalam kurun waktu 2004 hingga Juli 2019, tercatat 854 penderita HIV/AIDS.
Ilustrasi. (Foto: Pixabay)

Banda Aceh - International Motivator Association of Indonesia (IMAS) mencatat, jumlah penderita Human Immunodeficiency Virus (HIV) atau Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS) di Provinsi Aceh terus mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Dalam kurun waktu 2004 hingga Juli 2019, tercatat 854 penderita HIV/AIDS di Tanah Rencong.

“Di Aceh lebih banyak tertular dari pasangan, free seks kasusnya lebih ke empat persen, tetapi lebih banyak yang terinfeksi dari pasangannya (suami-istri), itu jumlah terakhir 854 orang dari 2004 sampai Juli 2019,” kata Restiana, perwakilan dari IMAS saat melakukan pertemuan dengan gugus tugas tentang pembinaan dan pemberdayaan penyandang HIV/AIDS di Aula Dinas Sosial Aceh, Kamis 21 November 2019.

Restiana menjelaskan, dari angka 854 orang itu ada yang sudah meninggal. Namun, pihaknya tidak tahu persis berapa jumlahnya. Umumnya, penderia HIV/AIDS di Aceh terdeteksi pada ibu hamil, karena saat kehamilan mereka diwajibkan tahapan melakukan tes tersebut.

Perhatian orang tua khususnya dalam pengawasan anak kurang, sehingga anak-anak sudah mencoba melakukan seks dini.

“Ibu hamil ini kebanyakan tertular dari suami mereka sendiri, jadi seperti kita tahu, HIV ini menular, jadi suami (yang terkena HIV/AIDS akibat hubungan dengan wanita lain) menularkannya ke istri,” ujar Restiana.

Menurut dia, jumlah penderita HIV/AIDS di Aceh bisa saja melampaui jumlah 854 itu. Sebab, pemeriksaan yang dilakukan Dinas Kesehatan atau pihak terkait lainnya masih terbatas. Selama ini, masyarakat masih menganggap tabu terkait penyakit menular itu.

“Harapan kita semua masyarakat, HIV ini cepat terdeketsi, jangan sampai waktu sudah AIDS, kalau HIV kan masih bugar seperti kita, kalau AIDS kita sudah stadium empat,” katanya.

Dia menambahkan, selain melalui hubungan seks, HIV/AIDS juga dapat tertular melalui alat cukuran rambut yang pernah digunakan oleh penderita penyakit itu.

“Bekas pisau yang dipakai untuk mengkerok rambut penderita HIV kemudian dipakai oleh orang lain, di situlah bisa tertular, ada ditemukan kasus seperti itu,” ujar Restiana.

Dinsos AcehPertemuan gugus tugas tentang pembinaan dan pemberdayaan penyandang HIV/AIDS di Aula Dinas Sosial Aceh, Banda Aceh, Kamis 21 November 2019. (Foto: Tagar/Muhammad Fadhil)

Sementara, Ratnawati, pengelola HIV/AIDS di Dinas Kesehatan Aceh mengatakan, ada beberapa faktor yang menyebabkan meningkat jumlah penderita HIV/AIDS di provinsi tersebut, antara lain lemahnya pendidikan agama dan kurangnya pengawasan dari orang tua.

“Di Aceh itu saya lihat terlalu bebas, perhatian orang tua khususnya dalam pengawasan anak kurang, sehingga anak-anak sudah mencoba melakukan seks dini,” ujar Ratnawati.

Selain para remaja, kata dia, penderita HIV/AIDS juga kerap mendera orang tua, khususnya mereka yang melakukan hubungan dengan pasangan bukan muhrim. Setelah terjangkit penyakit tersebut, lalu ditularkan ke istrinya saat melakukan hubungan badan.

“Bukan remaja saja, orang yang sudah berkeluarga pun melakukan hubungan seks, dengan bukan muhrimnya, sehingga tertular,” ujar dia.[]

Berita terkait
Anggaran Transfer Dana Desa Aceh Naik Rp 844 Miliar
Alokasi Anggaran Transfer ke Daerah dan Dana Desa tahun 2020 di Aceh adalah sebesar Rp 37,17 triliun.
Harapan Korban Konflik Aceh Dapat Pekerjaan Layak
192 keluarga korban konflik Aceh memberi kesaksikan di hadapan Komisi Kebenaran dan Rekonsiliasi (KKR) Aceh
Pukul Kades, Kepala Dinas di Aceh Disidang
Kasus penganiayaan kepala dinas terhadap kepala desa di Banda Aceh, Aceh menjalani sidang lanjutan di pengadilan Banda Aceh.
0
Video Jokowi 'Menghadap' Megawati Sangat Tidak Elok Dipertontonkan
Tontonan video Presiden RI Joko Widodo (Jokowi) yang sedang bertemu dengan Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarno Putri, sangat tidak elok.